Serangan Hamas Terhadap Israel, Menunjukan Wajah Asli AS?





Oleh Yusriani Rini Lapeo, S.Pd.
Pemerhati Sosial dan Anggota Muslimah Media Jakarta


"Orang-orang Magrib (Syam) akan terus nampak di atas kebenaran hingga datang hari kiamat". (HR. Muslim nomor 3551 versi Al Alamiyah dan nomor 1925 versi Syarah Sahih)

Setelah perang Palestina-Israel berlangsung selama beberapa dekade, kini akhirnya Israel mendapatkan hantaman keras dari pasukan Hamas. Pasalnya Pasukan Hamas berhasil menembus sampai di perbatasan Gaza hingga mengambil alih tank milik tentara Israel.

Dari siaran pos-pos militer Israel melaporkan bahwa pertempuran yang terjadi dari hari sabtu hingga minggu sore mengakibatkan 800 warga dan 26 tentaranya tewas, sementara 2.400 terluka, dan sedikitnya 300 orang warga Palestina juga tewas imbas serangan balik Israel hingga Minggu malam.

Dari peristiwa demikian sontak saja menuai kritikan dan protes keras dari bangsa sekutu seperti AS. Dalam pidato menhan Lloyd Austin menyatakan dukungan terhadap Israel dan berjanji akan memberi dukungan sepenuhnya untuk melawan Palestina. Bukan saja itu saja, ia juga menyebut bahwa Hamas adalah teroris yang telah membunuh banyak warga sipil Israel.

Disisi lain seperti Rusia justru menyeru  perdamaian antara Palestina-Israel, dan mendukung sepenuhnya kemerdekaan atas palestina. Pun dukungan dan doa  juga tak luput dari seluruh kaum muslimin untuk tentara Hamas dan kaum muslimin di Palestina.

Kendati demikian ada beberapa benang merah yang dapat ditarik dari serangan Palestina terhadap Israel ini. Pertama, bahwa setidaknya dunia telah memperlihatkan  betapa besarnya pengaruh dan dukungan AS kepada Israel dalam membumihanguskan kaum muslimin di Palestina.

Kedua, arogansi barat terhadap kaum muslimin di Palestina terbukti saat AS memberi dukungan dan memutar balikan fakta dengan menyatakan bahwa Hamas adalah teroris. 

Sementara di balik isu teroris baratlah yang memegang kendali atasnya. Sebagai bukti dalam debat Capres antara Donald Trump dan Hillary Clinton yang mengungkap isu ISIS dan teroris buatan AS tujuh tahun yang lalu. Atas semua itu AS tak tanggung-tanggung mengeluarkan dana demi mendukung Israel dan sekutunya dalam memerangi kaum muslimin di wilayah Timur Tengah.

Sementara itu hanya segelintir kaum muslimin yang memberikan dukungan kepada Palestina, paradigma nasionalisme telah tertancap dalam tubuh pemimpin-pemimpin negeri muslim sehingga menjadi sekat untuk melindungi bangsa Palestina.

Hubungan bilateral juga telah menjadi penyebab diamnya para pemimpin negeri muslim. Mereka diam meski mempunyai mulut untuk bicara, mereka tuli padahal mereka mempunyai telinga untuk mendengar, dan mereka kaku sementara mereka punya tangan untuk menolong, mereka bungkam dan tunduk kepada negara adidaya AS.

Sejarah mencatat kejahatan kafir barat dan Israel atas Palestina. Besarnya korban jiwa terhadap Israel saat ini tidak sepadan dengan kejahatan yang mereka lakukan kepada kaum muslimin disana. Harta, hak, bahkan nyawa telah mereka renggut dari tanah Palestina, tak peduli kepada wanita, anak-anak, maupun orang tua. Belum lagi kasus kejahatan yang tidak diungkap oleh media hingga Playing Victim yang mereka lakukan seolah Israel adalah korban. 

Bagaimanapun Palestina adalah korban kebengisan Israel dibawah kendali AS, patutlah kemudian kita menyerukan dukungan kemenangan terhadap Palestina tanpa menunggu persetujuan PBB.

Islam Memandang

Palestina adalah negeri pilihan Allah. Allah tumbuhkan orang-orang hebat di sana para hafizullah, mereka kuat dan istimewah. Demi kemuliaan Islam mereka rela mempertaruhkan nyawa, kehilangan harta dan tempat tinggal pun menjadi suatu kesyukuran kaum muslimin atas keberadaan para militan Hamas dan tentara mujahidin disana. 

Dalam berbagai riwayat Palestina mendapat julukan Al Qodhi maksudnya dengan ahlul al ghorbi adalah orang-orang atau penduduk yang kuat, hebat, tegas, serta memiliki kesabaran serta kemandirian terhadap segala sesuatunya.

Selain itu Palestina adalah tanah yang diberkahi Allah, sampai-sampai para malaikat membentangkan sayapnya. Pun Pada zaman Rasulullah Palestina disebut sebagai negeri Syam, menjadi salah satu tempat terbaik untuk umat Islam. 

Indonesia adalah salah satu negeri muslim yang sangat mendukung kebebasan Palestina, berbagai sumbangsi harta dan tenaga telah membantu dalam hal pemenuhan pangan disana pasca serangan Israel yang mengakibatkan banyaknya penduduk muslim yang kehilangan tempat tinggal.

Kendati demikian, Palestina tetap membutuhkan doa kita dan bantuan kekuatan militer dari para penguasa negeri-negeri muslim. Pentingnya kita menyebarkan dakwah kepada para pemimpin dan penguasa muslim, agar sadar akan tanggung jawabnya terhadap saudaranya meski suka atau tidak suka.

Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan berkata, “Saya mendengar Rasulullah  “Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang menegakkan agama Allah, orang-orang yang memusuhi mereka maupun tidak mau mendukung mereka sama sekali tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka. Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan Allah.” Malik bin Yakhamir menyahut: Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa mereka berada di Syam.” Mu’awiyah berkata, “Lihatlah, ini Malik menyebutkan bahwa ia telah mendengar Mu’adz bin Jabal mengatakan bahwa kelompok tersebut berada di Syam.”

Hadis diatas menunjukkan bahwa Allah akan benar-benar memberi pertolongan bagi hamba-hambanya yang beriman atas segala daya dan upaya dalam hal menegakkan Agama Allah, meski tanpa bantuan dan dukungan siapapun, dan apapun yang menimpa Israil hingga sampai hari ini, adalah korelasi dari serangan mereka tempo hari terhadap Palestina. Bagaimanapun konflik Israel -Palestina tidakkan selesai kecuali dengan khilafah, dengan khilafah segala sesuatu penindasan terhadap kaum muslimin pasti dituntaskaan. Maha suci bagi Allah yang selalu melindungi dan menjaga negeri Syam. Wallahualam bisawab. []

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak