Rasulullah SAW Uswatun Hasanahku




Oleh: Ai Hamzah



Euforia umat dalam rangka maulid nabi tampak begitu bersemangat. Hampir di setiap mesjid atau majelis melaksanakan maulid nabi dengan berbagai ritual. Mulai dari memasak atau menyiapkan makanan untuk dibagikan setelah rangkaian ritual tertentu, mengundang ulama yang terkenal atau bahkan ritual yang biasa dilakukan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, tradisi Ngalungsur Pusaka adalah prosesi upacara ritual di mana barang-barang pusaka peninggalan Sunan Rohmat (Sunan Godog/Kian Santang) dibersihkan dengan air bunga dan digosok dengan minyak wangi supaya tidak berkarat.

Begitulah kemeriahan umat tatkala maulid tiba. Mereka menganggap inilah bentuk kecintaan kepada Rosulullah SAW. Bagi mereka cukuplah dengan mengikuti acara maulid untuk berdoa bersama dengan membacakan sholawat. Sehingga merekapun berbondong-bondong menghadiri acara peringatan maulid nabi dari majelis ke majelis atau dari mesjid ke mesjid.

Sungguh kondisi saat ini membuat umat dicukupkan dengan hanya memperingati nabi dari tahun ke tahun. Sesaat setelah itu umat pun larut kembali dalam urusan dunia yang semu. Lenyap seketika semangat maulid bersamaan dengan berlalunya bulan robbiul awal. Tanpa bekas hilang bak ditelan bumi. Sungguh sayang... kecintaan semu hanya sebatas ucapan saja.

Padahal Allah menciptakan pada diri Rosulullah SAW itu adalah tauladan yang baik. Allah mengutus Rosulullah SAW dengan sempurna. Dengan membawa dinul Islam sebagai risalah yang paripurna. Dibawanya umat dari jaman kegelapan yaitu jahiliah kepada jaman yang terang benderang yaitu dinul Islam. Sehingga sampai saat ini umat merasakan bagaimana nikmatnya iman dan Islam.

Sebagaimana Allah SWT berfirman;


لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya: Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah. (QS Al Ahzab 21)


قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ


Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (Ali Imran, 31).

Maka bukti kecintaan Rasulullah Saw yaitu dengan mengikuti apa yang sudah dibawa oleh Rosulullah.

لَوْ كَانَ حُبُّكَ صَادِقاً لأَطَعْـتَهُ إنَّ المُحِبَّ لمَنْ يُحِبُّ مُطِيْعُ

“Andai saja cintamu benar (tulus), pasti kamu akan menaatinya. Karena orang yang mencintai itu pasti akan menaati siapa yang dia cintai.”

(Imam Asy-Syafi'i)

Dengan demikian agar terus mebuncah kecintaan kepada Baginda Rasulullah Saw, maka sudah sepatutnya sebagai umatnya senantiasa;
1. Sering menyebut dan mendoakan beliau, dengan bersholawat.
2. Rindu sekali ingin berjumpa dengan beliau, dengan mengazamkan diri untuk berziarah ke makam Rosulullah SAW.
3. Mencintai siapa saja yang dicintai Nabi saw., seperti keluarga, sahabat Anshar dan Muhajirin. Memusuhi siapa saja yang memusuhi mereka. Membenci siapa saja yang membenci mereka. Sebabnya, siapa saja yang mencintai sesuatu, maka dia pasti akan mencintai siapa saja yang dia cintai.
4. Mencintai Al-Qur’an dan Sunnah yang beliau bawa. Dengan menuntut ilmu dan senantiasa mengamalkannya, bahkan menyampaikannya kembali (dakwah) amar makruf nahi mungkar.

Sehingga maulid dijadikan sebagai momentum untuk menjadikan Rosulullah SAW sebagai Uswatun Hasanah. Senantiasa dalam kehidupan menjadikan sosok Muhammad Saw sebagai suri tauladan yang baik dalam kehidupan. Yang membangkitkan umat Islam menuju kehidupan yang hakiki. Yaitu kehidupan Islam yang penuh dengan Rahmat Allah SWT.

Wallahu 'alam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak