Oleh: Resa Ristia Nuraidah
Hasil asessment kognitif peserta didik baru SMPN 11 Kota Kupang yang dilakukan pada bulan Juni 2023 menemukan sebanyak 21 pelajar tidak bisa membaca, menulis hingga membedakan abjad.
Penelitian awal itu dilakukan dengan bacaan, lalu pelajar diberi kesempatan untuk memahami bacaan singkat. Hasilnya kecakapan mereka menanggapi bacaan beberapa paragraf tergolong lambat.
Seharusnya, pelajar yang memahami mengenai bacaan maupun membedakan abjad sudah diperoleh saat masih di bangku kelas 1 dan 2 sekolah dasar (SD) atau kategori fase A, dalam konsep Merdeka Belajar. [TribunFlores.com]
Sunggah miris, lulus sekolah namun tak memiliki kemampuan dasar. Hal ini menunjukkan ada yang salah dalam kurikulum pendidikan yang diterapkan saat ini.
Dan yang menjadi pertanyaan, pendidikan dasar yang gratis apakah juga lemah dalam mencapai target pendidikan?
Faktanya memang seperti itu. Sekolah gratis, output pendidikannya relatif apa adanya. Dengan keterbatasan dana yang dimiliki, maka penunjang jalannya pendidikan juga terbatas. Tidak heran jika banyak ditemui adanya sekolah-sekolah yang sudah tidak layak untuk digunakan, minimnya sarana dan prasarana sehingga menyulitkan proses pembelajaran berjalan dengan baik, serta peserta didik yang tidak terdidik dengan baik bahkan tidak memiliki keterampilan dasar.
Hal ini tentu akan berbeda dengan sekolah-sekolah yang berbiaya cukup mahal secara mandiri, dapat memenuhi kebutuhan sarana prasarana, guru lebih terjamin, maka proses pembelajaran dapat berjalan lebih lancar. Tentu saja, semua itu akan mempengaruhi output dari proses pendidikan itu sendiri.
Hal ini sangat jauh berbeda dengan islam. Islam memberikan pendidikan gratis berkualitas atas dasar akidah Islam. Karena dalam islam pendidikan merupakan hak semua warga negara yang harus diberikan oleh negara secara gratis dan berkualitas.
Dalam sistem pendidikan Islam, orang tua tidak dibebani dengan biaya yang mahal. Jikalau pun harus membayar, maka dengan biaya yang murah. Semua infrastruktur, gaji guru, prasarana dipenuhi oleh negara.
Kurikulum pendidikan dalam Islam akan mencetak generasi berkualitas yang mampu menyelesaikan persoalan dan menjadi agen perubahan serta generasi khairu ummah yang mampu mencetak para ahli sains dan teknologi dan berkepribadian Islam. Wallahu a'lam bi Ash-shawāb
Tags
Opini