Penulis : Venti Budhi Hartanti,S.Pd.I
Konflik Palestina tak kunjung reda. Sudah tak terhitung lagi berapa korban berjatuhan. Dan mereka berjuang sendiri menghadapi Zionis Israel. Kemana negara muslim lainnya? Mereka hanya bisa jadi penonton dan tak ada yang membantu.Kembali kita menyaksikan keberanian para pemuda muslim, khususnya Hamas, dalam berjihad melawan kaum Y4hud1 penjajah di Palestina. Sejak hari pertama serangan Hamas, tidak kurang dari 5.000 roket ditembakkan dari Gaza ke arah kaum Y4hud1 penjajah yang telah lama merampas tanah Palestina. Tentu saja serangan Hamas secara mendadak ini banyak memakan korban di pihak Y4hud1. Ratusan orang Y4hud1, khususnya para tentara mereka, terbunuh. Ratusan lainnya terluka.
Namun demikian, seperti biasa, pembalasan kaum Y4hud1 penjajah jauh lebih besar dan lebih brutal. Mereka membabi-buta menyerang warga Palestina. Sebuah sumber koran lokal menyebutkan, serangan brutal Y4hud1 penjajah tersebut telah menewaskan 770 warga Palestina, termasuk 140 anak-anak dan 120 wanita. Kemungkinan besar jumlah korban dari pihak Palestina akan terus bertambah. Apalagi dikabarkan bahwa Amerika Serikat telah mengirim bantuan militer untuk membantu kaum Y4hud1 penjajah dalam rangka menumpas perlawanan kaum Muslim Palestina.
Di sisi lain, seperti biasa, tidak ada sama sekali bantuan militer dari negara-negara Arab dan Islam untuk membantu kaum muslim Palestina dalam melawan kaum Y4hud1 penjajah. Seperti biasa pula, para penguasa Arab dan Islam memilih menjadi pengecut. Mereka hanya berani mengecam. Paling banter mereka hanya menyerukan agar kedua pihak saling menghentikan serangan. Pada saat yang sama, ratusan ribu bahkan jutaan tentara mereka tetap mereka biarkan “menganggur” di barak-barak mereka.
Tanah Palestina Milik Umat Islam
Palestina adalah bagian dari negeri Syam. Syam tidak bisa dipisahkan dari ajaran Islam. Syam adalah negeri yang terdiri dari Suriah, Yordania, Lebanon, dan Palestina (termasuk yang diduduki Isr4el) saat ini. Rasulullah saw. memberikan banyak pujian pada negeri Syam. Di antaranya:
طُوبَى لِلشَّامِ فَقُلْنَا لِأَيٍّ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِأَنَّ مَلَائِكَةَ الرَّحْمَنِ بَاسِطَةٌ أَجْنِحَتَهَا عَلَيْهَا
“Keberuntungan bagi penduduk Syam,” Kami bertanya, “Karena apa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Karena para malaikat membentangkan sayap-sayapnya kepada mereka (penduduk Syam).” (HR At-Tirmidzi).
Syam juga adalah negeri para nabi. Rasulullah saw. pernah bersabda, “Para nabi tinggal di Syam. Tidak ada sejengkal pun Kota Baitulmaqdis, kecuali seorang nabi atau malaikat pernah berdoa atau berdiri di sana.” (HR At-Tirmidzi).
Di Palestina, sebagai bagian dari negeri Syam, juga terdapat Masjidilaqsa. Masjid ini merupakan kiblat pertama kaum muslim dan tempat singgah perjalanan Isra Mikraj. Wilayah di sekitarnya juga tempat yang Allah berkahi (Lihat: QS Al-Isra’ [17]: 1). Khusus terkait keutamaan Masjidilaqsa, Rasulullah saw. bersabda,
ائْتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ
“Datangilah Masjidilaqsa. Lalu salatlah di dalamnya karena sungguh salat di sana seperti seribu kali salat di tempat lain.” (HR Ahmad).
Rasulullah saw. pun bersabda, “Sekali salat di Masjid al-Haram sama dengan 100.000 salat. Sekali salat di Masjidku (di Madinah) sama dengan seribu salat. Sekali salat di Masjidilaqsa sama dengan 500 salat.” (HR Ath-Thabrani dan Al-Bazzar).
Masjidilaqsa adalah tempat suci ketiga bagi umat Islam dan satu dari tiga masjid yang rasulullah saw. rekomendasikan untuk dikunjungi. Beliau bersabda, “Tidaklah diadakan perjalanan dengan sengaja kecuali ke tiga masjid: Masjidku ini (Masjid Nabawi di Madinah), Masjidilharam (di Makkah) dan Masjidilaqsa.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Selain itu Al-Quds di Syam juga merupakan tanah ibu kota Khilafah. Yunus bin Maisarah bin Halbas bahwa Nabi Muhammad saw. pernah bersabda, “Perkara ini (Khilafah) akan ada sesudahku di Madinah, lalu di Syam, lalu di Jazirah, lalu di Irak, lalu di Madinah, lalu di Al-Quds (Baitulmaqdis). Jika Khilafah ada di Al-Quds, pusat negerinya akan ada di sana dan siapa pun yang memaksa ibu kotanya keluar dari sana (Al-Quds), Khilafah tak akan kembali ke sana selamanya.” (HR Ibn Asakir).
Fakta lainnya, Palestina adalah tanah air kaum muslim dan telah berabad-abad menjadi bagian dari wilayah Islam. Kaum muslim pun terikat dengan Palestina serta Yerusalem karena dua alasan. Pertama, wilayah Yerusalem telah menjadi bagian dari negeri-negeri Islam dengan status sebagai tanah kharaj sejak era Kekhilafahan Umar bin al-Khaththab ra. pada 637 M. Setelah peperangan yang berkecamuk selama berbulan-bulan, akhirnya Uskup Yerusalem, Sophronius, menyerahkan kunci Kota Yerusalem kepada Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. secara langsung.
Kedua, kaum muslim terikat dengan kaum Nasrani Yerusalem untuk melindungi negeri tersebut lewat Perjanjian Umariyah. Dalam perjanjian tersebut, Khilafah berkewajiban memberikan jaminan kepada kaum Nasrani baik terkait harta, jiwa, dan ibadah mereka. Khilafah juga diminta untuk tidak mengizinkan orang-orang Y4hud1 tinggal bersama kaum Nasrani dan kaum muslim di Yerusalem. Khalifah Umar kemudian menjamin tidak ada satu pun orang Y4hud1 yang lewat dan bermalam di wilayah tersebut. Perjanjian Khalifah Umar dengan kaum Nasrani Yerusalem ini mengikat kaum muslim hari ini bahkan hingga akhir zaman.
Dengan alasan inilah, haram hukumnya mengakui keberadaan negara Y4hud1 penjajah di Palestina. Haram pula mengambil solusi dua negara yang diusulkan PBB dan negara-negara Barat. Semua itu hakikatnya sama dengan mengakui keberadaan kaum Y4hud1 penjajah di tanah kaum muslim.
Ironinya, hari ini sejumlah penguasa Arab dan Islam malah mengakui keberadaan negara Isr4el serta menjalin hubungan diplomatik dan kerja sama lainnya, yaitu Mesir, Yordania, UEA, Arab Saudi, Maroko, Bahrain, Sudan, dan Turki.
Pendudukan kaum Y4hud1 penjajah atas Palestina bukan sekadar mengakibatkan kematian ratusan ribu warganya, tetapi juga menciptakan penderitaan yang terus-menerus yang dialami jutaan warga lainnya. Dengan demikian masih bercokolnya kaum Y4hud1 penjajah inilah yang menjadi pangkal persoalan di tanah Palestina dan menyebabkan penderitaan kaum muslim berkepanjangan.
Oleh karena itu, kaum Y4hud1 penjajah wajib diusir dari tanah Palestina. Mereka hanya bisa diusir dari tanah suci tersebut dengan mengerahkan pasukan militer. Allah Swt. berfirman,
وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُمْ مِنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ
“Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (TQS Al-Baqarah [2]: 191).
Oleh karena itu, sudah sepantasnya para penguasa Arab dan muslim mengirimkan tentara mereka untuk membantu para mujahidin Palestina dalam mengusir kaum Y4hud1 penjajah dari negara itu.
Di sisi lain, jihad (berperang melawan musuh) di jalan Allah Swt. adalah amalan yang utama. Rasulullah saw. bersabda:
مَوْقِفٌ سَاعَةً فِي سَبِيل اللهِ خَيْرٌ مِنْ قِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ عِنْدَ الْحَجَرِ اْلْأَسْوَدِ
“Berjaga-jaga satu jam di medan perang fi sabilillah adalah lebih baik daripada menghidupkan Lailatulqadar di dekat Hajar Aswad.” (HR Ibnu Hibban dan al-Baihaqi).
Oleh karena itu pula, sudah sepantasnya kaum muslim di mana pun, khususnya para perwira dan prajurit muslim, menyambut panggilan jihad dari mana pun, termasuk dari Bumi Palestina. Tidak sepantasnya mereka berdiam diri dan berpangku tangan.
Perjuangan kaum muslim tidak akan pernah padam sebelum tanah Palestina bebas dari cengkeraman kafir penjajah. Palestina hilang pada hari ketika Khilafah tiada. Kaum muslim harus terus berjuang dengan serius untuk mengembalikan tegaknya Khilafah. Perjuangan menegakkan Khilafah ialah kemuliaan dan cara menyelamatkan umat manusia.
Firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah.” (QS Ash-Shaf: 14). Kemudian, kita juga diingatkan Allah kembali dalam firman-Nya, “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad: 7).
Duhai saudara-saudariku di Palestina, kami di sini juga tidak tinggal diam meski kita terpisah jarak yang jauh. Kami akan terus berjuang dan berdoa pada Allah Taala agar menyatukan kita dalam kepemimpinan yang satu, yakni Khilafah. Wallahualam bissawab.
Tags
Opini