Pengerdilan Potensi Pemuda Dalam Jeratan Kapitalisasi, Butuh Solusi Hakiki



Oleh : Maulli Azzura

Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda (HSP) setiap tahunnya. Tahun ini, peringatan HSP sudah memasuki tahun ke-95. Ajakan tulus hadir dan meramaikan peringatan ini telah diluncurkan untuk mengumpulkan masyarakat Indonesia dalam semangat kebersamaan. Berdasarkan informasi dari susunan acara pada Jumat (27/10), Menpora Dito Ariotedjo bakal melaporkan penyelenggaraan HSP 2023 yang digelar di  Monumen Nasional (Monas) Jakarta. Rangkaian acara Hari Sumpah Pemuda ke 95 akan di isi  launching lagu Pemuda Bersatu, momen kebersamaan dan persatuan pemuda Indonesia, hingga pemberian penghargaan kepada para pelopor dan penggerak pembangunan sektor kepemudaan.  (www.kemenpora.go.id 27/10/2023)

Adapun tema yang diusung dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda 2023 adalah "Bersama Majukan Indonesia". Tema tersebut mengajak seluruh komponen bangsa untuk menjadikan budaya gotong royong dan tolong menolong sebagai unsur penting dalam national character building. Akankah para pemuda Indonesia mampu mewujudkan hal tersebut ?.

Pada dasarnya para pemuda negeri ini diarahkan untuk menjadi pemegang estafet kepemimpinan. Namun nyatanya dari segi pendidikan saja nihil ada arahan yang mampu membawa pelajar dalam ahli bidangnya. Tidak sedikit di munculkanya sekolah berbasis vokasi yang menjadikan pelajar bukanlah generasi kepemimpinan berpikir melainkan lebih menuju pada pekerja yang mengisi industri. Tentu hal ini tidak bisa lepas dari industri kapitalisme yang mana industri dikuasai oleh pihak asing yang nyata bahwa itu ditujukan pemerintah untuk keuntungan kaum kapitalis sendiri.

Kurikulum merdeka dalam dunia pendidikan tidak mampu mengarahkan pelajar menjadi SDM yang berkualitas tinggi, malah mengerdilkan potensi generasi dengan menjadikan siswa dan mahasiswa sibuk di dunia pekerja demi meraih pundi-pundi materi. Maka musnahlah tujuan pendidikan yang seharusnya mencerdaskan generasi hingga lepas dari penjajahan, malah berbalik dengan tujuan mencari pekerjaan dengan gaji yang besar sesuai dengan tingkat kelulusanya.

Kondisi pemuda saat ini butuh kesadaran perubahan, bahwa sekulerisme adalah biang di balik permasalahan tersebut. Para pemuda membutuhkan pemikiran yang mengarah pada perubahan menuju kebangkitan yang hakiki. Merubah sistem rusak dengan sistem mulia. Dan perubahan itu hanya akan terwujud dengan ideologi Islam yang merupakan satu-satunya ideologi yang bersumber dari wahyu Sang Khalik. Hanya sistem Islam-lah yang akan mampu memberikan perubahan sistemis menuju hidup sejahtera dan mulia.

Wallahu A'lam Bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak