Palestina Butuh Solusi Nyata



Oleh: N. Vera Khairunnisa


Gaza kembali membara! Serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Israel telah menghantam wilayah Ghaza, menghancurkan bangunan-bangunan, membunuh dan melukai rayat sipil yang lemah dan tak berdosa. Di beberapa media disebutkan bahwa peperangan kali ini telah menelan korban jiwa dalam jumlah yang sangat besar.

Jumlah korban yang tewas terus meningkat di perang Hamas dan Israel. Di Gaza, warga yang meninggal meningkat menjadi 3.300 orang, dengan lebih dari 13.000 orang terluka. Terbaru, sebuah serangan rudal menghantam Rumah Sakit (RS) Baptis Al-Ahdi di Gaza, Selasa. Sebanyak 500 orang dilaporkan tewas dalam kejadian itu. (cnbcindonesia. com, 18/10/23)

Tragedi ini menjadi perhatian umat Islam di seluruh dunia. Unjuk rasa dilakukan di berbagai negara sebagai bentuk dukungan kuat untuk Palestina. CNN International melaporkan demonstrasi terjadi di Yordania, Lebanon, Turki, Tunisia, Irak, dan Iran. Massa bahkan meneriakkan slogan anti-Israel dan khusus untuk Yordania, massa berusaha merangsek masuk ke kedutaan Israel.

Di Indonesia, ribuan warga mengikuti aksi solidaritas terhadap warga Palestina yang digelar di berbagai daerah. Masjid-masjid juga melaksanakan shalat gaib dan melayangkan doa qunut nazilah pada shalat Jumat.

Di masjid nasional, Masjid Istiqlal, ribuan jamaah shalat Jumat Masjid Istiqlal melaksanakan sholat ghaib pada Jumat (13/10/2023). Shalat ghaib itu ditujukan untuk warga Palestina yang menjadi korban serangan militer Israel. (republika. co. id, 14/10/23)

Akar Persoalan Palestina

Berbagai aksi solidaritas dan do'a senantiasa dilakukan ketika terjadi pembantaian zionis Yahudi Israel. Bukan hanya itu, bahkan bantuan logistik pun kerap diberikan. Makanan, obat-obatan serta segala yang dibutuhkan warga Palestina. Lebih dari itu, kita telah menyaksikan sebagian kaum muslim Indonesia menjadi relawan yang tinggal di Palestina. 

Mereka ada yang menjadi pengajar untuk anak-anak di sana, ada juga yang sebagai tim petugas kesehatan. Bahkan, ada satu rumah sakit yang khusus didirikan oleh tim solidaritas Indonesia untuk Palestina. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan persaudaraan antar sesama muslim.

Hanya saja, apakah semua ini cukup untuk membantu saudara-saudara muslim di sana? Perjuangan mereka untuk membantu rakyat Palestina tentu patut diacungi jempol. Hanya saja, semua ini bukan solusi untuk menyelesaikan masalah di sana. Sebab, Palestina bukan sedang mengalami bencana alam. Namun mereka sedang berada dalam penjajahan.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, setelah selesai mengikuti pelaksanaan shalat Jumat dan shalat ghaib bersama ribuan jamaah Masjid Istiqlal, beliau memberikan informasi tentang keadaan terkini bangsa Palestina dan memohon dukungan serta doa dari masyarakat Indonesia. 

Beliau juga mengatakan sekitar 75 tahun bangsa Palestina berada dalam penjajahan zionis Yahudi Israel. Selama itu pula bangsa Palestina mengalami penderitaan dan kesulitan. Oleh karena itu, menurutnya berbagai upaya perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Palestina adalah wajar untuk mengusir penjajah dari negerinya sendiri dan menciptakan kedamaian. (republika. co. id, 14/10/23)

Oleh karena itu semestinya, solusi untuk masalah Palestina adalah dengan membantu kaum muslim di sana mengusir penjajah Israel dari tanah Palestina. Bantuan seperti apa yang bisa diberikan untuk mengusir penjajah? Ada baiknya kita belajar dari bagaimana negara-negara Barat khususnya Amerika yang memberikan dukungan kepada Israel.

Amerika Serikat memberikan bantuan militer senilai 3,8 miliar dolar. Inggris juga memberikan dukungan dengan mengirimkan dua kapal Angkatan Laut Kerajaan, pesawat pengintai RAF, dan helikopter Merlin. Selain itu, Kementerian Pertahanan Jerman menyetujui permintaan Israel untuk menggunakan 2-5 drone tempur Heron TP, menunjukkan komitmen Jerman terhadap kebutuhan militer Israel. 

Tak ketinggalan, Prancis menunjukkan dukungannya dengan melarang aksi solidaritas Palestina. Australia juga memberikan dukungan, dengan warganya yang memiliki keterampilan melakukan penerbangan ke Israel untuk bergabung dalam melawan Hamas, dan tentara cadangan Australia juga dikerahkan demi Israel. (tempo. co, 17/10/23)

Dari fakta di atas kita jadi mengetahui dari mana saja sumber kekuatan Israel. Lantas, bagaimana dengan Palestina? Adakah bantuan militer yang diberikan oleh penguasa di negara-negara kaum muslim?

Sampai hari ini, penulis belum mendapatkan informasi yang jelas mengenai ada atau tidaknya bantuan militer yang diberikan terhadap Palestina. Bantuan yang diberikan lebih kepada bantuan kemanusiaan. Itu pun sulit dikarenakan harus menghadapi blokade.

Dikutip dari detik. com, (18/10/23), truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza tertahan di sisi perbatasan Mesir hingga Rabu (18/10) waktu setempat. Otoritas Kairo menyalahkan Israel yang disebutnya tidak mengizinkan bantuan kemanusiaan itu disalurkan kepada warga sipil di Jalur Gaza.

Muslim Ibarat Satu Tubuh

Masalah Palestina, masalah kita bersama. Ibarat satu tubuh, sebagai sesama muslim, kita wajib merasakan apa yang dirasakan oleh saudara kita di sana. Inilah yang diajarkan Rasulullah SAW. Beliau bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586)

Namun, penderitaan mengerikan yang dirasakan oleh warga Palestina sepertinya tidak cukup untuk mengetuk hati para penguasa muslim. Sampai hari ini, tidak ada satu pun penguasa yang mengirimkan bantuan militer untuk mengusir Israel dari tanah Palestina.

Padahal, jumlah umat Islam di seluruh dunia ini sangat banyak. Jika semua bersatu dan memberikan bantuan signifikan untuk Palestina, tentu bukan hal yang sulit untuk membuat pasukan Israel gentar. Hanya saja, umat muslim hari ini seolah tidak memiliki daya dan kekuatan. 

Maka, sangatlah benar sabda Rasulullah berikut, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).

Solusi Hakiki untuk Masalah Palestina

Sepertinya, penyakit wahn ini telah menjangkiti para penguasa muslim hari ini. Mereka enggan memberikan bantuan militer, dikarenakan terlalu cinta terhadap dunia, dan takut akak mati. 

Selain itu, ketidakberdayaan umat Islam hari ini sesungguhnya akibat dari adanya sekat-sekat nasionalisme negatif yang menyebabkan umat Islam di satu negara dengan umat Islam di negara lain seolah terpisah. Para penguasa di negeri-negeri muslim merasa bukan pihak yang harus bertanggung jawab terhadap masalah Palestina.

Berapapun jumlah korban yang meninggal, semengerikan apapun kondisi di sana, itu di luar tanggung jawabnya. Sebab Palestina beserta rakyatnya bukan termasuk wilayah kekuasannya. Inilah jahatnya paham nasionalisme, mematikan rasa persaudaraan.

Maka, solusi hakiki untuk masalah Palestina adalah dengan menyatukan kepemimpinan kaum muslim di seluruh dunia. Hal ini akan menghapus sekat-sekat nasionalisme, yang akan menjadikan ikatan persaudaraan sesama muslim semakin kuat.

Hal inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW., para sahabat beliau dan umat Islam setelahnya. Mereka memimpin kaum muslim, dan mengatur urusan kaum muslim dengan aturan Islam. Mereka pun bertanggung jawab terhadap setiap permasalahan yang dihadapi oleh kaum muslim.

Persatuan kaum muslim dipastikan akam menjadi sebuah kekuatan yang tidak ada bandingannya. Hal ini terbukti dalam sejarah, ketika umat Islam bersatu dalam satu kepemimpinan dan diatur oleh aturan Islam, mereka begitu ditakuti lawan.

Gambaran kepemimpinan seperti ini bisa kita baca dalam sejarah Rasulullah SAW. dan generasi sepeninggal beliau. Contohnya saja, ketika Rasulullah memimpin Madinah, secara berturut-turut beliau berhasil menghukum tiga komunitas Yahudi yang hidup di Madinah, karena mereka berbuat onar.

Dalam sejarah, kita pun menyaksikan aksi heroik para panglima Islam yang berhasil membebaskan dan mempertahankan al Quds dari serangan musuh Islam, seperti Shalahudin al-Ayyubi. Kita juga bisa belajar dari kewibawaan Khalifah Abdul Hamid II. Ia menolak memberikan tanah Palestina walaupun hanya sejengkal kepada Zionis Yahudi. Tertusuk badannya dengan pisau lebih ringan daripada melihat Palestina terlepas dari daulah Islam.

Hanya saja, pemimpin yang bersih dari penyakit wahn, yang beriman dan bertakwa, memiliki keberanian yang tiada duanya, tidak akan kita jumpai dalam sistem yang menjauhkan agama dari kehidupan seperti hari ini. Mereka akan lahir dalam sistem yang menjadikam iman sebagai pondasi dalam segala sisi kehidupan, dan aturan Islam sebagai way of life.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak