Moderasi Beragama Proyek Sekulerisasi Yang Berbahaya Bagi Umat Islam




Oleh : Hasna Hanan

Berbahaya!, Itu yang seharusnya selalu ditanamkan pada pemahaman umat Islam terhadap ide moderasi beragama ini, karena sengaja oleh pemerintah sendiri diarusutamakan penguatan nya di jenjang pendidikan sebagai bahan ajar, dari tingkat usia dini hingga perguruan tinggi. Semakin masif dan seriusnya pemerintah hingga perlu dan penting mengeluarkan Perpres. 
Dilansir dari situs REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama pada tanggal 25 September 2023, Menag Yaqut Cholil Qoumas menjadi Ketua Pelaksana Sekretariat Bersama Moderasi Beragama.. Dikutip dari laman Setkab.go.id, disebutkan keragaman agama dan keyakinan merupakan anugerah Tuhan kepada bangsa Indonesia yang mendasari perilaku warga negara.

Terdapat 3 pasal, yang semua mengarah pada pedoman umum penguatan moderasi beragama, yang terdiri dari indikator moderasi beragama; esensi moderasi beragama; ekosistem dan kelompok strategis moderasi beragama; arah kebijakan dan strategi penguatan moderasi beragama; dan program penguatan moderasi beragama.
Sehingga diperlukan arah kebijakan dan pengaturan yang terencana, sistematis, dan berkelanjutan, keluarlah Perpres no 58 tahun 2023 ini.

Semua ini semakin nampak jelas ketika Moderasi beragama pun tercium tatkala ada upaya menghilangkan frasa agama dari peta jalan pendidikan 2022-2035, jika tidak banyak dikritik oleh berbagai kalangan, terutama elemen kaum muslimin. Sementara SKB tiga menteri, meskipun kemudian dibatalkan, telah memberi ruang untuk para siswi muslimah sekolah dasar dan menengah, untuk tidak memakai kerudung di sekolah. Padahal sebagian besar mereka sudah baligh dan sudah terkena kewajiban menutup aurat. Dengan menutup aurat dapat mengurangi arus pergaulan bebas di kalangan remaja. Belum lagi adanya RUU TP-KS Permendikbudristek, yang berpeluang semakin menjerumuskan generasi muda,termasuk generasi muslim dalam pergaulan bebas. Jauh dari gambaran generasi muslim yang semestinya menjadi agen perubahan, yang akan mengembalikan peradaban islam yang agung dan penuh kemuliaan.

Mewaspadai bahwasanya digulirkannya Perpres tersebut, apakah akan menyelesaikan problem mendasar masyarakat, justru ide Moderasi Beragama lebih menyasar kepada Islam yang dijadikan senjata utama untuk mensekulerisasi kaum muslimin, mengalihkan pada problem mendasar masyarakat itu sendiri yang sebenarnya. Padahal sejatinya persoalan utama justru tingginya kemiskinan dan stunting, rusaknya generasi,  tingginya kekerasan dsb. Konflik horisontal antar umat hanya sebagian kecil saja.

Islam Rahmatan Lil A'alamiin

Ideologi kapitalisme sekulerisme tidak akan pernah membiarkan ideologi Islam mengambilalih peradaban dan menjadi jaya kembali, sehingga dibuatlah perang opini dan wacana kebangsaan nasionalisme, pluralisme, toleransi dan yang lainnya untuk membunuh kebenaran Aqidah Islam 

Carut marutnya persoalan rakyat, dan tidak tuntasnya menyelesaikan problem kehidupan bukanlah sumbangsih Islam, tapi kapitalisme sekulerisme yang menyebabkannya, hukum manusia makhluk yang lemah dan terbatas menjadi problem solving kehidupan, yang terjadi nilai kebebasan dan materi keuntungan ujungnya, meninggalkan fitrah penciptaan manusia untuk menghamba hanya pada yang kuasa Al Kholiq Allah azza wa Jalla, menjadikan seorang hamba tunduk dan patuh pada aturanNya dan merealisasikan dalam kehidupannya, karena yang di capai hanya ridhoNya semata. Maka kebahagiaan selalu ada didepan matanya yang akan mampu menjadi problem solving kehidupan manusia.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ma’idah Ayat 50

 أَفَحُكْمَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah menjelaskan maksud ayat tersebut: 
Apakah mereka menginginkan keputusan zaman Jahiliyyah yang didirikan atas dasar kesewenang-wenangan, monopoli dan hawa nafsu, dan tidak mau menerima keputusan Allah. Tidak ada keputusan yang lebih baik daripada keputusan Allah bagi kaum yang meyakini kebenaran ayat hukum dalam Al-Qur’an, adapaun selain itu adalah keputusan orang yang bodoh dan mengikuti hawa nafsu.

Dalam sebuah hadits Rosulullah Saw, juga memperingatkan akan munculnya pemimpin dan ulama-ulama yang mengajak kepada kesesatan

سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ يَقُولُ كُنْتُ مُخَاصِرَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا إِلَى مَنْزِلِهِ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُ عَلَى أُمَّتِي مِنْ الدَّجَّالِ فَلَمَّا خَشِيتُ أَنْ يَدْخُلَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ شَيْءٍ أَخْوَفُ عَلَى أُمَّتِكَ مِنْ الدَّجَّالِ قَالَ الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ

Aku mendengar Abu Dzarr radhiyallahu’anhu berkata: _”Aku berjalan dengan Rasulullah ﷺ menuju rumah beliau, lalu aku mendengar beliau bersabda, “Ada yang lebih aku khawatirkan atas umatku ini daripada Dajjal,” Maka Ketika aku khawatir Rasulullah ﷺ keburu memasuki rumah beliau maka aku segera mengajukan pertanyaan kepada beliau: “Ya Rasulullah, sesuatu yang lebih engkau khawatirkan menimpa umatmu selain Dajjal itu apa?” Beliau menjawab, “Para imam yang menyesatkan.”_ (HR. Ahmad: 20335)

Kalau kita tadabburi surah Al-Ahzab ayat 67 akan ditemukan bahwa istilah untuk para Imam atau pemimpin yang menyesatkan ialah _Saadatanaa_ dan _Kubaraa-anaa_ alias para pemimpin kami dan para pemuka agama kami.

وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلا

Dan mereka berkata: _”Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan para pemuka agama kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)._ (QS Al-Ahzab [33] ayat 67)

Jadi ada dua kelompok manusia di akhir zaman yang seringkali berperan sebagai para imam yang menyesatkan. Merakalah  para pemimpin sosial-politik-ekonomi dan  para pemuka agama di tengah masyarakat. Merekalah pemegang otoritas kekuasaan di bidang urusan keduniaan dan urusan keagamaan.

Maka jelaslah mereka para pemimpin bersama para ulama su' tidak menginginkan Islam menjadi aturan dalam kehidupan, sehingga perjuangan untuk mengembalikan kehidupan Islam akan terus di dakwahkan di tengah-tengah umat memberikan kesadaran umat untuk menjadikan Islam kaffah sebagai satu-satunya solusi kehidupan dan yang akan menyelamatkan manusia dari adzab Allah SWT yang tidak hanya menimpa mereka yang dzolim tetapi juga mereka yang taat beriman tetapi terdzolimi sistem toghut

Wallahu'alam bisshawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak