Ketahanan Pangan Khilafah




Oleh. Maftucha S. Pd 
Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam 



Sudah sejak agustus 2022 harga beras terus mengalami kenaikan, menurut Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada agustus 2022, harga beras premium yang ada di level eceran berkisar Rp10.780, sekarang harga beras jenis premium sudah mencapai Rp15.000 atau naik 13,78%. Sudah tidak akan ditemukan lagi beras dengan harga Rp10.000. 

Untuk mengatasi kenaikan harga beras, pemerintah melalui perum bulog akan mengimpor 2 juta ton beras hingga akhir tahun ini. Beras impor tersebut diperoleh dari Vietnam, Thailand dan Kamboja. India sendiri telah menghentikan ekspor berasnya ke Indonesia. 

Menurut Direktur Utama Bulog Budi Waseso stok beras di bulog sudah banyak, sehingga sudah aman. Namun menurut Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke bulog, dia mengatakan bahwa Indonesia masih akan impor beras hingga akhir tahun, karena stok yang ada di bulog masih 1,7 ton, sehingga akan impor lagi 1,5 ton. Cina pun sudah menawarkan diri.

Krisis Beras, Impor Solusinya 

Indonesia adalah negara yang besar, namun ketahanan pangannya terus bergantung kepada negara lain. Indonesia tidak hanya mengimpor beras, ada juga kedelai, bawang merah, gula dan seterusnya, belum lagi barang-barang diluar kebutuhan pokok. Menurut Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Indonesia jauh tertinggal dengan India. India dengan jumlah penduduk 1 miliar bisa ekspor beras, sedangkan Indonesia hanya 250 juta harus impor beras terus. 

Masih menurut Zulkifli Hasan, Indonesia dalam banyak hal dikuasai oleh konglomerasi atau kapital. Ayam, telur, beras, minyak goreng, pakan ternak semuanya dikuasai oleh korporasi bukan pemerintah.
 
Penyebab Mahalnya Beras

Banyak faktor yang menjadi penyebab naiknya harga beras. Adanya fenomena El-Nino, produksi yang menurun dan juga adanya larangan ekspor dari beberapa negara sehingga menimbulkan sentimen dalam negeri. Namun, sebagai negara yang memiliki wilayah yang luas, kebijakan impor beras secara besar-besaran juga tidak tepat, bagi konsumen mungkin bisa menyelamatkan tapi, bagi petani tidak. 
Kebijakan impor yang dilakukan oleh pemerintah menunjukkan bahwa pemerintah tidak mampu dan tidak mempunyai keinginan agar negara ini bisa berdiri diatas kaki sendiri. Pemerintahan yang mengadopsi sistem kapitalis hanya berfungsi sebagai regulator atau jembatan bagi para pengusaha agar bisa menguasai hajat hidup rakyat banyak, bukan sebagi pengurus rakyat. 

Impor besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintah hanya menguntungkan para importir dan menunjukkan bahwa negara kita semkain bergantung pada negara lain. 

Tata Kelola Pertanian dalam Khilafah 

Islam memiliki konsep pengelolaan pangan yang tersistematis. Islam akan berupaya agar kebutuhan pangan rakyatnya bisa dipenuhi sendiri oleh produsen dalam negeri. Untuk itu khilafah akan melakukan beberapa langkah agar kebutuhan pangannya dalam kondisi aman. 

Para petani memiliki peran sentral dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, untuk itu khilafah akan memberikan perhatian lebih kepada mereka. Khilafah akan memberikan kemudahan kepada para petani dengan memberikan bantuan berupa pupuk, alat pertanian yang bisa memudahkan mereka dalam mengolah tanah serta pemberian bibit. 

Selama ini akses pemerolehan pupuk dan bibit sangatlah sulit, kalaupun ada para petani harus membelinya dengan harga yang mahal. Harga pupuk yang mahal tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh karena ketika panen raya, pemerintah justru mengambil kebijakan impor, sehingga harga gabah anjlok. 

Selain kebijakan pemberian subsidi kepada para petani, khilafah juga akan mendorong para ilmuwan agar berinovasi menemukan bibit unggul. Sehingga hasil pertanian bisa meningkat baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. 

Khilafah juga akan memperluas lahan pertanian yakni dengan mengubah tanah-tanah mati untuk diolah dan dijadikan lahan pertanian.

Khilafah akan melarang pengalihan fungsi lahan pertanian, seperti dibuat perumahan, atau industri. Bagi siapa saja yang memiliki lahan namun dibiarkan tanpa ada pengolahan selama tiga tahun, maka khilafah akan mengambilnya dan memberikannya kepada siapa saja yang mampu dan mau untuk mengolahnya. 

Demikianlah perhatian khilafah agar memiliki ketahanan pangan yang kuat dan tidak bergantung kepada negara lain. Perhatian yang besar itu hanya akan dimiliki oleh penguasa yang berorientasi melayani umat, bukan untuk kekuasaan atau memperkaya diri sendiri.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak