Oleh : Ni’mah Fadeli
( Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)
Transportasi memegang peranan sangat penting dalam kehidupan manusia. Di zaman dahulu manusia memanfaatkan binatang seperti kuda dan unta sebagai sarana ketika melakukan perjalanan jauh. Seiring perkembangan zaman, manusia pun mampu membuat mobil, motor, kapal laut, kereta api hingga pesawat terbang sehingga semakin mudahlah melakukan perjalanan jauh. Kereta api sendiri mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dari mulai awal dibuat dengan tenaga uap hingga saat ini berkembang kereta cepat yang sesuai namanya bergerak jauh lebih cepat dari kereta biasa karena menggunakan sistem terintegrasi dan jalur khusus.
Di Indonesia kereta cepat telah resmi beroperasi mulai Oktober dengan rute Jakarta-Bandung. Proyek kereta cepat ini rencananya akan berlanjut dengan rute Jakarta-Surabaya. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa perencanaan kereta cepat Jakarta-Surabaya ini sedang disusun. Proyek yang rencananya melintasi Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo dan Surabaya ini akan menjadikan jarak tempuh Jakarta-Surabaya menjadi hanya 4 jam.(detik.com,18/10/2023).
Kereta cepat Jakarta–Bandung mengalami pembengkakan biaya sebesar Rp 1,2 miliar dollar AS atau sekitar 18,59 triliun (asumsi kurs Rp 15.490). Untuk menutup biaya yang terlampau besar, pemerintah menyuntik proyek tersebut dengan APBN namun tetap belum tercukupi sehingga pemerintah harus menegoisasikan tambahan utang baru ke China. Ekonom sekaigus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut bahwa akan sangat sulit jika kereta cepat Jakarta-Surabaya tetap direalisasikan karena secara komersial pengembalian modal akan sangat lama sementara ruang ketika APBN terlibat ruang fiskal sudah sempit. Disamping itu pengerjaaan proyek didominasi perusahaaan asal China yang semakin melemahkan nilai tukar rupiah karena adanya penambahan utang, beban impor teknologi, besi baja dan juga tenaga kerja dari China. (kompas.com,30/09/2023).
Adalah suatu keharusan bagi negara memberi fasilitas terbaik bagi rakyatnya termasuk dalam kebutuhan transportasi sehingga muncul penyediaan kereta cepat yang mampu memangkas waktu perjalanan. Namun perlu diperhatikan juga kemampuan negara dalam mewujudkannya. Jika dana pinjaman luar negeri yang dipakai untuk merealisasikan apalagi dengan bunga tinggi maka tentu ini bukanlah suatu kebijakan yang bijak. Negara yang berutang juga sulit berdaulat karena adanya pendiktean dari negara yang memberi utang. Belum lagi yang mampu menikmati fasilitas kereta cepat tentu bukan semua kalangan karena harga tiket yang cukup mahal, untuk Jakarta-Bandung saja dihargai Rp 250.000 apalagi untuk Jakarta-Surabaya yang jarak tempuhnya lebih jauh. Jadi fasilitas yang menghabiskan biaya tidak murah dan berasal dari utang pula itu namun manfaatnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil rakyat, yaitu mereka yang berkantong tebal.
Satu contoh nyata lagi bagaimana sistem kapitalis yang digunakan sebagai pijakan hanya menambah rakyat sengsara. Segala kebijakan haruslah mendatangkan keuntungan tentu bagi pemilik kapital atau modal tinggi sementara mereka yang tak memiliki daya ekonomi haruslah bertahan di antara kesulitan hidup.
Islam memiliki cara pandang berbeda karena tak menggunakan keuntungan dunia sebagai pusat segalanya. Islam hanya memperbolehkan setiap kebijakan yang diambil berdasarkan hukum syar’i yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat banyak. Penyediaan fasilitas dengan kualitas terbaik adalah keharusan bagi negara namun Islam mengharamkan riba sehingga tak mungkin menggunakan dana dari utang berbunga. Dana didapat dari kas negara yang berasal dari pengelolaan sumber daya alam, kharaj, fai, ghanimah, jizyah dan seterusnya.
Setiap pengambil kebijakan akan selalu berhati-hati agar tak berlaku zalim pada rakyat karena kewajiban pemimpin dalam Islam adalah mengurus dan menjadi pelayan rakyatnya tanpa ada pembedaan antara rakyat miskin atau kaya.
Setiap fasilitas yang disediakan negara akan sangat mudah diakses oleh rakyat tanpa biaya. Rakyat tak dibebani dengan pajak kecuali kondisi darurat apalagi harus menanggung utang negara yang terus membesar karena jalan riba. Karena Islam membawa rahmat bagi seluruh alam maka hanya kesejahteraan dan keberkahan yang akan didapat jika Islam diterapkan secara sempurna.
Wallahu a’lam bishawwab.
Tags
Opini