Oleh : Iska Nurelah, Cinangela-Pacet, Kab. Bandung.
Mengingat BBM sebagian besar impor, secara otomatis harga BBM non subsidi domestik mengikuti harga pasar BBM dunia. Secara langsung harga BBM domestik mengikuti harga rata-rata BBM plate singapura. Harga minyak dalam beberapa pekan terakhir bertengger diatas level 90 an dollar AS per barel dan terus bergerak naik. Mengutip Reuters, brent berjangka untuk pengiriman november pada jum'at ini, berada diposisi 95,38 dollar AS per barel.
Persoalan naiknya harga BBM di negeri ini tentu tidak bisa dibiarkan karena BBM merupakan kebutuhan rakyat dan harus dikelola dengan baik. Sebagai penguasa harus memahami cara mengurus rakyatnya dengan baik karena kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Mengapa tata kelola BBM sampai kepada Sang Pencipta? Karena di dalam Islam semua sudah diatur dengan terperinci agar tidak terjadi kekacauan yang menimbulkan kerusakan di muka bumi.
Dampak kenaikan BBM ternyata tidak hanya pada ekonomi, tapi juga akan berimbas pada aspek sosial masyarakat Indonesia. BBM sangat diperlukan untuk operasional perusahaan, sehingga jika harganya kian mahal akan membebani biaya produksi hampir seluruh sektor dan lini bisnis. Selain itu, dampak positif kenaikan BBM juga dapat mendorong lahirnya industri-industri yang ramah lingkungan dan sektor Energi Baru Terbarukan (EBT). Sedangkan dampak negatif dari kenaikan BBM adalah adanya kenaikan harga sehingga daya beli masyarakat menurun.
Menurut pandangan Islam, subsidi merupakan bantuan keuangan yang berasal dari negara. Subsidi merupakan hak khalifah (negara) yang boleh dilakukan karena pemberian subsidi termasuk pemberian harta milik negara kepada individu rakyat.
subsidi pada sektor energi hanya diberikan negara kepada rakyat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Kaum muslim bersekutu dalam tiga hal: air, padang dan api” (H.R. Abu Dawud). Hal ini menjelaskan air, padang, dan api adalah kepentingan umum yaitu barang yang jika tidak terpenuhi dalam suatu masyarakat maka berpotensi menciptakan konflik dalam mendapatkamnya.
Menaikkan harga BBM bukanlah solusi untuk meringankan APBN karena rakyat itu sejatinya dilayani bukan dibebani. Pemerintah harusnya bijak dan berpikir keras memahami krisis dan persoalan negeri ini secara serius karena mereka dipilih rakyat untuk mengurus kepentingan rakyat bukan kepentingan pengusaha. Maka sudah sejatinya hanya sistem Islamlah yang layak untuk mengurus rakyat karena sudah terbukti kiprahnya di tengah kehidupan selama 13 abad dan dapat dirasakan keberkahannya dalam kehidupan.
Wallahu a'lam Bish shawab.
Tags
Opini