Kekerasan Remaja Makin Beringas, Generasi Makin Tak Kenal Batas



Oleh : Maulli Azzura

Apa motif bullying di Cilacap? Masyarakat dihebohkan oleh kekerasan di kalangan anak SMP di Cilacap, Jawa Tengah. Kasus perundungan itu viral lewat video di media sosial.
Setelah menangkap pelaku, polisi mengungkap motif penganiayaan siswa SMP di Cilacap tersebut. 

Peristiwa itu diketahui terjadi di SMPN 2 Cimanggu. Polisi kemudian turun tangan dan mengamankan dua pelaku, siswa inisial WS (14) dan MK (15). Kini keduanya sudah jadi tersangka. (Detik.news 30/09/2023)

Kabarnya, korban perundungan atau bully di Cilacap, mengalami cedera parah hingga harus menjalani perawatan di rumah sakit. Pihak kepolisian membantu pembiayaan dan perawatan untuk korban tersebut yang harus sampai operasi karena ada patah tulang. 

Sungguh miris melihat aksi para generasi di era kapitalisme. Bahkan setelah ditelusuri lebih jauh, bahkan pelaku adalah siswa yang dikenal agamis alias terkesan alim. Itu bisa di periksa dari akun sosmed nya yang ia miliki. 

Gambaran generasi lagi-lagi menampakkan citra buruk mereka, menandakan betapa parahnya perhatian lingkungan sekitar sehingga kejadian seperti ini tidak terhentikan.

Jika di amati lagi, kira-kira apa yang mendominasi generasi tega dan tanpa berpikir panjang melakukan tindak kekerasan yang berakibat menyakiti orang lain ?.

Hanya karena eksistensi semata, generasi berbondong-bondong menunjukkan kemampuan, kekuasaan dan kekuatan untuk menindas yang lemah. Tak adakah rasa kemanusiaan dihati mereka?. Lantas apakah benar-benar sudah mati rasa iba mereka?. 

Gambaran generasi bangsa yang enggan bersatu malah saling menjatuhkan menjadi budaya saat ini. Yang lemah ditindas dan yang nekat akan kuat dengan garis bawah meski itu tindakan kriminal.

Sudah terbukti bahwa inilah bukti pendidikan sistem kapitalis, fitroh anak untuk belajar, namun menjadi racun yang merusak. Sistem sekuler telah menjadikan pola pemikiran generasi rusak sehingga mereka bertindak sesuka hati dan semaunya hingga hilanglah naluri saling menyayangi dan menghargai. 

Sampai disini masihkan kita tetap percaya pada sistem sekuler yang memisahkan agama dengan kehidupan?. Dari sinilah pentingnya untuk mengubah sistem yang akan benar-benar menciptakan generasi berkualitas dengan menghadirkan pendidikan agama serta menancapkan keimanan di hati para pemuda dengan Dinul Islam. Agama yang menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai pedoman dalam hidup dan yang mampu menghantarkan pada tujuan akhir, yakni Surga.

Wallahu A'lam Bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak