Kebijakan Pejabat Kurang Tepat, Bukan Solusi, Hanya Sementara Sebagai Penghambat




Oleh : Maulli Azzura

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengajak masyarakat untuk beralih ke sumber pangan karbohidrat selain beras atau diversifikasi pangan. Hal ini merespon kenaikan harga beras seiring menipisnya stok akibat El Nino. (Liputan6.com 05/10/2023)

"Tolong ditekankan betul, diversifikasi pangan, jadi tidak hanya mengandalkan beras sebagai makanan pokok," ujar kepada awak media di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (3/10/2023).

Sekilas saja ucapan penguasa yang memberi solusi pengalihan bahan pokok dari beras ke bahan yang lain merupakan jalan keluar bagi masyarakat terkait semakin mahalnya harga beras. Namun yang perlu di garis bawahi disini adalah hal yang semacam itu bukanlah solusi. Bila dilihat dari segi masyarakat kecil, tentu mereka sudah pandai mengalihkan kebutuhan pokok berupa makanan, dimana ketika materi tidak mencukupi, maka masyarakat lebih pandai dengan sendirinya mengalihkan ke makanan yang lain misal dengan jagung, singkong dan ubi-ubi an. Justru kebijakan pemerintahlah yang menjadi tanda tanya, dimana ketika masyarakat mengalami kenaikan harga dengan kelangkaan barang, disinilah kebijakan pemerintah dibergunakan untuk mengatasi dan membantu kesejahteraan masyarakatnya. Mencari jalan keluar sistemis demi memenuhi kebutuhan rakyat, serta memikirkan cara bagaimana agar rakyat tetap terpenuhi kebutuhanya di tengah-tengah krisis pangan dan kenaikan harga.

Lantas apakah dengan beralih ke makanan lain selain beras bisa memecahkan masalah kenaikan harga beras ?. Beginilah solusi ciptaan penguasa yang jauh dari meringankan beban rakyat. Pola pikir yang di lontarkan tidak bisa memberikan solusi atas permasalahan yang sebenarnya. Saran yang dilontarkan para pejabat negara tidak bisa mengatasi persoalan dalam tata kelola pangan negeri ini. Tapi dalam sistem Islam, yaitu Khilafah, terdapat sejumlah mekanisme bagaimana mewujudkan kemandirian pangan tanpa bergantung pada negara lain. Seperti, mengoptimalkan kualitas produksi pangan, mekanisme pasar yang sehat, manajemen logistik (Negara akan memasok cadangan lebih saat panen raya), prediksi cuaca dan mitigasi kerawanan pangan.

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab, beliau menerapkan inovasi soal irigasi untuk mengairi area perkebunan. Ia sengaja menyulap kawasan delta Sungai Eufrat dan Tigris serta daerah rawa dengan mengeringkannya untuk menjadi lahan-lahan pertanian. Kebijakan itu diteruskan hingga Dinasti Umayyah. Swasembada pangan dengan sistem Khilafah sangat riil dan aplikatif. [MNews].

Wallahu A'lam Bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak