Oleh : Sulistyawati, IRT
Gaza kembali membara. Agresor teroris Israel kembali dengan arogan dan sporadis memborbardir bumi Al Quds yang diberkahi. Serangan pasukan Hamas atas Israel dianggap tindakan yang harus dipertanggungjawabkan oleh Palestina, sebagai pihak yang bersalah. Meskipun sebenarnya itu adalah bentuk serangan balasan atas kekejaman pendudukan penjajah teroris Israel selama bertahun tahun. Sebagai suatu tindakan yang wajar dan dan seharusnya jika penduduk yang dikuasai penjajah, lalu bangkit membalas, menyerang dan mengungusir pihak penjajah, karena itu suatu fitrah setiap makhluk hidup.
Konflik Palestina - Israel tidak bisa dianggap sebagai persoalan kemanusiaan, karena memang memiliki history turun turun temurun yang berlangsung puluhan tahun. Konflik ini berawal dari pencaplokan tanah Palestina oleh bangsa Yahudi yang menginginkan tanah bagi naungan mereka. Karena Yahudi tidak memiliki tanah air akibat kedunguan mereka, disebabkan perilaku yang gemar berkhianat, suka menumpahkan darah dan gemar berbuat kerusakan. Sehingga menyebabkan pengusiran atas mereka oleh penduduk yang mereka tinggali. Hingga akhirnya mereka mengincar tanah Palestina dan melakukan persekongkolan licik dengan Inggris hingga berhasil menduduki dan mengusir penduduknya. Konflik ini juga tidak bisa dilepaskan dari persoalan akidah, karena bumi Palestina adalah bumi yang diberkahi, yang merupakan tanah suci ke tiga bagi kaum muslimin. Didalamnya ada masjid Al Aqsha tempat Baginda Rasulullah SAW berisra' malaikat Jibril. Tanah Palestina juga menjadi tanah 'usyriyah yang penduduknya melalui Uskupnya yaitu Uskup Sophronius menyerahkan kunci pintu Baitulmaqdis kepada Khalifah Umar bin Khattab ra, dalam perjanjian Al 'Illaa. Jadi urusan ini tidak bisa dianggap sepele sekedar urusan kemanusiaan. Tapi merupakan persoalan akidah, dan ukhuwah bagi kaum muslimin, yang wajib dijaga dan dipertahankan hingga hari kiamat.
Konflik Palestina - Israel tidak akan mungkin terpecahkan hanya sebagai konflik dua negara dengan diplomasi. Selama belum ada Khilafah, Israel sebagai negara agresor penjajah akan terus merasa berkuasa atas tanah tersebut. Terlebih AS sebagai negara kampiun demokrasi dan PBB tunduk dalam dominasi Yahudi, seakan tidak ada pihak yang berani menentang keduanya. Selama ini pada hakekatnya Barat dan negara negara kafir lainnya sebenarnya pengecut dan takut yang namanya kematian. Sehingga semua upaya kaum muslimin yang mengarahkan solusi perang, yang itu mengancam eksistensi mereka. Sehingga segala bentuk solusi konflik selalu diarahkan pada upaya diplomasi dan menjauhi peperangan, sekalipun mereka gemar sekali menumpahkan darah kepada kaum muslimin. Karena perang akan mengancam nyawa para pemimpin dan penduduknya.
Dengan demikian, diplomasi dan tindakan mengutuk dengan pihak agresor penjajah bukan solusi. Mereka sudah bebal dan kebal, karena dilindungi oleh undang undang internasional yang mereka buat sendiri. Satu satunya bahasa yang bisa mereka pahami untuk hengkang dari tanah Palestina adalah bahasa perang yang dikomando oleh Khalifah dan kaum muslimin bersatu dalam naungan Khilafah berjihad bersam khalifah membebaskan tanah Palestina. Baru Israel, Barat dan PBB menyadari, bahwa mereka bukan apa apa dihadapan kaum muslimin. Kaum muslimin merindukan syahid dalam jihad sebagaimana orang orang kafir pengecut, penakut dan mencintai kehidupan.
Ayoo kaum muslimin, rebut kembali tanah Palestina. Bersatulah dalam komando jihad khalifah yang hanya takut kepada Allah SWT. Insyaa Allah tanah Baitulmaqdis akan kembali ke tangan kalian biidznillah. Dan hanya Khilafah yang mampu mengusir dan menghancurkan kedzoliman Israel dimuka bumi ini.
Wallahu a'lam bishowwab
Tags
Opini