Oleh : Maulli Azzura
Kongres Muslimah Muda dengan tema Islam dan Impowering Girls pada Ahad, 29 Oktober 2023 memberikan pemahaman bahwa begitu rusaknya sekulerisme dalam mempengaruhi para generasi.
Isu dan tantangan untuk pemuda sungguh luar biasa dan diluar dugaan. Bahkan tanpa kita sadari, apa yang di sampaikan oleh pemateri ternyata benar-benar nyata, ditambah lagi dengan fakta-fakta yang di tunjukkan lewat video penghantar, serta orasi-orasi aktivis dari berbagai forum di seluruh Indonesia.
Isu dan tantanganya adalah :
PERTAMA, 'kemiskinan'. Ya benar, kemiskinan sedang menjangkiti para pemuda saat ini. Dimana kemiskinan adalah tidak terpenuhinya kebutuhan pokok yang mengakibatkan pemuda dipaksa memiliki skill untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah. Tentu skill pun tidak didapat tanpa adanya pendidikan yang mendukung, dimana seperti yang kita ketahui bahwa biaya pendidikan tidaklah murah, maka kembali lagi kepada pemikiran tiap individu, bagaimana cara ampuh dan cepat mendapatkan materi agar kebutuhan bisa terpenuhi. Maka tak sedikit tindak kriminal bahkan pinjol serta judi online menjadi solusi untuk mengatasinya.
KEDUA, 'pemberdayaan perempuan'. Dalam sistem kapitalis, perempuan hanyalah komoditas ekonomi. Taraf berpikir yang diciptakan sekuler menjadikan perempuan yang bekerja dianggap lebih berkualitas, dan tentu saja itu menjadikan peran wanita sebagai umun warobatul bait sudah tidak di prioritaskan.
KETIGA, 'pendidikan kapitalisasi'. Kurikulum yang di tanamkan di sekolah-sekolah harus mengikuti kebijakan pemerintah yang mana mata pelajaran agama di buat menjadi seminim mungkin. Maka tak heran jika generasi menjadi amat sekuler dan tidak mengenal agama yang menjadi aturan serta hukum bagi manusia. Minimnya pelajaran agama menjadikan generasi nihil dalam akhlak dan aqidah, sehingga rusaklah pemikiran, pergaulan, bahkan tingkah laku pemuda.
KEEMPAT, 'kebijakan kesetaraan gender'. Dimana kebijakan tersebut berdalih bahwa laki-laki dan perempuan harus setara, bahkan menuntut kesetaraan yang menyalahi fitroh manusia. Menjadikan HAM sebagai alasan untuk membenarkan segala perilaku, termasuk LGBT juga disasar sebagai hak asasi dalam menentukan pilihan.
KELIMA 'standart bahagia yang materealistis'. Kapitalis menciptakan standart kebahagiaan bagi pemuda hanyalah berupa materi yang banyak, sehingga apapun itu bisa di selesaikan dengan materi yang kita miliki. Termasuk permasalahan kuliah mahal, ekspektasi orang tua, tuntutan modal life style, waithood sampai mapan, serta tidak siap menjadi umun warobatul bait lantas memilih childfree.
KEENAM 'mengenal Islam dengan intensif'. Hal ini tentu menjadi momok bagi kapitalis, tentu jika para pemuda mengenal Islam, maka penjajahan barat akan runtuh. Dikaburkanya Islam, serta dilabeli nya Islam sebagai hal yang radikal dan ekstrim, menjadikan pemuda enggan untuk mengenal atau memahami apalagi menjalankan aturan-aturan agama. Sehingga pemuda sengaja di jauhkan dari Islam agar rusaklah pemikiran generasi.
Dari kesemuanya itu, patut kita pahami bahwa sungguh rusak generasi tanpa Islam. Maka hendaklah kita bersegera mencari ilmunya dan turut serta menjadi pejuang dengan mewujudkan kepemimpinan Islam dalam sebuah konsep ideologi ditengah umat, yakni sistem Islam. Islam sebagai mabda shohih yang akan menciptakan institusi pemikiran berdasarkan ideologi Islam.
Inilah peran yang sesungguhnya harus diraih pemuda muslim. Dengan semangat mengkaji Islam kaffah, mencurahkan pemikiran, pengetahuan dan pengalaman hidup untuk melahirkan dunia baru dengan Khilafah ala minhajil Nubuwah.. AllahuAkbar
Wallahu A'lam Bishowab