Oleh : Mawaddah_Sopie
Saat ini kasus perceraian kerap kali terjadi. Daftar antrian sidang cerai di kantor peradilan agama seolah jadi tren atau isu nasional yang dianggap biasa. Belum juga kasus perceraian yang menarik perhatian masyarakat dan seolah negara tinggal diam. Negara hanya menilai kasus perceraian tersebut adalah masalah masing - masing individu dalam sebuah keluarga.
Fakta di lapangan membuktikan bahwa ternyata lebih miris lagi kondisinya. Banyak terjadi kasus kekerasan rumah tangga yang berakhir dengan hilangnya nyawa. Berikut adalah fakta kasusnya :
Pada Kamis 7 September 2023 sekitar pukul 22.00 WIB. Seorang suami yakni Nando (25 tahun) tega membunuh istrinya Mega Suryani Dewi (24) di rumah kontrakannya di Kampung Cikedokan, RT 01, RW 04, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kapolsek Cikarang Barat AKP Rusna Wati mengungkapkan bahwa Nando membunuh istrinya karena kesal ketika ditanya masalah uang belanja.Berdasarkan pengakuan pelaku, kata Rusna selain membentak, Nando juga menampar istrinya di bagian pipinya.Tamparan Nando membuat Mega terjatuh ke lantai dan tak berdaya.
Melihat istrinya yang terbujur kaku di lantai yang berusaha bangkit, Nando bukannya kasihan malah kalap. Pelaku pun berusaha membunuh istrinya dengan cara menggorok leher Nando menggunakan pisau dapur. Sebelum melakukan aksi sadis tersebut, kata Rusna, pelaku menyeret istri ke dapur dekat kamar mandi. (Republika.co.id.12/09/2023).
Kasus yang tak kalah menggemparkannya. Karena tidak terima digugat cerai istrinya, Seorang suami di Singkawang menusuk istrinya hingga tewas (kompas.com.16/09/2023).
Faktor yang menjadi latar belakang mengapa semua itu terjadi adalah karena diadopsinya sistem kapitalis sekuler yang memisahkan agama dengan kehidupan. Miris sekali banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan tindakan pembunuhan. Hal ini membuktikan lemahnya pengelolaan emosi dan daya tahan dalam menghadapi beratnya problematika kehidupan. Ini tentunya menjadi potret buram kehidupan sekuler kapitalistik yang jauh dari keimanan.
Masyarakat kapitalis lebih memfokuskan kehidupan pada materi, uang, dan berbagai kesenangan duniawi. Sehingga saat kesenangan tersebut tidak terpuaskan mereka cenderung stres dan depresi. Yang menyebabkan rentan suami istri untuk berselisih paham. Yang berujung pada kekerasan fisik bahkan berimbas pada hilangnya nyawa.
Beda halnya dalam Islam. Jika aturan Islam ditegakkan secara kaffah atau menyeluruh. Kaum muslimin akan berpegang teguh pada aqidah islam yang menguatkannya untuk selalu sabar dalam menghadapi kesulitan dan beratnya kehidupan. Keimanannya dijadikan perisai untuk selalu kuat dan tetap dalam kewarasan ketika bertemu masalah. sehingga mereka tidak berbuat maksiat.
Dalam Islam kehormatan wanita sangat dijunjung tinggi. Dan begitupun dalam rumah tangga. Hubungan seorang suami istri itu bukanlah hubungan bos dengan bawahan. Akan tetapi hubungan partner atau persahabatan.
Rasulullah SAW bersabda :
"Sesungguhnya wanita itu saudara para pria" (HR. Ahmad).
Menurut Syeikh Taqiyyudin An-Nabhani tugas perempuan adalah Ummun Warobatun bait. Ibu adalah pengatur rumah tangga. Yang harus dijaga dan dilindungi kehormatannya. Sehingga keamanan kehidupan seorang wanita dalam Islam sangat terjaga.
Begitupun dalam kesehariannya
Negara membantu rakyatnya agar hidup tenang aman dan damai dalam suasana keimanan, dengan memenuhi kebutuhan rakyatnya sehingga terciptalah kesejahteraan dan keharmonisan dalam rumah tangga.
Hal tersebut dicontohkan oleh Rasulullah SAW baik sebagai khalifah ( kepala negara) maupun sebagai kepala rumah tangga. Beliau sangat memerhatikan ummat nya. Bahkan kasih sayang Rasulullah SAW tidak hanya kepada kaum muslimin. Tapi kepada yahudi buta yang disantuninnya setiap hari. Beliau dalam kesehariannya sangat qonaah. Begitupun keluarganya, sahabatnya. Mereka hidup sederhana bahkan jauh dari kata mewah. Merekapun berpegang teguh pada aqidah dan keimanan. Sehingga dijauhkan dari perbuatan kekerasan yang mendzolimi orang lain.
Bahkan saat perang sekalipun. Rasulullah SAW menerapkan adab perang yang melarang untuk menyakiti anak anak, perempuan dan orang kafir yang masih mau tunduk pada aturan Islam.
Sangat indah bukan hidup di bawah naungan Islam. Dan itu semua hanya bisa terealisasi jika Islam tegak di bumi ini. Dengan segala aturan dan hukum Alloh SWT yang mengatur dengan begitu sempurnanya. Wallahua'lam bishshawab.
Tags
Opini