oleh: Elda Suhesti (Aktivis Dakwah)
Banyak yang beranggapan bahwa ketika sudah berganti busana dari busana jahiliyah ke busana hijab dianggap sebagai hijrah, padahal hijrah bukan hanya sekedar berganti busana atau jubah, kerudung lebar dan hal-hal yang identik dengan penampilan, berubah penampilan sudah dianggap hijrah, padahal hijrah bukan sekedar pengakuan telah berubah, tanpa amal shalih, hijrah tak akan berbuah Jannah.
Hijrah menjadi pembuktian tadhiyah atau pengorbanan untuk memenangkan agama Allah, hijrah bukanlah cara untuk rehat tapi hijrah yang dilakukan Rasulullah Saw adalah cara memenangkan dakwah, menancapkan pemikiran Islam di bawah Panji Panji Islam di bumi Allah Swt, dengan itu tumbuh kebaikan di bumi dan dunia, keberkahan dari langit, keberkahannya mampu menyatukan pemikiran atau fikrah dan gerak langkah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling mencintai karena Allah dalam menjemput keberkahan.
Sebagaimana Allah telah menggambarkan, bagaimana ikatan aturan kaum Muhajirin dan anshar dalam surah al-hasyr (9) yang artinya " orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (anshar) sebelum ( kedatangan ) mereka (muhajirin) mereka (anshar) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (muhajirin), mereka (anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (muhajirin) mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin) atas diri mereka sendiri sekalipun mereka dalam kesusahan, siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung " (Q.S Al-Hasyr ayat 9).
Kalau kita merenung sejenak tidak ada peradaban seagung peradaban Islam yang mewujudkan keluhuran akhlak, kokohnya ukhuwah dan khusuknya qalbu dan berkhidmat untu islam.
Selain itu kita lihat bagaimana Nabi Ibrahim as mendakwahi kaumnya untuk mengenali agama Allah mentauhidkan Allah dan menegakkan syariahnya yang dulu kaumnya fanatik pada kesyirikan nenek moyangnya berbalik mengurangi dakwahnya menghinakan dari mereka sendiri.
"Mereka hendak melakukan tipu daya kepada dia, lalu kami menjadikan mereka orang-orang yang hina, Ibrahim berkata: sungguh aku pergi menghadap kepada Tuhanku Dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku"
Maknanya mereka hendak melakukan kejahatan kepada Nabi Ibrahim alaihissalam dengan melemparkan dirinya ke dalam nyala api yang sebelumnya mereka telah mampu mengalahkan hujjah Nabi Ibrahim as yang meruntuhkan keyakinan jahiliyah mereka dan pada saat yang sama tidak ada yang mereka dapatkan melainkan kegagalan yang nyata Allah telah menjadikan api tersebut menjadi sejuk sebagai salah satu bukti kemukjizatan Nabi Ibrahim as.
Ini menunjukkan bahwa beliau berhijrah dari negeri kaumnya ke negeri yang diperintahkan Allah (bumi Syam) untuk menyembah Allah dan mendakwahkan agamanya di sana. seperti firman Allah dalam Quran surah al-ankabut ayat 26 " lalu Luth membenarkan kenabiannya berkata Ibrahim sungguh aku akan berpindah ke tempat yang diperintahkan Tuhanku sungguh dialah yang maha perkasa lagi maha bijaksana "
Begitu pula kisah Musa as. dan kaumnya mereka berhijrah menyelamatkan diri mereka dari fitnah Firaun dan bala tentaranya sebelumnya Nabi Musa mendakwahi Firaun untuk bertobat dari pembangkangannya kepada Allah dengan mengaku sebagai Tuhan setelah memuncak kejahatan mereka Allah memerintahkan Musa AS dan pengikutnya berkorban dengan berhijrah menghindari kejahatan Firaun yang menjadi-jadi Allah berfirman di dalam Quran surah ad-dukhan ayat 23 - 24 " berjalanlah kamu dengan membawa hamba-hambaku pada malam hari sungguh kalian akan dikejar dan biarkanlah laut itu tetap terbelah sungguh mereka adalah tentara yang akan ditenggelamkan "
Kemudian Allah SWT memenangkan nabi Musa AS dan orang-orang beriman sebagaimana Allah telah mengganjar pengorbanan Rasulullah SAW dan kaum Muhajirin dengan kemenangan Islam hijrah kaum muslim, hingga puncaknya ke yatsrib atau Madinah demi menjaga Islam mendatangkan keberkahan berupa kemenangan Islam. mereka berjuang untuk meninggikan kalimat Allah didukung para pengikutnya yang Saleh berhijrah bukan sekedar berpindah tempat namun berpindah dari suatu keadaan ke keadaan yang lebih baik dan dibuktikan dengan menjauhi apa yang dilarang Allah.
Ada hal yang sangat menarik dari peristiwa hijrah ini yakni Rasulullah SAW mengisyaratkan keumuman segala bentuk apa yang dilarang Allah, " orang yang berhijrah adalah siapa saja yang berhijrah atau meninggalkan apa saja yang dilarang Allah atas dirinya " (hadits riwayat al-bukhari, Ahmad dan abu Daud).
Dibalik ungkapan "Manahallahu anhu" segala hal yang bertentangan dengan ajaran Allah mencangkup pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan Islam seperti demokrasi, kapitalisme, liberalisme, pluralisme, hedonisme, feminisme dan segala pandangan yang menyimpang dari Islam.
Dari sini bisa kita ambil benang merahnya, bahwa dinamika hijrah adalah upaya memenangkan dakwah dan bukti pengorbanan di jalan dakwah untuk meninggikan kalimat Allah dan memenangkan agama Allah.
Wallahu a'lam bishawab