Hanya Khilafah Solusi Tuntas Palestina




Oleh: Ummu cantika



Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu resmi menyatakan keadaan perang setelah Hamas meluncurkan 5.000 roket dan serangan darat, Sabtu (7/10/2023).
"Warga Israel. Kami sedang perang dan kami akan menang," ungkap Netanyahu melalui pernyataan publiknya, dikutip dari Times of Israel, Sabtu (7/10/2023).

"Musuh (Hamas) akan menanggung akibat yang belum pernah mereka alami sebelumnya," lanjut Netanyahu lima jam sejak Kelompok Islam Palestina, Hamas, melakukan serangan kepada Israel.
Mayor Jenderal Ghassan Alian dari IDF mengatakan bahwa Hamas telah melakukan kesalahan besar, yakni membuka "gerbang neraka" di Jalur Gaza. Akibat hal itu, ia menegaskan bahwa pihaknya akan membuat Hamas jera.

"Hamas membuka "gerbang neraka" di Jalur Gaza, Hamas yang mengambil keputusan tersebut akan memikul tanggung jawab dan menanggung akibatnya," tegas Alian.
Sementara itu layanan darurat Israel, Magen David Adom, mengatakan bahwa setidaknya 22 orang tewas akibat serangan besar-besaran yang dilakukan oleh Hamas. Lalu, sekitar 70 orang lainnya mengalami luka berat.

Menurut laporan Reuters, masyarakat di Gaza telah berbondong-bondong membeli persediaan makanan dan minuman serta mengungsi untuk mengantisipasi konflik selama beberapa hari ke depan.
Komandan militer Hamas, Mohammad Deif, mengumumkan operasi ini telah dimulai melalui siaran di media Hamas. Melalui pengumumannya, ia mengajak seluruh warga Palestina untuk ikut berjuang.

"Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di dunia," kata Deif, dikutip dari Reuters, sambil menyebutkan bahwa pihaknya telah meluncurkan 5.000 roket ke Israel.

Hamas mengatakan serangan itu didorong oleh peningkatan gempuran Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat, Yerusalem, dan terhadap warga Palestina di penjara-penjara Israel.
Pemimpin bayangan sayap militer Hamas, Mohammed Deif, mengumumkan dimulainya apa yang disebutnya sebagai “Operasi Badai Al-Aqsa.”

“Cukup sudah,” katanya dalam pesan yang direkam, sambil meminta warga Palestina dari Yerusalem timur hingga Israel utara untuk bergabung dalam perjuangan. “Hari ini rakyat kembali melakukan revolusi.”

Nasib warga Palestina terus saja didera kesusahan, terus dalam ancaman keselamatan, termasuk pengusiran. Kaum muslimin seharusnya menyadari bahwa persoalan Palestina tak akan pernah terselesaikan dengan tuntas karena tak ada kekuatan yang membela perjuangannya, kekuatan itu bernama Daulah Khilafah. Semenjak Khilafah terakhir runtuh pada tahun 1924 M, kaum muslimin kehilangan perisai pelindungnya.

Terbukti, setelah Khilafah runtuh, wilayah Palestina jadi tempat jajahan Yahudi.
Melalui perjanjian internasional yang begitu licik dan jahat pada kaum muslimin. Tahun 1967 Israel membangun ribuan rumah orang Yahudi di kawasan Yerusalem Timur dan Tepi Barat di atas lahan milik bangsa Palestina. Lebih dari 600 ribu warga Israel bermukin di sana, sementara bangsa Palestina yang merupakan penduduk setempat di usir.

Yahudi Israel semakin jumawa, karena Kehadirannya memberi manfaat pada Barat. Dulu Israel dilahirkan oleh Inggris untuk kepentingannya. Namun, semenjak Inggris kehilangan posisinya sebagai negara pertama dalam perpolitikan internasional Israel kemudian diasuh dan dibesarkan oleh negara adiikuasa AS. 

Ideologi kapitalisme yang di emban AS membawa pengaruh agar AS tidak kehilangan kendali atas negeri-negeri kaum muslimin. Karenanya, Israel memang difasilitasi dan didukung keberadaannya di wilayah Palestina untuk menjaga kepentingan AS di wilayah Timur Tengah. Hal ini dibuktikan dengan solusi two state solution. 

Padahal wilayah Palestina adalah milik kaum Muslimin, sedangkan Yahudi Israel adalah pendatang bahkan penjajah yang tak tau diri. Dukungan Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, kala Trump masih menjabat sebagai presiden Amerika Serikat adalah salah satu buktinya. Untuk itu, upaya penyelamatan hakiki kaum muslimin di Palestina adalah dengan mengembalikan kembali Daulah Khilafah sang perisai kaum muslimin di seluruh dunia, bukan solusi perdamaian yang digaungkan oleh PBB yang sejatinya justru semakin mengukuhkan kedudukan Yahudi.

Tanah Palestina adalah tanah yang diberkahi Allah Taala. Umat Islam ialah keturunan para penakluk, juga pembebas. Sejatinya, umat Islam yang layak memikul amanah dan menjaga tanah yang diberkahi tersebut. Tentara muslim yang jumlahnya jutaan semestinya menjadi “bara api” yang bergerak mencabut entitas Yahudi dan membersihkan Palestina dari cengkeraman para penjajah.
Para tentara muslim yang memiliki kekuatan untuk mengusir penjajah hendaknya mengingat kembali firman Allah Taala, 
"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun selain Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (QS Hud: 113).

Allah Taala juga berfirman, 
“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepadamu, ‘Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah’, kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan)di akhirat hanyalah sedikit (Qs At-Taubah:38).

Perjuangan kaum muslim tidak akan pernah padam sebelum tanah Palestina bebas dari cengkeraman kafir penjajah.
Palestina hilang kekuatan pada hari ketika Khilafah tiada. Kaum muslim harus terus berjuang dengan serius untuk mengembalikan tegaknya Khilafah. Perjuangan menegakkan Khilafah ialah kemuliaan dan cara menyelamatkan umat manusia.

Firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah.” (QS Ash-Shaf: 14).

Kemudian, kita juga diingatkan Allah kembali dalam firman-Nya, "Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad: 7)

Duhai saudara-saudariku di Palestina, kami di sini juga tidak tinggal diam meski kita terpisah jarak yang jauh. Kami akan terus berjuang dan berdoa pada Allah Taala agar menyatukan kita dalam kepemimpinan yang satu, yakni Khilafah. 

wallahualam bissawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak