Oleh: Minah,S.Pd.I
(Praktisi Remaja)
Miris! Fakta tentang kondisi remaja saat ini. Pergaulan remaja dari hari ke hari semakin tambah parah. Mereka bergaul dengan bebas tanpa aturan hingga berujung pada maksiat. Bergaul dengan salah, kebablasan dan berujung dosa.
Sadar atau tidak, pergaulan bebas memang sepertinya telah menjadi budaya remaja. Secara alamiah, remaja mulai mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, psikologis dan sosial. Apalagi usia remaja sudah ada rasa ketertarikan terhadap lawan jenis. Ketika anak remaja mengenal yang namanya ‘cinta’, dan tidak dibarengi dengan ilmu dan iman, dia akan terjebak dengan cintanya. Dan jika ini dibiarkan maka, dia pasti akan terjebak dalam pergaulan bebas. Melakukan kemaksiatan dan berbagai macam perbuatan berdosa.
Baru-baru ini, kita dikejutkan dengan kelakuan anak remaja. Gadis ABG berusia 16 tahun di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) tega menggorok leher bayinya yang baru dilahirkan di kamar mandi. Gadis ABG tersebut tega menganiaya bayinya karena takut ketahuan hamil di luar nikah oleh orang tuanya.
Aksi sadis gadis ABG tersebut terjadi di Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda pada Selasa (12/9) sekitar pukul 03.30 Wita. Kapolresta Samarinda Kombes Ary Fadli mengatakan gadis ABG itu menggorok bayinya menggunakan pisau cukur alis. (Detiksulsel,14/9/2023)
Di era kebebasan yang kebablasan ini benar-benar membuat hati menangis. Miris bahkan memprihatinkan. Sejatinya, anak maupun remaja adalah aset Bangsa. Bagaimana bangsa ini bisa baik jika remajanya rusak? siapa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan jika generasinya rusak?
Remaja adalah generasi harapan masa depan. Bukan sekadar tonggak estafet, lebih dari itu di pundaknya ada harapan sebagai peubah peradaban. Karenanya, para remaja harus memahami identitas dirinya. Berpegang teguh pada prinsip yang kuat. Prinsip yang lahir dari sebuah keyakinan dalam memandang kehidupan. Dari mana, untuk apa dan mau ke mana kehidupan ini? Harusnya terjawab tuntas sebagai bekal untuk menaklukkan peradaban kelam.
Sayangnya, kebanyakan remaja zaman sekarang justru mengalami krisis identitas. Tidak memahami jati dirinya. Jauh dari agama dan lebih memilih gaya hidup bebas, semaunya. Temuan kasus pergaulan bebas antarpelajar hingga melakukan perzinaan tidak terhitung lagi jumlahnya. Hampir setiap hari memenuhi lini media masa. Fakta-fakta pergaulan bebas, tawuran, narkoba di kalangan remaja yang semakin meningkat menambah deretan kegelapan hari-hari yang menimpa umat. Ini sungguh sangat memprihatinkan.
Inilah buah nyata dari sistem sekuler, sistem yang memisahkan agama dari kehidupan, menjadikan Islam hanya sebatas ritual, disepelekan, dan dihinakan. Sementara di waktu yang sama, sistem kapitalisme dipasang disetiap lini kehidupan. Kebanyakan remaja islam justru mengikuti gaya hidup bebas ala Barat.
Barat dijadikan kiblat dalam menjalani kehidupan. Tanpa memperhatikan halal dan haramnya. Terpenting trendi dan dapat melambungkan eksistensi diri. Inilah yang dicari! Alhasil, kehidupan yang serba bebas tiada membawa maslahat.
Sebaliknya, mudharat atau kerusakan silih berganti menerkam remaja Islam. Hidup tanpa aturan Sang Pencipta, semrawut bagai kehidupan rimba yang menghantarkan pada binasa. Karena demikianlah hakikat kebebasan, ia adalah biang dari kebinasaan.
Oleh karena itu, untuk menghindari program Barat tersebut, harus segera kenali identitas diri. Tetapkan tujuan hidup agar arah hidup lebih jelas. Mari kembali renungkan, dari mana kita berasal, untuk apa kita diciptakan dan mau ke mana kita setelah mati.
Islam menjelaskan dengan gamblang bahwa kita berasal dari Allah Subhahu Wa Ta'aala. Allah sebagai Al-Kholiq (Pencipta) sekaligus Al-Mudabbir (Pengatur). Jadi, dalam hidup ada perintah dan larangan dari Allah yang harus kita taati. Maka tujuan dari hidup kita tidak lain adalah untuk beribadah pada-Nya.
Segala perbuatan harus mengikuti petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta'aala itulah yang disebut ibadah. Sebagaimana firman Allah, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu” (QS. Adz-Dzariyat:56).
Selanjutnya ketika mati, kita akan kembali kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kita di dunia. Semua amal perbuatan akan dihisab oleh Allah. Jika kita benar-benar beriman kepada Allah, menjalankan semua aturan dari Allah, maka balasannya adalah surga. Namun, jika kita melanggar, sudah pasti balasannya neraka.
Inilah aqidah Islam, identitas bagi remaja Muslim. Dengannya akan terbentuk kepribadian Islam. Hal ini dapat diperoleh dengan mengkaji, mendakwahkan, serta menerapkan Islam dalam kehidupan. Masyaa Allah!
Tak lupa, peran pendidikan dalam keluarga itu sangat penting, ajarkanlah anak agar meraka mampu tunduk dan patuh kepada Allah. Mengajarkan mereka sesuai dengan pendidikan Islam. Agar tidak ada lagi kebebasan yang kebablasan. Yang ada hanyalah remaja yang berpegang teguh kepada aturan Islam. Wallahua’lam.
Tags
Opini