Oleh: Nurmalasari (Aktivis Muslimah Purwakarta)
Bullying, semakin marak dikalangan anak sekolah. Saat ini pelaku bullying begitu berani, mereka tak segan melakukan tidak kekerasan di tempat umum, bahkan didokumentasikan dalam bentuk vidio dan di upload di media sosial untuk menjadi viral. Karena menjadi viral adalah salah satu prestasi yang membanggakan untuk jaman milenial saat ini.
Pengaruh sistem sekuler yang telah gagal melahirkan generasi-generasi emas saat ini. Meraka dijauhkan sejauh mungkin dari ajaran-ajaran agama islam, yang membuat mereka tidak bisa berpikir cemerlang dan mendalam. Rem blong dalam bertingkah laku, dan tidak kuatnya pondasi aqidah membuat para generasi muda mudah terpengaruh dalam sistem liberal saat ini.
Kasus bullying di Purwakarta sudah berada dalam tahap darurat. Untuk mencegah kekerasan atau lebih dikenal bullying di kalangan pelajar, Polres Purwakarta, Polda Jawa Barat turunkan tim penyuluh dari Satuan Pembinaan Masyarakat (Satbinmas). Kali ini kegiatan penyuluhan dilaksnakan di SD Al-Muhajirin kampus 2 yang berada di Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta. (Jabarnews,26-09-2023)
Dalam penyuluhan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa-siswi tentang arti pentingnya menghormati dan mendukung satu sama lain. Hal itu sebagai langkah pertama yang sangat penting dalam memberantas perilaku tersebut. Sebagaimana arahan Kapolres Purwakarta, berpesan kepada para siswa-siswi untuk terus mendukung upaya pencegahan bullying di kalangan pelajar. (Jabarnews, 26-09-2023)
Penyuluhan seperti ini, akankah menjadi solusi? Dimana kasus bullying ini sudah menyebar ke berbagai sudut kota, tidak hanya para pelajar SD saja bullying ini terjadi, akan tetapi dari berbagai usia saat ini sedang meramaikan penomena bullying ini.
Kasus Bullying harus di tuntaskan sampai ke akar-akarnya. Bullying merupakan tindakan yang tidak bisa dianggap remeh, karena dapat berdampak serius pada korban. Baik secara fisik maupun psikologis. Bullying merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia, yang berpotensi mengganggu perkembangan mental dan emosional korban. (Jabarnews, 26-09-2023)
Untuk itu, hanya di dalam sistem Islamlah yang bisa memberikan solusi yang paling tepat. Adapun beberapa tahapan mekanisme yang akan dilakukan oleh sistem Islam.
Pertama, sistem Islam akan memastikan keluarga dalam mendidik anak dalam aqidah Islam. Dari orang tua akan terbentuk aqidah yang kokoh, dan anak-anak akan dibiasakan dengan hukum syariah. Mengenai hal ini ada seorang penyair ternama Hafiz Ibrahim mengungkapkan sebagai berikut: “ Al-Ummu madrasatul ula, iza a'dadtaha a'dadta sya'ban thayyibal a'raq”. Artinya: Ibu adalah madrasah (Sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.
Kedua, sistem Islam akan memastikan umatnya untuk melakukan amar ma'ruf nahi mungkar. Hal ini akan mencegah kemaksiatan di tengah-tengah umat. Sebagaimana Allah SWT berfirman, "Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS Ali Imran 3 : 104).
Ketiga, sistem Islam akan memberikan fasilitas-fasilitas yang menunjang pembentukan aqidah, melalui sistem pendidikan Islam yang berbasis aqidah. Sistem Islam akan memastikan setiap individu mempunyai kepribadian islam, yakni pola pikir dan pola sikap sesuai dengan islam. Sistem Islam akan menutup media sosial yang tidak pantas untuk dikonsumsi umat seperti prenk, buli, kekerasan. Sehingga yang di tonton umat hanya hal-hal yang membuat umat lebih taat kepada Allah SWT.
Bullying sangat ditentang oleh Allah SWT, sebagaimana Allah SWT berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim" (QS Al- Hujurat: 11)
Untuk itu hanya dengan sistem Islam yang paripurnalah, yang akan senantiasa mencetak generasi-generasi emas, berakhlak sholeh untuk menghormati satu dengan yang lainnya.
Wallahu 'alam
Tags
Opini