Oleh : Rahmayanti, S.Pd
Palestina merupakan salah satu negeri yang diberkahi, negeri yang Allah janjikan dengan berlimpahan kebaikan. Sebelum terjadi tragedi dengan bangsa Israel kehidupan masyarakatnya sungguh sangat sejahtera dan diliputi kemakmuran.
Perang Gaza yang terjadi sabtu pekan lalu (7/10) hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 1.500 warga Palestina dan melukai 5.339 lainnya, sementara pihak Israel, setidaknya 1.300 orang tewas akibat serbuan pasukan Hamas dan Jihad Islam yang memicu perang VOA INDONESIA.com.
Situasi bakal semakin memburuk di sebabkan blokade total Israel semakin menjadi, tidak adanya aliran listrik, gas dan air bersih ke Gaza, padahal ada ribuan pasien trus berdatangan ke RS Gaza tanpa henti akibat dibombardir Israel korban semakin bertambah.
Sementara itu penggiat kemanusiaan berasal dari Indonesia yang sekarang ini sudah berdomisili di Gaza Abdillah Onim dalam sebuah diskusi menjelaskan bagaimana Israel selalu melanggar hukum Internasional dan berbagai perjanjian yang telah diditandatangani, Israel bahkan terus memperluas wilayahnya, sekarang malah menguasai lebih dari 80 persen. Mereka terus membangun pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Padahal ini sudah merupakan pelanggaran hukum internasional, tapi nampaknya dunia tidak bergeming.
Selama ini sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah Palestina agar sengketa dengan Israel dapat diakhiri, seperti melakukan diplomasi yang kerap kali ditempuh, alhasil nihil karena pemerintah Israel selalu melakukan pelanggaran berulangkali. Menurut mereka sah-sah saja melakukannya. Begitu pula dengan memperlihatkan penderitaan rakyat Palestina terutama di Gaza, berharap akan timbul rasa moral kemanusiaan di hati orang-orang Yahudi, bahkan dengan perampasan hak-hak tanah dari orang-orang di Paletina yang diambil oleh orang Yahudi, ternyata juga tidak membuahkan hasil, malah mereka makin menjadi-jadi berbuat kezaliman.
Perlawanan Hamas mengisyaratkan kekuatan terhadap zionis Israel atas penjajah pengambilan hak tanah Pelestina selama ini. Palestina terutama Hamas yang begitu sering memberikan perlawanan walaupun dirasa sangat tidak berimbang, mereka berjuang sendiri tanpa adanya bantuan dari negara sekitar atau tetangga, Pejuang Palestina dengan gigihnya mempertahankan tanah Al Qud agar tidak dikuasai zionis Israel, sementara negara-negara yang notabene mayoritas muslim hanya berusaha mengecam tanpa adanya tanda-tanda mengulurkan tangannya untuk memberikan sport sistem dengan alasan adanya ikatan nasionalisme. Negara-negara Islam dikotak-kotakan di bagi-bagi menjadi lebih dari 50 negara bagian yang masing-masing sudah diatur menjadi negara satu kesatuan yang tidak ada memiliki keterikatan dengan negara lain yang satu agama dengannya, mereka dirancang agar mencintai negaranya sendiri dan menganggap negara luar tidak perlu dibela karena sudah dipisahkan oleh tapal batas negara.
Tidaklah cukup hanya dengan bantuan kemanusiaan seperti obat-obatan, makanan, pakaian dan lainnya, ataupun mengecam dan mengutuk ada yang bahkan cuma sumbang doa, memang kekuatan sebuah doa sangatlah luar biasa, akan tetapi Palestina lebih membutuhkan aksi nyata, tidak hanya aksi perbaikan infrasruktur yang pada akhirnya akan dihancurkan kembali oleh para zionis, setelah itu dibangun lagi, begitu selanjutnya. Kapan berakhirnya kezaliman ini, sementara PBB sangatlah kelihatan berpihanya kepada Israel. Yahudi juga sangat angkuhnya meneruskan kebijakannya untuk menguasai tanah Palestina karena jelas mendapat angin segar dari beberapa negara Eropa dan Amerika serikat. Lewat media mereka menghembuskan kebohongan seolah-olah Israellah yang menjadi korban dari Hamas.
Padahal kaum zionis Israel bisa mendapatkan tanah Palestina atas bantuan Inggris dan Prancis melalui perjanjian Sykes- Picot. Kedua negara itu begitu mendukung berdirinya negara Yahudi di Tanah Palestina.
Solusi Islam
Sudah berbagai jalur ditempuh agar bisa mengakhiri penjajahan zionis Israel, lewat politik/diplomasi, kemanusiaan yang kebanyakan tidak memberikan keuntungan bagi Palestina malah wilayahnya semakin berkurang dicaplok zionis, dan dunia mendiamkan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Berbagai kecaman dan resolusi PBB, tidak ada pengaruhnya bagi Yahudi. Tragedi ini sudah berlangsung sungguh lama 60 tahun. Bisa disimpulkan tidak ada solusi yang paling tepat untuk mengakhirinya selain jihad fi sabilillah. Karena Islam mewajibkan jihad fi sabilillah atas kaum muslimin ketika diperangi musuh. Allah Subhanahu Wataala berfirman, “ Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah ia seimbang dengan seranganya terhadap kalian “. (TQS Al Baqarah : 194).
Dalam kitab Al Jihad fi Sabilillah “ Jika musuh telah memasuki salah satu negeri kaum muslim, maka fardu ain atas penduduk negeri tersebut untuk memerangi musuh dan mengusir mereka. Kaum muslim yang lainpun memiliki kewajiban untuk menolong negeri itu jika penduduknya tidak berkemampuan mengusir musuh. Hal ini dimulai dari yang terdekat kemudian yang terdekat.
Berdasarkan ini kaum muslim yang wilayahnya terdekat dengan Palestina wajib mengirimkan pasukan untuk mengusir zionis Yahudi, seperti Yordania, Libanon, Mesir, Suriah. Haram bagi mereka berdiam diri atau hanya mengecam tanpa aksi nyata. Padahal kalau mereka membantu beradu kekuatan dengan izin Allah akan bisa mengusir para zionis tersebut.
Akan tetapi kalau melihat kenyataan hari ini rasanya tidak mungkin besar harapan kepada negeri-negeri kaum muslim untuk membantu, tak terkecuali PBB yang terlibat kelahiran dan mengakui keberadaan negara Yahudi. Oleh karena itu kita memerlukan eksistensi keberadaan khilafah sebagai kepanjang tanganan syariah Islam, sebagai pelindung umat. Keberadaan khilafah sebagai perisai yang akan melindungi agar umat merasa nyaman dan aman. Harta, darah dan nyawa umat tidak akan habis dengan sia-sia. Nanti di hari akhir akan ada dimintai pertanggung-jawaban atas apa yang telah diperbuat. Wallahu alam.
Tags
Opini