Oleh : Khasanah Isma
Kondisi masyarakat saat ini kembali seperti pada zaman Jahiliyah, ukuran Jahiliyah tak dimaknai secara sempit hanya dengan batasan waktu ,namun juga dapat
diukur dengan melihat kondisi peradaban masyarakatnya, tak sedikit dari masyarakat kita mengulang kembali kebiasaan yang dilakukan masyarakat jahiliyah di masa nabi,hanya
bedanya, dahulu dimasa nabi bisa disebut zaman Jahiliyah kuno, namun saat ini disebut Jahiliyyah modern.
Rusaknya tatanan hidup masyarakat kita mulai dari maraknya judi online, kecanduan game online, terjerat pinjaman online, angka penganguran tinggi, penduduk miskin bertambah, meningkatnya gaya hidup korupsi pejabat yang dianggap lumrah, tingginya angka perceraian, tawuran antar pelajar, maraknya bullying dilingkungan sekolah dan masalah lainnya yang menjadi PR besar kita semua.
Gempuran ide sekulerisme pun tak kalah kuat pengaruhnya melalui media yang dapat dengan mudah di akses anak- anak lewat internet, belum lagi gelombang Korean wave melanda generasi Z hingga meninggalkan jejak gaya hidup hedonis, film, sinetron,iklan
yang merusak akhlaq menggempur shakhsiyah anak-anak kaum muslimin,sehingga pola pikir dan pola sikap pun menjadi rusak disebabkan apa yang telah ia lihat dan ia dengar.
Negeri ini sedang dalam kondisi yang semakin melemah, oleh karenanya butuh solusi yang sempurna, seribu satu masalah keummatan hanya akan tuntas jika kembali kepada penerapan aturan islam,sungguh tak ada jalan lain, hanya islam solusi kehidupan, sistem Demokrasi hanya menghasilkan para pemimpin bejat, hanya khilafahlah sistem yang terbukti ampuh merawat jagat.
Saatnya umat islam memiliki satu pandangan politik yang sama,menyuarakan hal yang haq bersama- sama untuk keluar dari sengkarut masalah negeri ini, umat harus punya political will yang shohih( benar) sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah, Saw, Rasulullah tidak berdemokrasi, maka jika kita mengaku cinta nabi tinggalkan Demokrasi, Rasulullah mendakwahkan penerapan islam kaffah ditengah - tengah masyarakat, maka jika kita mengaku cinta nabi
sampaikan urgensinya penerapan syariat islam yang kaffah kepada umat, bukan malah sibuk menjadi tim sukses partai sekuler sambil menjual ayat- ayat, yang justru hal tersebut membenturkan upaya tegaknya hukum Allah dengan hukum buatan manusia.
Akhlaq Rasulullah Saw diibaratkan seperti alquran yang berjalan,
maka bagaimana mungkin bisa terbentuk masyarakat yang akhlaqnya bagai Alquran yang berjalan dan mampu meneladani nabi jika nilai - nilai ( hukum) didalam alquran tak diterapkan seutuhnya sebagaimana nabi pun berjuang menerapkannya dalam bingkai negara, katanya mengaku cinta?
cinta kepada Rasulullah Saw yang mulia, cinta itu tak cukup dengan kata, konsekuensi dari cinta adalah melakukan apapun sesuai dengan yang diinginkan orang yang dicinta, nabi mencintai syariatNya,maka nabi menerapkan seluruh hukum- hukum- Nya,yang tidak hanya diterapkan sebagai aqidah individu namun juga diterapkan sebagai aqidah negara,nabi menerima dengan ridho setiap hukum syara - Nya, lalu mengajak kepada khalayak umum ( seluruh manusia) untuk mentaati hukumNya, maka jika kita mengaku cinta, sudah selayaknya kita mengikuti langkahnya, mentaati-Nya, memilih pemimpin sesuai dengan tatacara-Nya,mengajak umat mentaati hukum-Nya agar menjadi baik bersama, mari kita mencukupkan diri dengan apa- apa yang datang dari nabi kita tercinta,sebagai tanda orang yang saling mencinta, jika kita mengaku cinta nabi, maka tanyakan pada diri apakah nabi juga mencintai kita?, sebab konsekuensi cinta itu butuh pembuktia, bukan hanya mengandalkan perasaan,
imam Al Ghazali mengatakan : Kecintaan tanpa ketaatan adalah kepalsuan, cintamu dipertanyakan jika tanpa pembuktian ketaatan, jangan sampai cinta dihati kita palsu,sehingga tidak bisa merasakan manisnya keimanan, Rasulullah Saw bersabda :
“Seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai. Dan engkau akan bersama orang yang engkau cintai,” (HR. Tirmidzi)
Siapa diantara kita yang ingin jadi tetangganya nabi disurga nanti ? , siapapun kita pasti akan menjawab : "Saya", sebuah keinginan itu harus diperjuangkan, apalagi keinginan untuk berdekatan dengan manusia yang paling sempurna (Rasulullah Saw).
Sekali lagi, mari kita perbaharui kembali pemahaman kita dalam menempatkan rasa cinta kepada nabi.
cinta, tak sekedar kata, tapi cinta butuh amal yang nyata, cinta nabi harus cinta syariatNya,bukti cinta adalah taat pada hukumNya,menerapkannya,mengopinikannya, dan mengajak siapapun untuk menerima hukumNya agar menjadi baik bersama.
"Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.(TQs. Al-Ahzab: 36).
Allohummaa sholli wasalim wabaarik alaik.
(Tangerang, 12-Oktober, 2023)
Tags
Opini