Bencana Krisis Air Bersih, Murni karena Musim Kemarau ?




Oleh : Bunda Twins



Cuaca ekstrim yang terjadi saat ini mengakibatkan tidak menentunya perubahan musim kemarau dan penghujan. Berbagai masalah pun muncul akibat cuaca ekstrim ini, salah satunya kekeringan saat musim kemarau.

Dropping air bersih di wilayah Brebes terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Brebes mengingat masyarakat yang terdampak krisis air bersih makin meluas dan berkepanjangan.

Untuk mengurangi dampak tersebut, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Bank Brebes menggelontorkan bantuan air bersih untuk warga Desa Siwungkuk, Kecamatan Wanasari, Brebes, Senin (2/10/2023).

“Kami berupaya membantu warga yang kekurangan air bersih untuk kebutuhan masak,” ujar Direktur Umum Bank Brebes Supriyantoi SE disela mengawal ke titik dropping.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan secara umum akan terjadi pada November 2023. Saat ini mulai hujan dan perlu diwaspadai pada puncak hujan,” ujarnya di Pontianak, Senin (23/10/2023).

Kekeringan secara umum berdampak pada pemenuhan kebutuhan air bagi wilayah dengan tingkat intensitas hujan rendah misalnya Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Maluku, Sulawesi Selatan, dan Papua.
Untuk daerah-daerah tersebut, Jarot mengatakan Kementerian PUPR membuat sumur bor dengan terlebih dahulu melakukan pengkajian potensi sumber air di sekitar, mengingat curah hujannya relatif sedikit sehingga cadangan air tanah terbatas.

"Pada tahun ini kami membangun 37 sumur bor baru yang tersebar di 19 provinsi. Selain itu juga melakukan rehabilitasi 25 sumur bor eksisting di 11 provinsi," kata Jarot.

Pemerintah melalui Kementerian PUPR juga melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan seluruh sumur eksisting yang ada bagian dari program OPOR (Operasi Pemeliharaan Optimalisasi dan Rehabilitasi), yakni sekitar 8.213 sumur bor dengan kapasitas 72,02 m3/detik.

Selain pembangunan sumur bor, Kementerian PUPR juga mengoptimalkan fungsi tampungan air pada bendungan, situ, embung, dan danau. Saat ini tengah dilakukan pemantauan terhadap kondisi 13 waduk utama, yaitu Jatiluhur, Jatigede, Kedung Ombo, Batu Tegi, Wadas Lintang, Wonogiri, Karang Kates, Bili Bili, Wonorejo, Paselloreng, Bintang Bano, Kalola, dan Tapin.

Faktanya wilayah yang mengalami krisi air bersih tidak hanya diwilayah yang mempunyai intensitas hujan rendah tapi merata hampir seluruh wilayah indonesia. Meskipun hujan mulai turun dibeberapa wilayah tapi kebutuhan air bersih ini menjadi masalah tidak hanya dimusim kemarau saja.
Kalau kita amati dampak utama  krisis air bersih terjadi tidak murni akibat musim kemarau,tapi berdampak dari kerusakan lingkungan
sebagian besarnya akibat ulah tangan manusia. “Banyak alih fungsi lahan serta perusakan lingkungan besar-besaran yang dilakukan secara sistematis."

"Telah tampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali kejalan yang benar" TQS Ar-Rum ayat 41.


Perlu Kesadaran Personal dan Pemerintah 

Secara personal hendaknya memahami kewajiban manusia untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Tidak melakukan penebangan hutan secara liar. 

Secara kolektif masyarakat harus sadar kerusakan yang terjadi akibat ulah tangan manusia yang mengambil sistem kapitalis yang serakah. 
Ini dampak pengelolaan negara terhadap pangan, air, dan hajat umat dengan tata kelola kapitalistik yang rusak dan merusak. Banyaknya pembukaan hutan untuk kepentingan pertanian, perkebunan, pemukiman bahkan wisata yang dilakukan oleh swasta. Mereka tanpa memperhitungkan dampak terhadap lingkungan. Peraturan yang tidak tegas dan memberi efek jera pada pelaku perusakan lingkungan juga ikut andil dalam kerusakan hutan. 

Pembagian air bersih yang dilakukan pemerintah dan perorangan hanya menyelsaikan permasalahan saat itu saja dan tidak menyelsaikan akar permasalahan. 

Dampak krisis air

Krisis air bersih ini juga berdampak pada kesehatan, sanitasi lingkungan yang kotor. 
Secara ekonomi juga terganggu khususnya bagi masyarakat yang harus membeli air dengan harga tinggi, mereka harus menyediakan dana tambahan demi memenuhi kebutuhan air. 
Dengan tidak ada nya air perkebunan dan pertanian tidak bisa berproduksi atau digarap, hasil panen mengalami peurunan, berdampak pada pemasukan keuangan. 

Syariat Islam dalam menangani  krisis air

Allah maha pengatur , kehidupan ini berjalan secara berpasangan, ada musim kemarau dan ada musim penghujan, manusia diminta untuk dapat memanfaatkan pemberian sang pencipta, tawakal atas ketetapannya, ikhtiar dan doa sebagai bentuk penghambaan kepadaNya. 

"Dan yang menurunkan air dari langit menurut ukuran (yang diperlukan), lalu dengan air itu kami hidupkan negri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur). TQS Az_Zukhruf : 11.

Air dipermukaan bumi memiliki siklus hidrologi sehingga jumlah air dibumi tidak berkurang. Air dipermukaan bumi akan tersimpan menjadi air danau, air sungai, rawa, lautan, gletser dan waduk. 
Maka sistem islam sangatlah memperhatikan penggunaan sumberdayap air agar ketersediaannya bisa dimanfaatkan oleh semua masyarakat. 

1. Khilafah menerapkan sistem ekonomi Islam yang tegas membagi harta milik individu, milik masyarakat, dan milik negara atau milik publik. Air menjadi milik individu atau menjadi milik negara atau menjadi milik publik apabila, jumlah air depositnya berlimpah maka air itu menjadi harta milik publik, contoh terusan sungai, danau, laut, dan sejenisnya. Namun individu boleh memiliki sumur sumur air. 
Air adalah sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara langsung. 

Syekh Abdul Qodim Zalum dalam kitab al_amwal Fidal, khalifah menyebutkan bahwa terhadap sumber daya alam jenis ini negara hanya wajib mengawasi dan mengatur kemanfaatannya agar tidak menimbulkan doror atau bahaya. Karenanya dalam khilafah tidak akan ada kondisi pemanfaatan secara istimewa khusus terhadap hutan, sumber mata air sungai, danua, laut kepada para korporasi. 
Pemenuhan kebutuhan air untuk masyarakat khilafah akan membangun saluran pipa air bersih keseluruh wilayah. 

2. Sistem irigasi yang baik dengan cara khilafah akan menjaga hutan yang mempunyai Fungsi hidrologis dan ekologis dengan menetapkan kebijakan Hima hutan. 

3. Khilafah akan mendorong para ahli baik dari BMKG khilafah, para pakar teknik kimia, teknik industri kesehatan lingkungan dengan menyusun strategi terbaik dalam menghadapi bencana kekeringan. Dengan demikian masyarakat tetap mendapatkan haknya atas mengkinsumsi air  bersih. 

Wallahualam bish-shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak