Tetanggaku Saudara Terdekatku



Oleh Ai Hamzah



Ditemukannya jasad di sebuah rumah yang sudah menjadi kerangka membuat khalayak terheran heran. Betapa tidak, jasad itu sebelum menjadi kerangka akan mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Dan mengundang binatang seperti lalat untuk berkerumun. Entahlah kenapa disekeliling temuan jasad itu tidak ada rasa curiga kenapa penghuni rumah itu tidak pernah terlihat atau tiba tiba menghilang. Padahal kejadian itu terjadi pada sebuah perumahan 

Ditemukan dua jasad tinggal kerangka di salah satu rumah di Perumahan Bukit Cinere Indah, Jalan Puncak Pesanggrahan VIII Nomor 39, Kecamatan Cinere, Depok pada Kamis, 7 September 2023. Dua jasad tersebut adalah seorang ibu berinisial GAH (64 tahun) dan anaknya DAW (38 tahun). Mayat keduanya diduga sudah lama membusuk di dalam kamar mandi. tempo.com, 9 September 2023

Layaknya sebuah perumahan tentunya samping kanan dan kiri berderet rumah. Rumah yang menjadi tempat tinggal bagi penghuninya. Dimana mereka beraktivitas sehari-hari. Namun saat ini rumah hanya sekedar tempat untuk beristirahat saja setelah seharian berjibaku dengan kehidupan. Sungguh wajar sih ditengah tengah kehidupan yang semakin sulit, orang lebih memilih ketika di rumah hanya untuk melepaskan lelah dengan berleha leha menikmati suasana rumah.

Biaya hidup yang semakin mahal, membuat mereka lebih memilih hidup dizona aman. Dengan hanya memikirkan diri sendiri tanpa adanya kepekaan disekitar rumahnya. Individualisme menjadi pilihannya, dengan dalih memikirkan diri sendiri saja sulit apalagi harus memikirkan orang lain. Sungguh kapitalis telah merenggut jiwa ketimuran masyarakat di negeri ini. Yaitu sifat tidak individualis, saling menghargai dan tolong menolong satu sama lain tanpa pamrih menjadi sifat yang dijunjung bangsa timur. Kebiasaan untuk menjaga tali silaturahmi antar sesamapun menjadi sitat ketimuran yang sudah hampir punah.

Tetangga adalah saudara terdekat yang seharusnya menjadi perhatian. Layaknya saudara sudah sepantasnya apabila tetangga diperlakukan seperti saudara. Mendapatkan perhatian lebih ketika mendapatkan kesulitan,  ikut bahagia ketika mereka mendapatkan kebahagiaan, berempati saat tetangga sedang terpuruk atau berbagi kebahagiaan ketika mendapatkan kebahagiaan. Sehingga apapun yang terjadi dengan tetangga akan dengan mudah dapat diketahui.

Allah Ta’ala berfirman.

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya-mu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri“. [An-Nisaa/4 : 36]

Rosulullah SAW bersabda;

إذا طبخت مرقة فأكثر ماءها وتعاهد جيرانك. أخرجه مسلم

Artinya, "Jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berikan sebagian pada para tetanggamu". (HR Imam Muslim).

Begitulah Islam memerintahkan untuk berbuat baik kepada tetangga dekat ataupun jauh. Bahkan Rosulullah SAW memberikan tuntunan agar saling memberi kepada tetangga, saling memperhatikan satu sama lainnya. Sehingga dengan jalinan ukhuwah inilah maka akan menjadikan tetangga adalah saudara terdekat. Saudara yang selalu terpaut antara satu dan yang lainnya. Karena itulah Islam adalah rahmatan Lil Aalamiin.

Wallahu alam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak