SDA Kalsel Sangat Kaya, Sudahkah Rakyatnya Sejahtera?

 



Oleh Rasyidah
(Aktivis Muslimah Kalsel)

Kalimantan, dikenal memiliki sumber daya alam (SDA) yang besar. Tak hanya SDA yang berlimpah, individu masyarakatnya pun dikenal dengan tempatnya orang-orang kaya. Di luar sana, sebagian orang menganggap hidup di tanah Kalimantan lebih mudah menjadi orang kaya.

Faktanya, menurut laman web klikpendidikan (20/8/2023), Kalimantan Selatan dari 13 Kabupaten/Kota terdapat daerah yang kemiskinannya sangat tinggi. Salah satu daerahnya ada Kabupaten Tabalong. Menurut Badan Pusat Statistika (BPS) Kalimantan Selatan pada tahun 2022 tercatat jumlah penduduk miskin di Tabalong ada 15.243 Jiwa.

Padahal Kabupaten Tabalong dikenal dengan hasil tambang berupa minyak bumi dan batu bara. Sumber daya alam tersebut yang katanya memberikan dampak kemajuan yang besar bagi perekonomian daerah. Tapi nyatanya masih banyak penduduk Tabalong yang tergolong miskin.

Hal ini menjadi pertanyaan besar, kenapa hal itu bisa terjadi? Adanya ketimpangan sosial yang begitu tampak di tengah masyarakat. Bahkan orang kaya di kabupaten tersebut bisa dihitung dengan jari. Dengan taraf kekayaan yang sangat tinggi.

Rupanya mereka yang sangat kaya tersebut dikenal sebagai pengusaha-pengusaha tambang di sekitar wilayahnya. Hal itu biasa didengar oleh masyarakat. Hal ini sejalan dengan konsep ekonomi kapitalisme, dimana SDA dapat dimiliki oleh individu, swasta ataupun yang memiliki modal saja.

Adanya penerapan sistem ekonomi kapitalisme menjadikan sumber daya alam mudah dikuasai oleh orang-orang tertentu yang memiliki modal. Sedangkan mayoritas rakyat tetap lah miskin. Ada istilah “yang miskin makin miskin dan yang kaya makin kaya” begitulah yang terjadi sekarang. Bukan masalah penduduknya malas bekerja tapi karna tidak tersedianya lapangan pekerjaan.

Anehnya pemerintah justru membuka lapangan kerja kepada asing. Sedangkan penduduk aslinya banyak yang kena PHK. Kalaupun masyarakat memiliki  pekerjaan, gaji mereka belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Apalagi dengan harga sembako yang terus naik.

Selain itu, kebutuhan lain seperti membayar listrik, membeli gas, dan BBM turut menjadi pengeluaran rakyat yang tak mungkin di gratiskan dalam sistem kapitalisme. Meskipun Kalimantan memiliki SDA tambang yang berlimpah.

Hal ini sangat berbeda dengan apa yang dipahami oleh Islam. Sebagaimana kita ketahui Islam adalah sistem yang komplit, bahkan dalam urusan politik, Islam memiliki cara khas dalam penerapan aturannya. Islam juga memiliki konsep dalam hal kepemilikan. SDA masuk dalam kepemilikan umum, di mana rakyat tidak boleh memilikinya sendiri alias di swastanisasi. Karena SDA adalah milik umum maka semua rakyat berhak menikmati hasil dari SDA tersebut tanpa membayar mahal alias membeli. SDA tersebut akan dikelola langsung oleh negara tidak diserahkan ke pihak swasta. Sehingga negara akan mengontrol pendistribusiannya secara langsung.

Islam memandang kesejahteraan adalah hak individu. Sehingga cara Islam mengatasi kemiskinan dengan menjamin kebutuhan pokok masyarakat dengan kemudahan pada setiap laki-laki untuk bekerja. Negara akan membuka seluas-luasnya lapangan pekerjaan. Sedangkan yang tidak bekerja akan diberikan keterampilan agar bisa bekerja atau memberi modal untuk membuka usaha.

Adapun dalam bidang pendidikan, kesehatan bahkan keamanan negara wajib menjamin dan memenuhi secara gratis. Mengapa bisa gratis? Karena negara mengelola kepemilikan umum seperti sumber daya alam dan hasil yang didapat dikembalikan untuk rakyat. Dari situ salah satu pemasukan Negara untuk membiayai segala keperluan rakyat. Tidak memandang Muslim ataupun nonmuslim semua diperlakukan sama. Satu sejahtera yang lain harus sejahtera tanpa ada pihak-pihak yang dirugikan.

Beginilah luar biasanya jaminan kesejahteraan yang diwujudkan dalam sistem islam. Dengan cara ini persoalan kemiskinan dapat segera tuntas tanpa ada lagi penyelewengan anggaran. Karena Islam memandang jika kemiskinan tidak segera dituntaskan makan akan melahirkan masalah cabang lainnya, seperti kriminalitas dan kejahatan yang memicu orang mendapatkan nafkah dengan cara yang haram. Solusi Islam menuntaskan akarnya bukan hanya masalah cabang.

Wallahu alam bishawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak