Mewujudkan “One Family” yang Hakiki




Oleh: Binti Masruroh
 
Dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Bharat Mandapam, Pragati Maidan, New Delhi India yang bertema ”One family” atau ‘Satu Keluarga” Presiden Jokowi selaku ketua ASEAN mendorong ASEAN untuk menjadi jangkar stabilitas kawasan yang memiliki habit of dialogue  dan habit of cooperation di Indo pasifik karena dunia butuh penetran, butuh safe house. Jokowi menyampaikan  kepada seluruho anggota G20 bahwa ada tiga kunci untuk arah pembangunan dunia yakni stabilitas,o solidaritas dan kesetaraan.

Presiden Jokowi berharap dunia menjadi satu keluarga besar layaknya keluarga  yang saling membangun, saling peduli, dan memiliki tujuan bersama untuk menciptakan kehidupan yang damai dan makmur. Jokowi juga mendorong agar seluruh negara menciptakan stabilitas global salah satunya dengan menghentikan perang, berpegang teguh pada hukum internasional serta semangat Kerjasama serta multilateralisme yang inklusif. Dunia saat ini memerlukan rumah aman  atau safe house ditengah persaingan  geopolitik,

Jokowi mendorong agar semua negara-negara di dunia menjaga solidaritas antar negara sehingga bisa mewujudkan kehidupan yang damai dan makmur. Jokowi menyampaikan adanya pengkategorian negara seperti negara maju dan berkembang, negara utara dan selatan, timur dan barat terkesan mengkotak-kotakkan negara sehingga harus segera diakhiri. (news.republika.co.id 10/09/23)
 
Pernyataan Presiden Joko Widodo dalam KTT G20 patut diapresiasi. One famili hendaknya tidak hanya sekedar jargon. Di Tengah konflik  dan peperangan yang melanda dunia hari ini,  hidup damai dan aman tanpa ada konflik adalah dambaan setiap orang bahkan setiap bangsa di dunia. Namun penyebab munculnya perselisihan sering diabaikan, akibatnya penderitaan dan penindasan masih sering terjadi.
 
Hari ini di bawah penerapan sistem kapitalis sekuler banyak problem dunia yang membuat rakyat tidak aman dan menderita.  Bukan hanya peperangan, namun juga kemiskinan, ketidak adilan, jurang pemisah antara si kaya dan si miskin semakin menganga. standing semakin tinggi, demoralisasi remaja kian mengkhawatirkan, kasus bullying kian sadis dan beragam dan berbagai masalah lainnya.

 
Penderitaan dunia yang mengakibatkan terjadinya konflik berkepanjangan adalah dampak dari cengkeraman dan dominasi negara-negara  adidaya kapitalis. Mereka melakukan penjajahan gaya baru  atau neo imperialism  atas negeri-nereri kaum muslimin dan negara-negara  berkembang. Mereka menjarah kekayaan nama undang-undang dan investasi.
 
Imperialisme merupakan metode politik luar negeri negara-negara kapitalis untuk mencapai tujuan nasionalnya. Hari ini imperialisme ditempuh tidak hanya secara  militer, namun juga ekonomi, politik, budaya dan sebagainya. Munculnya perjanjian dan hukum  internasional dibidang politIk maupun ekonomi  merupakan bagian dari hegemoni politik dan ekonomi negara  penjajahan di dunia internasional atas negara-negara berkembang. Terbukti berbagai perjanjian dan kerjasama internasional hanya menguntungkan negara-negara Amerika dan negara kapitalis sekuler lainnya. Atas namai perdagangan bebas mereka mendapatkan pasar yang sangat luas memasarkan produk-produknya di negeri-negeri Islam dan negara-negara berkembang. Karenanya one family mustahil terbentuk dalam sistem kapitalis sekuler.

 
Kondisi ini berbeda dengan sistem Islam. Islam merupakan dien sempurna yang berasal dari Dzat yang Maha Sempurna yaitu Allah SWT. Allah berfirman yang artinya “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan kepada seluruh umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (TQS. Saba’ : 28).

Melalui ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada umat Islam untuk menyebarluaskan Islam ke seluruh penjuru dunia sebagai pembawa berita gembira. Islam dengan Syariahnya akan mewujudkan rahmatan lil alamin. Karenanya politik luar negeri negara Islam adalah mengemban dakwah Islam sehingga Islam menyebar luas ke seluruh penjuru dunia. Dakwah Islam menjadi dasar dalam menjalin hubungan dengan negara lain. Dakwah tidak hanya dilakukan oleh individu tetapi dilakukan oleh negarautamanya dilakukan oleh negara.
 
Negara mendakwahkan Islam dengan cara  menawarkan Islam kepada negara lain, jika mereka menerima dan memeluk Islam maka mereka  akan menjadi warga negara Islam mereka akan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama dengan hak dan kewajiban kaum muslimin lainnya. Darah atau jiwa, harta, kehormatan mereka dijaga dan dilindungi.

 
Ketika dakwah menghadapi penghalang-penghalang fisik , maka Allah SWT memerintahkan kepada kaum muslimin untuk melakukan jihad. Karena setiap manusia berhak untuk mendapatkan syiaro Islam. Jihad tidak untuk memusnahkan manusia, tetapi agar manusia bisa mendapatkan syiar Islam secara terbuka, sehingga mereka bisa melihat dan merasakan keadilan Islam secara langsung. Rakyat diajak memeluk Islam secara  sebaik-baiknya tanpa paksaan dan tekanan.
 
Sejarah membuktikan penaklukan melalui jihad yang dilakukan pada masa kekhilafahan Islam  justru mengakibatka meratanya kesejahteraan dan keadilan  rakyat di wilayah wilayah yang ditaklukkan. Negara menjamin kebutuhan kebutuhan dasar serta kebutuhan publik seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan, setiap individu baik muslim maupun non muslim, baik di wilayah yang kaya sumber daya alam maupun wilayah yang minim sumber daya alam. Tercatat dalam sejarah ketika Islam memimpin peradaban dunia menjadi negara adidaya, khilafah tidak pernah melakukan hegemoni yang merugikan negara lain, yang ada justru negara khilafah menjadi tempat bernaung negara-negara lemah dari kezaliman oleh musuhnya.

Hanya melalui penerapan syari’at Islam secara kaffah akan terwujud “One Family” dan perdamaian dunia secara nyata. Wallahu alam bi ash showab.

Sumber : Pinterest

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak