Oleh: Juliana (Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Dakwah)
Melihat kondisi masyarakat Indonesia kian hari semakin terpuruk. Di saat negeri ini baru saja merayakan kemerdekaan nya. Di tengah nuansa kemerdekaan nya, rakyat Indonesia menganggap negeri ini benar-benar telah keluar dari penjajahan.
Patut kita pertanyakan kemerdekaan negeri ini, sudahkah kita merdeka? Jangan -jangan kemerdekaan negeri ini hanya semu. Mengapa muncul pertanyaan demikian? Karena umat belum seutuhnya terbebas dari penjajahan fisik dan non fisik.
Penjajahan fisik yaitu penjajahan yang secara terang-terangan fisik/ para tentara menyerang negeri jajahan nya menggunakan alat ataupun senjata dalam menguasai wilayah jajahan.
Sedangkan penjajahan non fisik bukan tubuh mereka yang ada di negeri jajahan tapi pemikiran. Wilayah Yang di jajah diwarnai dengan ide-ide sesat ala barat seperti kapitalisme, liberalisme, sekularisme, bahkan faham - faham komunis juga masih tertinggal di negeri kita. Lihatlah cara barat menguasai pemikiran kita dengan pengaruh LGBT, kebebasan berekspresi tanpa batas, penguasaan Sumber daya Alam serta MInyak dan gas dengan perjanjian dan kontrak -kontrak menjerat negri ini.
*_Menggapai kemerdekaan sesungguhnya!_*
Sejatinya negeri ini belum merdeka, kita masih terbelenggu dengan kebijakan-kebijakan asing yang sarat kepentingan negara penjajah.
Maka sudah selayaknya kita merdeka dengan sebenar-benarnya. Bukan seperti kemerdekaan hari ini yang hanya kebohongan dan "polesan" yang sekedar kesenangan sesaat dan tipuan belaka dengan dihiasi perlombaan, permainan yang sia-sia tanpa memikirkan kebebasan terlepas kedepannya dari kesulitan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Sehingga kita lalai dari mengabdi kepada Allah serta taat dan istiqamah.
Sesungguhnya adalah dengan bebas melaksanakan syari'at Allah SWT. Berjuang bersama keluar dari penjajahan fisik dan non fisik. Seperti yang dilakukan Rasulullah saat mendirikan pemerintahan Islam di Madinah yaitu mengeluarkan manusia dari belenggu jahiliyah yang saat itu dikuasai kafir Quraisy menuju kondisi yang baik sesuai Islam bersama Rasulullah dalam melaksanakan hukum-hukum Allah secara bebas tanpa tekanan.
Wallahu'alam bhi shawab.