Ekonomi Melejit di Era Kapitalis : Realita atau Sekadar Rekayasa?*l




Oleh : Ummu Shasa


Pesatnya perekonomian suatu wilayah tidak terlepas dari pengaruh perkembangan industrinya. Semua orang pasti mendambakan kemajuan ekonomi di wilayahnya untuk menunjang keberlangsungan hidup. Ada beberapa Kota di Indonesia yang menjadi pusat perindustrian, salah satunya adalah Kota Cilacap. Posisi Cilacap yang terletak pada jalur strategis ditambah dengan Sumber Daya Alam yang melimpah tentu hal ini akan menjadi pendorong bagi kemajuan Cilacap, terutama di bidang ekonomi.

Diprediksi 5 tahun ke depan ekonomi Cilacap akan melejit. Akan dibangun kawasan industri yg didukung oleh adanya infrastruktur yg memadai, salah satu nya Yakni trase tol Gedebage (Bandung) - Garut - Tasikmalaya - Cilacap atau Cigatas, tol Jogja - Cilacap, dan rencana Pejagan - Cilacap.
(radarbanyumas.diaway.Senin,28/08/2023)

Fakta di Balik Cilacap sebagai Kota Industri

Bangga rasanya menjadi warga Cilacap, yang dikenal sebagai Kota Industri. Namun perasaan bangga ini harus sirna setelah mengetahui fakta bahwa ternyata di Cilacap angka kemiskinan sangat tinggi.

Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah setempat guna menekan angka kemiskinan.

Cara penanganan kemiskinan daerah:
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) menyatakan penanganan kemiskinan ekstrem yang berbeda di masing-masing daerah dapat dianalisis menggunakan Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD).

SIPD merupakan sistem yang mengintegrasikan pengelolaan keuangan daerah, dari perencanaan hingga pertanggungjawaban. (bappeda.cilacapkab.go.id)

Sayangnya sebagai wilayah PKN, angka kemiskinan dan pengangguran di cilacap masih meningkat

Angka kemiskinan Kabupaten Cilacap Tahun 2021 naik sebesar 0,21% atau 3.110 jiwa menjadi 11,67% atau 201.710 jiwa penduduk miskin. Sementara Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2021 meningkat dari 9,1% menjadi 9,97%.
(cilacapkab.go.id) 

Banyak faktor yang mempengaruhi kemiskinan di wilayah Cilacap, salah satu penyebabnya adalah upah yang murah untuk tenaga kerja dan minimnya lapangan pekerjaan sehingga menambah panjang daftar pengangguran. 
(www.google.com. 22 Juni 2022) 

Kapitalis Tawarkan Solusi Semu

Setelah dilakukan berbagai penanganan oleh pemerintah setempat, tetap saja tidak membuahkan hasil yang nyata. Angka Pengangguran semakin naik, angka kemiskinan semakin tinggi. 

Jika kita telusuri lebih dalam, semua itu tidak terlepas dari peran aktor-aktor yang rakus akan bisnis, ditambah dengan peran aktor-aktor yang haus akan kekuasaan. Jadilah dari keduanya ini sebuah kolaborasi dimana hubungan yang terjalin di atasnya adalah hubungan kepentingan. Para pemilik modal ingin mengembangkan sayapnya dan para penguasa memanfaatkannya untuk bisa melanggengkan kekuasaan mereka. 

Pelan-pelan Sumber Daya Alam yang ada di wilayah Indonesia tak terkecuali di Cilacap diserahkan secara cuma-cuma kepada mereka yang memiliki modal, baik yang berasal dari dalam negeri maupun asing atau aseng. 
Hal ini tentu membuat kepemilikan Sumber Daya Alam beralih ke tangan para pemilik modal tersebut, begitu pula dengan pengelolaannya. Dari situ muncul industri besar yang maju dan melejit. Tapi sayang hal ini hanya sebatas di penglihatan saja, pada faktanya yang diuntungkan bukan rakyat yang ada di wilayah tersebut namun para penguasa dan pengusaha tadi. Sehingga dari sini terlihat rakyat tidak punya keuntungan apa-apa selain hanya menyaksikan wilayahnya melejit dalam bidang industri, tapi mereka hanya bisa gigit jari. Jangankan diberi pekerjaan, tenaga kerjanya pun kebanyakan didatangkan dari luar negeri. Jangankan jadi mandor, sebatas jadi buruh saja susah. Saat jadi buruhpun upahnya sangat minim, jauh dari kata layak.
Ibarat tikus mati di lumbung padi. Mungkin ini istilah yang cocok untuk menggambarkan kondisi rakyat Cilacap saat ini. Pengangguran merajalela dan menumbuhkan cabang-cabang masalah yang lain, seperti KDRT, perceraian, kejahatan meningkat, dan semuanya ini berawal dari kemiskinan yang akhirnya menjalar pada persoalan yang lain. 

Padahal jika dilihat Cilacap adalah kota yang kaya akan Sumber Daya Alamnya, dari sektor  perairan Teluk Penyu ada perikanan, pertambangan, gas, batu bara, minyak bumi, semen, dan masih banyak lagi. 
Jika semua ini dikelola dengan baik, artinya dikelola mandiri oleh pemerintah tanpa harus mengadakan kerjasama dengan para pengusaha, maka ini akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hajat rakyat. 

Tapi itulah gagalnya sistem saat ini yang hanya memenuhi kepentingan segelintir orang dan berjalan di atas dasar manfaat. Sistem ini telah secara sengaja membuat rakyat miskin. Hanya di dalam sistem kapitalis sekuler inilah kita akan menyaksikan sebuah potret buram kehidupan. Dimana rakyat hanya jadi korban atas keserakahan. 

*Butuh Solusi Tuntas*

Angan-angan untuk melejitkan ekonomi di Cilacap sepertinya hanya akan menjadi buaian belaka. Jika pada Faktanya menunjukkan angka kemiskinan sangat tinggi di tengah Kota yang menyandang gelar Kota Industri ini. 

Fakta kemiskinan di cilacap adalah nyata, tapi selama ini solusi hanya menyentuh pada ranah teknis bukan politik sistem. Sehingga perbaikan ekonomi hanya angan-angan saja. Atau bisa saja terealisasi sebatas "angka" sebab kesejahteraan diukur dari pendapatan per kapita bukan kesejahteraan nyata.

Berbeda dengan Islam, dimana negara adalah sebagai raa'in atau pengurus bagi rakyat. Negara akan menyediakan lapangan pekerjaan yang mumpuni untuk rakyat sehingga meminimalisir terjadinya pengangguran. 

Kriteria miskin dalam pandangan Islam dilihat dari individunya, sudah terpenuhi atau tidaknya kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan. 
Jika belum terpenuhi, maka yang wajib membantu adalah kerabatnya. Jika kerabatnya tidak mampu maka akan dibantu dari kas negara atau baitul maal. Jika kas negara kosong, maka akan dialihkan pada memungut dari kaum muslim yang terkategori kaya atau aghniah. 
Langkah ini akan terus berjalan sampai tidak ada lagi yang kekurangan. Jika dirasa telah cukup dan semua kebutuhan rakyat sudah terpenuhi maka akan dihentikan. 

"Dan pada harta benda mereka ada hak orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta." (Az-zariyat :  19).

Selain itu, Islam akan memutus jalinan kerjasama yang mengarah pada penguasaan Sumber Daya Alam oleh segelintir orang. Sebab hal ini haram hukumnya dalam Islam. Yang berhak menguasai dan mengelola Sumber Daya Alam adalah negara, kemudian hasilnya dibagikan kepada rakyat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Inilah solusi komprehensif Islam dalam menangani masalah kemiskinan. 

Berbeda jauh dengan saat ini, dimana tidak ada jaminan layanan pekerjaan, apalagi jaminan kesehatan dan pendidikan. Rakyat hanya mendapatkan penderitaan, dan yang diuntungkan justru para kapital. Ekonomi melejit, rakyat terjepit. Ekonomi maju itu hanya rekayasa belaka,sangat jauh dari realita. 

Hanya Islam yang akan mampu mewujudkan kesejahteraan di tengah umat. Sebab orang baik saja tidak cukup untuk mendatangkan kemaslahatan, butuh Sistem yang baik pula untuk bisa mewujudkannya. Semua ini akan terwujud hanya ketika Daulah Islam diterapkan. 

Wallahu 'alam bish-shawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak