Oleh: Rifda Fatihatul
(Aktivis mahasiswa)
Jika kita mendengar kata “pemuda”, maka yang tebersit dalam benak adalah sosok yang memiliki kemampuan berpikir yang luas, fisik prima, tenaga kuat, kreatif, serta idealisme yang kukuh. Pada masa kejayaan Islam pun pemuda bahkan menjadi agen perubahan Peradaban Islam seperti Muhammad al-Fatih di usianya yang masih muda yaitu 21 Tahun sudah menaklukkan konstantinopel dan imam Syafi'i di usianya yang masih 18 Tahun sudah berfatwa
Mereka semua bersatu dalam visi yang sama yaitu memperjuangkan agama Allah. Begitulah karakteristik pemuda yang seharusnya.
Namun bgmn kondisi pemuda pada saat ini?
Tidak sedikit pemuda yang berada dalam kondisi sebaliknya yakni mereka masih terpecah belah dengan urusannya masing-masing. pemuda hari ini masih labil dalam menentukan pilihan, sehingga mudah di pengaruhi oleh berbagai pihak. Hal ini semakin terlihat dari rendahnya taraf berfikir pemuda Islam yang ditandai dengan tumbuhnya sikap inferior pada diri mereka. Mereka menganggap ada kebenaran diluar Islam dan mengerdilkan Islam sebatas ibadah ritual dan tidak menganggapnya sebagai way of life dalam kehidupan.
Jika kita mencermati kondisi pemuda muslim sekarang, banyak sekali permasalahan yang menimpa mereka bermuara pada satu hal yang sangat mendasar, yaitu serangan ide sekuler kapitalisme. Barat yang menganut sistem sekuler kapitalisme berusaha keras menghunjamkan sistem rusak dan merusak ini untuk mengikis pemikiran dan pemahaman Islam dari benak pemuda islam. Ide sekulerisme ini bertumpu pada materi semata. Sehingga pemuda hari ini mengejar kebahagiaan sesuai standar sekuler kapitalisme. Potensinya di arahkan pada pendukung atas industri global kapitalis mulai dari pola pikir, pola sikap, makanan, fashion, hingga hiburan.
Bertumpu dari sistem sekuler ini, Barat dan para anteknya menyerang pemuda muslim dengan mengubah pola pemikir pemuda muslim tanpa sadar. Baratlah yang membuat perpecahan, mengkotak-kotakan pemuda muslim dan sibuk meributkan hal-hal yg bersifat furu
Sehingga pemuda hari ini sulit untuk bersatu
Dari sini terlihat bahwa keterpecahbelahan tersebut disebabkan karena Islam tidak dijadikan sebagai pegangan dalam mengatur kehidupan. Inilah yang terjadi saat ini saat sekulerisme dijadikan dasar kehidupan berbangsa dan bernegara
Padahal Allah berfirman dalam QS Ali Imran:103
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ
Artinya: “Dan berpegang teguhlah kalian pada tali (agama) Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu bercerai berai....”
Sudah jelas sebagai pemuda muslim sudah seharusnya berpegang teguh pada agama Allah. Pemuda wajib bersatu atas dasar akidah Islam dan haram berpecah-belah.
Jadilah pemuda yang semasa hidupnya berorientasi akhirat dan mengarahkan potensinya sebagai agen perubahan menuju peradaban Islam yang gemilang