Sekularisme Memunculkan Tradisi-Tradisi Bodoh




Oleh: Ummu Fatih


Pemisahan agama dari kehidupan atau sekularisme membuat masyarakat buta akan pemikiran benar dan salah. Padahal pemikiran manusialah yang nantinya melahirkan perbuatan/aktivitas, seperti; membuat keputusan, mencari materi, berbuat kepada orang lain, dsb. Tapi jika pemikirannya saja sudah salah, maka otomatis aktivitas/produk dari pemikiran ini juga hanyalah produk yang salah/gagal/cacat. 

Sebagaimana sekularisme adalah produk dari kapitalisme (segala bentuk aktivitas ditujukan demi materi). Jika dalih yang digunakan adalah karena agama hanyalah urusan manusia dengan Tuhan atau agama pernah memberikan trauma besar ketika diterapkan dalam kehidupan sebagai sistem, itu karena agama yang dipilih untuk diterapkan sebagai sistem bukanlah agama Islam. Sebab Islam satu-satunya agama yang memiliki peraturan lengkap yang berasal dari Allah Swt Sang Pencipta, bukan karangan manusia yang ketika membuat aturan hanya berdasarkan kepentingan dirinya atau kelompoknya.

Berikut beberapa 'tradisi bodoh' warisan sekularisme:
1. Gaya hidup bebas, yang kemudian memunculkan seks bebas, aborsi, miras, pelecehan, sifat amoral
2. Abai pada rakyat, modus menjadikan rakyat mandiri tanpa tergantung pada bantuan pemerintah sepintas terlihat benar. Padahal negara adalah perisai umat. Sudah seharusnya negara mengurusi urusan umat.
3. Menuhankan materi dan kekuasaan. Apapun dilakukan meski dengan menjual agama. Menjadikan Islam agama prasmanan. Menuding Islam yang kaffah dengan label-label buruk karena dianggap membahayakan kekuasaannya.
4. Menjual SDA kepada asing tapi memberdayakan pajak yang nilainya tidak sebanding sebagai penghasilan negara. Harta sendiri diberikan kepada asing. Rakyat yang miskin ditarik upeti. Dll.
5. Negara berperan sebagai pedagang dan fasilitator. Apa iya kesehatan dan pendidikan di negara sekular gratis? Misal, hanya dengan menunjukkan 'kartu ajaib' masyarakat langsung memperoleh pelayanan kesehatan gratis? Atau jika ingin mengenyam pendidikan tinggal mendaftarkan diri otomatis memperoleh pendidikan layak? Tentu yang kita alami sebagai masyarakat negara sekular jawabannya adalah tidak. Masyarakat harus membayar iuran kesehatan dan terkena premi jika telat membayarkan iuran. Senada dengan itu, biaya pendidikan pun tak kalah mahalnya dengan kesehatan. Padahal pendidikan dan kesehatan adalah hak masyarakat yang wajib dicover oleh negara.

Bagaimana negara akan maju jika konsep yang diusung demikian? Yang ada hanya kriminalitas, kelaparan dan kemiskinan berkelanjutan. Sudah, hapuskan saja sekularisme dan gantikan dengan Islam!

Kedaulatan dalam Islam adalah di tangan rakyat dengan sungguh-sungguh. Segala peraturan dan sanksi yang ditegakkan semata-mata karena Allah Swt memerintahkan untuk tidak mengabaikan maupun meninggalkan rakyat.

“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya.” (Hr. Bukhari dan Muslim)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak