Potret Buram Sistem Pendidikan Sekuler Kapitalis



Oleh: Krisdianti Nurayu Wulandari



Pendidikan sejatinya memiliki peran yang sangat penting untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana yang tercantum dalam UU Nomor 20 tahun 2003. Namun, fakta yang terjadi hari ini bisa dikatakan sangat jauh dari tujuan pendidikan yang ada.

Misalnya saja, baru-baru ini diberitakan bahwa ada seorang mahasiswa  yang tega membunuh juniornya. AKP Nirwan Pohan menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi lantaran pelaku iri dengan kesuksesan korban dan terlilit bayar kosan serta pinjaman online. (Republika.co.id, 05/08/2023)

Selain itu, FSGI (Federasi Serikat Guru Indonesia) telah mecatat adanya empat kasus perundungan di lingkungan sekolah dari total 16 kasus selama Januari–Juli 2023. Empat kasus perundungan tersebut terjadi pada Juli 2023 di saat tahun ajaran 2023/2024 belum berlangsung satu bulan.

Dari 16 kasus perundungan di satuan pendidikan, mayoritas terjadi dijenjang pendidikan SD dan SMP sebanyak masing-masing 25 persen, SMA 18,75 persen dan SMK 18,75 persen. Sedangkan di MTs 6,25 persen dan pondok pesantren 6,25 persen,” ujar Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti. (Republika.co.id, 05/08/2023)

Kasus pembunuhan mahasiswa oleh seniornya yang terjerat pinjol dan maraknya perundungan di institusi pendidikan mencerminkan rusaknya sistem pendidikan hari ini. Sistem pendidikan hari ini gagal mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu melahirkan generasi penerus bangsa yang beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Hal yang demikian wajar saja terjadi selama sistem pendidikan yang diterapkan berasaskan kapitalisme sekuler. Seperti yang dikatakan oleh pengamat kebijakan publik, Afaradiba bahwa peradaban yang berbasis pada sistem sekuler kapitalisme tidak akan mampu mengatasi problem, bahkan akan terus melahirkan problem-problem yang berkembang. Sebab, dalam sistem sekuler agama telah dipisahkan dari kehidupan. Hal ini menyebabkan generasi hari ini dalam memandang kehidupannya tidak lagi didasari oleh agama. Pandangan mereka terhadap kebahagiaan adalah ketika sudah mendapatkan hal yang bersifat materi. Misal saja kebebasan dalam bertingkah laku. Apapun yang membuat diri mereka fun atau senang meski yang mereka lakukan harus melanggar syariat mereka akan santai saja dan tetap melakukannya. 

Namun, akan berbeda kondisinya apabila yang diterapkan adalah sistem pendidikan Islam. Sejarah mengatakan bahwa sistem pendidikan Islam di bawah peradaban Islam mampu melahirkan generasi unggulan yang mampu mempengaruhi dunia bahkan mengungguli peradaban lain. Mereka sangat mencintai Islam juga ilmu pengetahuan. Dengan potensi besar mereka, mereka mampu membawa peradaban Islam melambung jauh lebih tinggi. Mereka gunakan potensi yang dimiliki untuk mengangkat juga menyebarluaskan kemuliaan Islam ke seluruh penjuru dunia. Walhasil, banyak sekali ilmu-ilmu yang lahir dari mereka yang bisa kita rasakan sampai saat ini.

Mereka telah memberikan kontribusi terbaik untuk memajukan ilmu pengetahuan. Tak hanya itu, generasi yang lahir dari peradaban emas ini juga adalah generasi yang takut pada Rabbnya. Mereka senantiasa menjadikan taqwa sebagai landasan hidupnya. Maka, sangat jarang kita temui saat itu individu-individu yang melakukan kemaksiatan. Sebab suasana yang ada adalah suasana keimanan bukan yang lain. 

Aqidah Islam yang mereka yakini mampu ditanamkan dalam diri mereka sehingga dalam realitanya akan senantiasa takut pada Allah jika akan melakukan suatu kemaksiatan. Tentu, hal ini hanya mampu diwujudkan dalam naungan sebuah negara Islam yang memberlakukan sistem pendidikan berasaskan Islam. Bahkan, tidak hanya sistem pendidikan Islam saja yang diberlakukan tetapi juga sistem-sistem dalam bidang lain yang akan diberlakukan secara menyeluruh berdasarkan Islam. 

Inilah yang akan mewujudkan Islam menjadi rahmatan lil 'aalamiin. Yang mampu mencetak generasi-generasi gemilang juga taat kepada Rabbnya. Maka dari itu, yang harus kita lakukan adalah mewujudkan dan melanjutkan kembali kehidupan Islam di tengah-tengah dunia. Wallaahu A'lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak