Oleh: Siti Maisaroh
Terdapat fakta yang sangat mengkhawatirkan dari krisis remaja, khususnya terkait pergaulan bebas. Berdasarkan data statistik, praktisi psikolog keluarga, Nuzulia Rahma Tristinarum, mengungkapkan bahwa kasus remaja yang telah melakukan hubungan seksual termasuk besar. Jumlah pelakunya cenderung meningkat dari tahun ke tahun (Republika.co.id, 16/04/2023).
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan mayoritas anak remaja di Indonesia sudah berhubungan seksual. Untuk remaja 14-15 tahun jumlahnya 20 persen anak, dan 16-17 tahun jumlahnya mencapai 60 persen (batampos.co.id, 06/08/2023).
Sungguh mengerikan, padahal mereka adalah para pemuda harapan Bangsa. Mereka adalah calon pemimpin di masa mendatang. Lalu apa jadinya negara ini jika kelak dipimpin oleh pemuda yang tidak punya rasa tanggung jawab semacam itu. Jangankan untuk bertanggung jawab pada kepemimpinannya, untuk menjaga dirinya dari pergaulan bebas saja mereka kehilangan rasa tanggung jawab.
Ini disebabkan karena sistem Sekularisme telah menjangkiti para remaja kita. Mereka dibuat semakin jauh dari nilai-nilai agama (Islam). Mempelajari tata cara pergaulan dianggap sebagai hal yang tabu bahkan tidak penting. Para pemuda justru lebih senang dengan hiburan, game, fashion, film, makanan, dll.
Padahal, jika sistem Islam diterapkan, para pemuda kita akan jauh dari pergaulan bebas. Karena Islam mengajarkan para pemuda untuk menjaga diri bahkan menundukkan pandangan. Jika yang sudah siap dan mampu menikah, maka menikah lebih baik. Namun jika belum mampu, maka menjaga diri dari segala kemaksiatan juga lebih baik.
Negara pun akan mempermudah segala urusan administrasi para pemuda yang mau menikah. Namun negara juga akan memberikan hukuman cambuk bagi pemuda yang melakukan zina. Waallahu a'lam.