Ketika siap dipilih menjadi pemimpin, artinya siap menjadi pelayan umat. Bukan untuk dilayani seperti kebanyakan pemimpin saat ini. Pemimpin bukan pejabat gila hormat, tapi pelayan umat.
Jalankan amanah sesuai aturan Allah. Layani kebutuhan umat dengan senantiasa berfastabiqul khairat. Berlomba dalam kebaikan di segala aktivitas kehidupan, termasuk dalam mencukupi apa yang dibutuhkan umatnya.
Dilansir dari BeritaCilegon.co.id , Diskominfo - Pemerintah kota Cilegon mengadakan serah terima jabatan pejabat pimpinan tinggi pratama yang sudah dilantik oleh Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian bertempat di Aula Setda II Cilegon, Selasa (22/02).
Dalam sambutannya, Helldy menegaskan bahwa jabatan merupakan sebuah amanah yang harus di pertanggungjawabkan dalam kerja yang nyata. "Saya tegaskan bahwa jabatan ini bukan hak, tetapi amanah undang-undang yang harus bisa dipertanggungjawabkan serta dikerjakan dengan sebaik - baiknya untuk mewujudkan kota Cilegon yang lebih baik," ujarnya.
Selain itu, Helldy menginginkan para pejabat eselon II dapat menciptakan kreatifitas serta inovasi baru dalam bekerja. Jangan sampai para pejabat ini hanya inginnya saja, setelah tercapai tidak ada suatu gebrakan atau inovasi baru untuk menjadi lebih baik lagi sebab kami ingin di pemerintahan kami ini semua OPD dapat menciptakan kreatifitas serta inovasi baru untuk mewujudkan Cilegon Baru, Modern dan Bermartabat.
Helldy menghimbau kepada seluruh pejabat eselon II untuk dapat mengutamakan kepentingan masyarakat. Beliau menghimbau kepada seluruh pejabat eselon II yang baru saja melakukan serah terima ini agar dapat menggunakan jabatan dengan sebaik-baiknya dan yang paling utama yaitu mengutamakan kepentingan masyarakat dan golongan bukan perorangan, karena kita harus menjaga amanat rakyat.
Di akhir sambutannya, beliau mengajak kepada pejabat eselon II untuk bersama-sama membangun kota Cilegon menjadi lebih baik. Mari kita bersama sama membangun kota Cilegon ini menjadi lebih baik lagi, niat dan perkataan kita juga harus baik untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat insya allah jika niat kita baik orang-orang baik juga akan senantiasa mengelilingi kita.
Pejabat itu Pelayan Umat
Seorang pejabat pemerintah adalah mereka yang ditunjuk oleh umat untuk mengemban amanah untuk mengelola negara. Sesungguhnya, di atas pundak mereka ada tugas yang amat berat, karena menyangkut tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup orang banyak. Sedikit saja mereka lalai, tanggung jawabnya terhadap seluruh umat yang membiayai kehidupannya.
Sedih rasanya melihat banyaknya pemilu di negeri ini, namun pada akhirnya tak ada perubahan strata kehidupan yang berarti di masyarakat. Sebenarnya sederhana saja keinginan masyarakat, yakni harga beras yang murah. Sebagai negara kaya minyak tentunya ingin BBM yang murah, pendidikan yang murah dan merata di seluruh wilayah, juga kesehatan masyarakat lebih diperhatikan.
Untuk penyelenggaraan pemilu, dana yang dikeluarkan juga sangat besar. Baik yang dikeluarkan para calon untuk "menjajakan" dirinya, dan juga dana yang dikeluarkan pemerintah. Dana milyaran rupiah setiap lima tahun sekali harus dikeluarkan untuk proses pilkada. Baik di jajaran pemimpin tertinggi negeri, jajaran pemerintahan daerah, sampai ke pelosok desa.
Setiap mengadakan pilkada, tiap calon tentunya harus menyiapkan "modal", baik moril maupun materiil untuk merebut kursi nomor satu di pemerintahan.
Saya rasa ini adalah pengorbanan materiil yang besar untuk kursi jabatan yang hanya lima tahun. Gerakan politik yang berbasis kekuasaan tanpa diiringi gerakan moral, hanya menjadikan masyarakat sebagai komoditas belaka. Dan ujung-ujungnya, umatlah yang harus menderita lagi.
Mendambakan Pemimpin Peduli Umat
Indonesia yang kaya akan sumber daya alam ini, sedang dirundung duka. Hutang negara menumpuk hingga ribuan trilyunan rupiah. Ribuan masyarakat miskin harus berdesak-desakan mengantri bantuan langsung tunai. Jrigen-jrigen minyak harus berjajar menunggu antrian untuk dapat diisi. Sungguh ironis memang, harga minyak sangat mahal, kekayaan alam sendiri tak dapat kita nikmati.
Butuh seseorang yang tangguh, dan cerdas untuk memimpin negara ini. Para pejabat sudah seharusnya merasa menjadi suri tauladan dalam segala aspek kehidupan untuk rakyatnya. Bukan aspek kepentingan politik atau kepentingan golongan lagi yang dibawa. Seseorang yang telah mengincar suatu jabatan pemerintahan harus siap bertanggung jawab penuh terhadap kesejahteraan umat yang dipimpinnya.
Bukan suatu utopisme bila kita menginginkan hadirnya pemimpin yang religius, sederhana, peduli umat, dan cinta tanah air. Kita bisa menengok negara Iran, dengan hadirnya sosok Ahmadinejad sangat dicintai umat dengan suri tauladan kesederhanaan yang dimilikinya. Memang secara kultur dan geografis Indonesia jauh berbeda dengan Iran, akan tetapi sifat dan suri tauladan kepemimpinan Ahmadinejad patut kita acungi jempol dan diteladani.
Setiap kita adalah pemimpin, dan setiap kita mempunyai beban amanah. Kepedulian tampaknya mudah diucapkan, tetapi hakikatnya susah direalisasikan. Ini karena manusia pada umumnya sangat mencintai dirinya sendiri dan sangat mementingkan diri sendiri, apalagi jika terkait dengan harta dan segala macam kesenangan dunia.
Kepedulian hanya dapat direalisasikan jika seseorang memiliki kedalaman keimanan, seseorang yang sangat mengharapkan ridha Allah SWT. Sehingga mereka akan banyak memberi, berkorban, dan peduli terhadap yang lain.
Semoga pemimpin negeri ini dapat meneladani Rasulullah Muhammad Saw, sosok pemimpin yang merevolusi seluruh jagat dengan ajaran yang dibawanya. Semoga kita semua dapat meneladani sosok pemimpin yang cinta dan mau berkorban seluruh jiwa raga untuk umatnya. Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil-kecil, dan mulai saat ini semoga kita dapat memberikan suri tauladan dan manfaat kepada orang lain.
Pemimpin Peduli Umat Senantiasa Fastabiqul Khairat
Pemimpin amanah peduli umat, senantiasa menjadikan dirinya teladan kebaikan bagi umatnya. Menerapkan aturan Allah di seluruh aktivitas kebaikan dengan mengajak fastabiqul khairat.
QS. Al-Baqarah Ayat 148
وَلِكُلٍّ وِّجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيۡهَا ۚ فَاسۡتَبِقُوا الۡخَيۡرٰتِؕ اَيۡنَ مَا تَكُوۡنُوۡا يَاۡتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيۡعًا ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ
Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
Setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Tidak ada kelebihan satu kiblat atas lainnya, karena yang terpenting dalam beragama adalah kepatuhan kepada Allah dan berbuat kebaikan terhadap orang lain.
Maka dari itu berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Terhadap semua itu Allah akan memberikan perhitungan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
Setiap umat mempunyai kiblat masing-masing. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail a.s, menghadap ke Ka'bah. Bani Israil menghadap ke Baitulmakdis dan orang Nasrani menghadap ke timur, yang prinsip ialah beriman kepada Allah dan mematuhi segala perintah-Nya.
Ketika Allah telah memerintahkan agar kaum Muslimin menghadap ke Ka'bah dalam salat, maka fitnah dan cemoohan dari orang yang ingkar itu tidak perlu dilayani, tetapi hendaklah kaum Muslimin bekerja dengan giat, beramal, bertobat dan berlomba membuat kebajikan.
Allah nanti akan menghimpun umat manusia untuk menghitung serta membalas segala amal perbuatannya, dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang dapat melemahkan-Nya untuk mengumpulkan semua manusia pada hari pembalasan.
Kebijakan Pemimpin ketika Menghadapi Masalah
Perlu ada pemimpin yang membuat kebijakan terbaik untuk umatnya. Agar tidak terjadi perselihan atau masalah berkepanjangan. Seperti masalah perekonomian, kesehatan, pendidikan, apalagi masalah pemerintahan. Juga perbedaan penentuan hari raya.
Saat ada perselisihan, peebedaan pendapat di antara umatnya maka adanya pemimpin sangat berperan untuk menunjukkan solusi terbaik. Memberi masukan, kebijakan yang adil, menjadikan dirinya keteladan dalam kebaikan dan kebenaran.
Bahkan, senantiasa mengajak umat untuk berlomba-lomba dalam menjalankan kebaikan dan ketaatan kepada Allah semata.
Wallahu a'lam bish shawwab
Tags
Opini