Oleh: Ummu Fatih
Sebelum daulah tegak, kondisi umat Islam di Makkah benar-benar mengenaskan. Tindakan kafir Quraisy yang menentang ajaran Islam dilakukan dengan segala cara. Mulai mencaci, menghinakan, mengembargo, hingga membunuh. Terutama para budak yang masuk Islam, nyawa mereka ibarat tiada harganya di tangan majikan mereka yang membenci Islam. Dari sini kita bisa mengindra, phobia terhadap Islam sudah terjadi sejak 1400 tahun yang lalu. Kisah pengorbanan keluarga Yasir dan Sumayyah yang menyayat hati korban dari kebencian terhadap Islam. Kekejaman kaum kafir Quraisy disebutkan dalam QS Al- Anfal, 8:30.
"Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya."
Demikian segala upaya yang mampu dilakukan oleh orang yang phobia terhadap Islam.
Berbanding terbalik dengan kondisi umat Islam setelah daulah tegak di Yatsrib/ Madinah. Umat Islam semakin besar kekuatannya. Bahkan hanya dengan pengiriman pasukan ekspedisi, daulah berhasil menguasai rute-rute perdagangan yang biasa dilalui kafilah kafir Quraisy hingga Makkah benar-benar ditaklukkan oleh daulah. Barulah kafir Quraisy "mengunci mulut dan mengikat tangan" tidak menyentuh Islam.
Berkaca dari contoh diatas, phobia terhadap Islam subur di tempat yang menghendaki kecintaan terhadap kekuasaan/kedudukan dan status sosial. Padahal, sejatinya kekuasaan itu berarti tanggung jawab besar. Jika ada satu saja rakyat terzhalimi, maka neraka bagi si penguasa. Juga terjadi pada tempat yang menuhankan uang/materi sebagai standar kebahagiaan. Sehingga mereka berpikir jika membela Islam, mereka akan kehilangan materi, uang dan mata pencaharian. Padahal Allah Maha Kaya yang memberikan seluruh umat, baik kafir, muslim hingga hewan di lubang-lubang kecil. Terakhir, islamophobia berkembang di tempat yang taklid kepada nenek moyang. Sama halnya dengan kafir Quraisy yang taklid buta dengan nenek moyang mereka, umat saat ini masih taklid dengan ajaran dan kesepakatan-kesepakatan yang bertolak belakang dengan Islam.
Rasulullah bersabda:
“Akan muncul suatu kaum dari umatku yang pandai membaca Al Qur’an, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula salat kalian daripada salat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca Al Qur’an dan mereka menyangka bahwa Al Qur’an itu adalah (hujjah) bagi mereka, tetapi ternyata Al Qur’an itu adalah (bencana) atas mereka. Salat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya”. (HR Muslim 1773)
Islamophobia saat ini tidak hanya diidap oleh orang kafir, tetapi juga diidap oleh umat muslim sendiri yg menghendaki Islam hanya sebatas rukun Islam saja, bukan sebagai mabda'. Maka, perlu meneladani Rasulullah untuk menangkal islamophobia ini. Diperlukan daulah yang mengemban risalah Islam secara kaffah. Dengan kata lain, hanya negara yang mampu mengatasi islamophobia dengan menerapkan hukum dan sanksi berdasarkan hukum Islam. Negara Islam ada perisai bagi keberlangsungan kehidupan Islami. Dakwah tanpa adanya daulah tidak mampu membendung arus Islamophobia yang dilancarkan secara terstruktur dan masif oleh musuh-musuh Islam.
Tags
Opini