Oleh : Maulli Azzura
Allah telah menciptakan beragam makhluk hidup di dunia melainkan tidak lebih untuk beribadah kepada Allah. Hal itu lah yang di yakini bagi orang-orang Islam di dunia.
Nyawa telah Allah berikan kepada manusia tidak lain dan tidak lebih hanyalah merupakan pinjaman yang sewaktu-waktu akan diambil pula oleh-Nya. Dan itu sudah tertulis dalam Lauful Mahfudz sebelum manusia tersebut di turunkan ke dunia.
Meraba dari kasus pembunuhan yang terjadi akhir-akhir ini sungguh memprihatinkan, semisal kasus polisi telah menangkap pelaku yang memutilasi seorang perempuan menjadi puluhan bagian di Kaliurang, Yogyakarta. Kasus pembunuhan diikuti mutilasi ini merupakan setidaknya yang ketiga dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, beberapa hari lalu, polisi juga menangkap pelaku pembunuhan yang memutilasi korban menjadi empat bagian di sebuah apartemen di Tangerang, Banten, lalu dibuang di beberapa lokasi berbeda. Di penghujung tahun lalu, polisi juga mengungkap pembunuhan yang diikuti mutilasi di apartemen Taman Rasuna, Jakarta. Motif dari ketiga mutilasi tersebut beragam, mulai dari masalah ekonomi hingga hubungan asmara. (newsindonesia.com 23/03/2023)
Penduduk Indonesia dengan mayoritas berkeyakinan Ketuhanan Yang Maha Esa menjadikan kekhawatiran yang mana manusia mulai bersikap kejam terhadap sesama tanpa belas kasihan. Kasus perkasus mencuat dan mengalir dengan derasnya seiring perkembangan zaman yang berteknologi canggih.
Sulit dipahami bila watak manusia kini menyerupai binatang yang tega dan begitu sadisnya dalam berekspresi melakukan tindak kriminal. Namun hal yang demikian seolah-olah menjadi biasa dan akan menjadi angin lalu.
Patut kita analisa, apa yang menjadi sebab manusia begitu tega berbuat kejahatan? Tentu hal ini tidak lepas dari sistem sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Kapitalisme menjadikan HAM sebagai kebebasan dimana manusia bisa mengekspresikan hal itu sesuai keinginannya. Menjadikan manusia-manusia jauh dari sang penciptanya dan menumbuhkan rasa hilang dari perikemanusiaan.
Masyarakat dan lingkungan juga enggan berkomentar selama itu bukan masalahnya. Ketidakpedulian sesama manusia merebah dan hilang rasa cinta karena Allah SWT. Seperti itulah gambaran sistem yang terjadi saat ini. Maka masihkah kita enggan berpikir bahwa solusi sistematis bukanlah hukum yang tidak membuat jera, melainkan solusi sistematis yang menyeluruh setara dengan daulah Islam yang mengatur segala hukum dan aturan dengan berlandaskan Islam yakni Al-Qur'an dan Sunnah.
Wallahu A'lam Bishowab