Muslim Terbesar, Mengapa Tak Sejahtera?





Oleh. Lilik Yani (Muslimah Peduli Peradaban)

Muslim yang punya aturan langsung dari Allah, logikanya akan hidup sejahtera karena semua aktivitas berjalan sesuai sistem. Allah sudah menyiapkan sistem aturan terbaik yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah dan terbukti berhasil. 

Pemimpin pengganti Rasulullah atau khalifah juga tinggal menjalankan dan terbukti berhasil menyejahterakan umatnya. Jika kini muslim jumlah  banyak, tapi mengapa belum sejahtera?

Dilansir dari Okezone.com - Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Melansir laman World Population Review, populasi pemeluk agama Islam di Tanah Air mencapai 231 juta orang. Diketahui, Islam merupakan agama yang sudah ada sejak lama di Indonesia. Persebarannya sudah masif sejak era Kerajaan Samudera Pasai di sekitar tahun 1267. (19/01/2023)
 
Detik.com - Islam adalah agama terbesar kedua di dunia dengan populasi muslim mencapai 2 miliar. Islam juga merupakan agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Penyebaran Islam di berbagai negara membuat beberapa negara lain memiliki mayoritas muslim. Secara umum, negara mayoritas muslim adalah negara yang lebih dari 50% penduduknya beragama Islam.

Melansir laman World Atlas, saat ini ada sekitar 50 negara mayoritas muslim di dunia, meskipun jumlah pastinya bisa berbeda dari beragam survei dan sumber yang ada. Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak dan terbesar di dunia dengan 231 juta orang (per data World Atlas 2021). Sementara persentase penduduk muslim di Indonesia hanya mencapai sekitar 86,7% dari total populasinya.

Adapun untuk negara dengan persentase muslim terbesar, ada di negara Maladewa dengan 100% populasi. Ini artinya, seluruh penduduk di Maladewa adalah penganut agama Islam.
Peringkat kedua ada Mauritania dengan 99,9% populasi yang beragama Islam. Untuk peringkat ketiga ada Somalia dengan 99,8% populasi.

Muslim Terbesar itu Berasal dari Sel Satu

QS. An-Nisa Ayat 1

يٰۤـاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوۡا رَبَّكُمُ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ مِّنۡ نَّفۡسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالًا كَثِيۡرًا وَّنِسَآءً‌ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِىۡ تَسَآءَلُوۡنَ بِهٖ وَالۡاَرۡحَامَ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيۡبًا

Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.

Setelah pada surah sebelumnya Allah menjelaskan bahwa kitab suci merupakan petunjuk jalan menuju kebahagiaan dan bahwa inti seluruh kegiatan adalah tauhid, pada surah ini Allah menjelaskan bahwa untuk meraih tujuan tersebut manusia perlu menjalin persatuan dan kesatuan, serta menanamkan kasih sayang antara sesama. 

Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, mensyukuri karunia dan tidak mengkufuri nikmat-Nya. Dialah Allah yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu yaitu Adam, dan Allah menciptakan pasangannya yaitu Hawa dari diri-nya yakni dari jenis yang sama dengan Adam. 

Dan dari keduanya, pasangan Adam dan Hawa, Allah memperkembangbiakkan menjadi beberapa keturunan dari jenis laki-laki dan perempuan yang banyak kemudian mereka berpasang-pasangan sehingga berkembang menjadi beberapa suku bangsa yang berlainan warna kulit dan bahasa.

Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta pertolongan antar sesama, dengan saling membantu, dan juga peliharalah hubungan kekeluargaan dengan tidak memutuskan tali silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu karena setiap tindakan dan perilaku kamu tidak ada yang samar sedikit pun dalam pandangan Allah. Menjalin persatuan dan menjaga ikatan kekeluargaan adalah dasar ketakwaan yang dapat mengantarkan manusia ke tingkat kesempurnaan.

Di dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada manusia agar bertakwa kepada Allah, yang memelihara manusia dan melimpahkan nikmat karunia-Nya. Dialah Yang menciptakan manusia dari seorang diri yaitu Adam. Dengan demikian, menurut jumhur mufasir, Adam adalah manusia pertama yang dijadikan oleh Allah. 

Lalu dari diri yang satu itu Allah menciptakan pula pasangannya yang biasa disebut dengan nama Hawa. Dari Adam dan Hawa berkembang biaklah manusia. 

Kemudian sekali lagi Allah memerintahkan kepada manusia untuk bertakwa kepada-Nya dan seringkali mempergunakan nama-Nya dalam berdoa untuk memperoleh kebutuhannya. Menurut kebiasaan orang Arab Jahiliah bila menanyakan sesuatu atau meminta sesuatu kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah. 

Allah juga memerintahkan agar manusia selalu memelihara silaturrahmi antara keluarga dengan membuat kebaikan dan kebajikan yang merupakan salah satu sarana pengikat silaturrahmi.

Ilmu Hayati Manusia (Human Biology) memberikan informasi kepada kita, bahwa manusia dengan kelamin laki-laki mempunyai sex-chromosome (kromosom kelamin) XY, sedang manusia dengan kelamin wanita mempunyai sex-chromosome XX. Ayat di atas menjelaskan bahwa "manusia diciptakan dari diri yang satu dan daripadanya Allah menciptakan istrinya". 

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa 'diri yang satu itu tentu berjenis kelamin laki-laki, sebab kalimat berikutnya menyatakan, 'daripadanya diciptakan istrinya. Dari sudut pandang Human Biology hal itu sangatlah tepat, sebab sex-chromosome XY (laki-laki) dapat menurunkan kromosom XY atau XX; sedang kromosom XX (wanita) tidak mungkin akan membentuk XY, karena dari mana didapat kromosom Y? Jadi jelas bahwa laki-laki pada hakikatnya adalah penentu jenis kelamin dari keturunannya. Diri yang satu itu tidak lain adalah Adam.

Muslim Terbesar, Mengapa Tak Sejahtera? 

Pemerintah dan masyarakat masih harus bekerja keras meningkatkan kesejahteraan bersama. Sebab mayoritas masyarakat Indonesia yang merupakan penduduk Islam terbanyak di dunia, masih belum bisa dikatakan sejahtera.

Kita selalu bangga Islam di Indonesia adalah penduduk terbanyak di dunia. Tapi kita belum bisa mengatakan Islam Indonesia paling sejahtera di dunia, belum. Baru jumlahnya yang kita selalu banggakan.

Keadilan dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai dengan pendidikan, ilmu pengetahuan, inovasi, dan kerja keras. Adanya pemahaman agama yang baik juga harus diiringi dengan praktik agama yang baik, yakni dengan mengamalkan dan mengimplementasikan nilai-nilai agama

Dia menilai kehidupan keagamaan, moral, dan akhlak di dalam masyarakat saat ini pun masih belum seimbang. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya pejabat baik daerah maupun pemerintah pusat yang tertangkap tangan dalam kasus korupsi.

Di Indonesia jumlah muslim banyak tapi aturan yang dipakai dalam mengatur pemerintahan bukan aturan Islam. Aturan Islam diubah, dicocok-cocokkan dengan masalah yang dihadapi. Bukankah seharusnya aturan itu tetap, karena dari Allah Swt pastilah benar. 

Aturan dari Allah sudah diterapkan oleh Rasul dengan hasil gemilang. Kemudian diterapkan oleh khilafah pengganti Rasulullah, hasilnya juga luar biasa. Terus hingga berabad-abad lamanya. Jika ada tidak baiknya penerapan olek pemimpin, bukan karena aturannya yang tidak bagus. Namun, pemimpin yang menerapkan yang harus dievaluasi.

Demikian pula hingga saat ini. Mengapa muslim terbesar tapi tak sejahtera? Karena pemimpin tidak menerapkan syariat Islam. Aturan Islam dijauhkan dari umat. Pemimpin menerapkan sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. 

Bagaimana bisa sejahtera jika aturan yang dipakai untuk mengatur pemerintahan bukan aturan Allah? Seharusnya banyaknya muslim di negeri ini adalah aset yang menunjang untuk tercapainya kesejahteraan hidup.

Jika kenyataan masih jauh dari sejahtera, maka harus mau berubah. Pemimpin harus menggunakan aturan Islam untuk mengatur pemerintahan. Jika tidak, maka harus bersiap menerima kenyataan hidup makin susah, beban makin bertambah dan makin jauh untuk merasakan sejahtera. 

Wallahu a'lam bish shawwab


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak