Oleh: Auliyaur Rosyidah
Indonesia menyetop sementara impor sapi dari empat peternakan di Australia yang positif terindetivikasi terpapar virus LSD. LSD atau Lumpy Skin Desease adalah penyakit kulit yang menyerang sapi. Penyakit LSD ini telah merugikan para peternak di Indonesia. Pasalnya, LSD ini telah masuk ke Indonesia sejak tahun lalu pada bulan Februari dan telah dinyatakan sebagai endemic. Ditambah dengan masuknya sapi impor yang ternyata terindikasi berpenyakit LSD tersebut, maka angka kasus dan penyebaranya tentu menjadi lebih tinggi.
Ketua Umum Perhimpunan Peternak sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Nanang Purus Subendro mengataka, virus LSD tidak kalah merugikan dibandingkan dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sempat merebak juga di Indonesia tahun lalu, meski penyebarannya lebih lambat. Penyakit ini memiliki presentase kesembuhan 90%. Namun setelah sembuh, kulit sapi yang rusak tidak dapat dijual dan berat sapi juga susut sehingga membuat nilai ekomoninya berkurang.
Menghadapi permasalahan ini, pemerintah Indonesia sajauh ini hanya memberikan solusi berupa pen-distribusi-an vaksin. Menurut Nanang, program vaksinasi tidak bisa lagi ditawar jika bicara soal penanganan LSD dalam negeri. Artinya, hal tersebut memanglah suatu keharusan. Namun hingga saat ini, para peternah belum melihat keseriusan pemerintah dalam melakukan penanganan yang dijanjikannya. Nanang menemukan bahwa vaksinasi jumlahnya sangat jauh dari memadai. Pemerintah menganggap LSD tidak berbahaya. Padahal kenyataannya para peternah sekarang sudah menjerit tidak karuan karena dampak LSD ini.
Bukan suatu negara yang baik bila ia mengabaikan persoalan rakyatnya. Di dalam islam, kekuasaan adalah kemuliaan jika digunakan untuk menegakkan agama Allah swt, dan mengurusi kemaslahatan umat manusia. Kekuasaan yang selalu disebut-sebut sebagai puncak politik menjadi incaran segolongan orang untuk memenuhi ambisi dan kesenangan pribadinya. Sehingga tak jarang, politik dianggap sebagai hal kotor yang tidak bisa disandingkan dengan agama.
Padahal, dalam Islam politik adalah sebuah aktivitas mengurusi umat. Segala hal yang berkaitan dengan mengurusi urusan umat disebut dengan politik, terutama bila itu dilakukan oleh pemangku jabatan penguasa. Bagaimana bisa agama islam yang amat detail mengatur hidup manusia melewatkan perkara politik, sedangkan politik itu sendiri tidak lepas dari urusan atur mengatur.
Jika sebuah musibah menimpa suatu kaum, itu berarti dua hal. Antara dia adalah sebagai ujian atau sebagai teguran, mungkin juga kedua-duanya sekaligus bersamaan. Musibah menyebarnya penyakit LSD pada sapi yang dialami oleh para peternak tersebut tentu menjadi cobaan tersendiri bagi mereka, namun juga ujian bagi negara. Mampukah ia menyelesaikan masalah tersebut secara efektif tanpa berlarut-larut.
Pun halnya, musibah ini juga mungkin sebagai teguran bagi kita. Tatkala kita mengabaikan perintah Allah swt. untuk menegakkan hukum-hukumnya secara kaffah (sempurna) dalam perundang-undangan negara. Sebab realitanya, negara kita masih jauh dari penerapan hukum-hukum Allah swt. Buktinya, riba masih marak, miras tidak dilarang, pergaulan bebas merajalela, terjadinya jual-beli hukum, korupsi, dan lain sebagainya. Alangkah baiknya jika dengan teguran yang ringan ini, kita semua segera sadar. Sebab bila tidak, apakah kita mampu menghadapi teguran yang lebih besar? Jadikan kisah kaum para Nabi terdahulu sebagai Pelajaran bagi kita, bukan hanya sebagai dongeng fana yang sama sekali tidak direnungkan. Allah swt. berfirman:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ
“Barang siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya adalah penghidupan yang sempit” (Q.S Taha: 124)
Tags
Opini