Liberalisasi Pergaulan Merusak Remaja



Penulis Maya Dhita
Pegiat Literasi

Anak-anak lebih mudah meniru apa yang dilihatnya. Entah itu dari apa yang dilihatnya di internet, lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat, jika secara berulang-ulang dia dapatkan dengan atau tanpa disertai ilmu, maka akan membentuk pemikiran tersendiri sesuai tingkat pemahamannya.

Hal ini akan menjadi buruk saat sesuatu yang masuk ke dalam otaknya adalah hal buruk tanpa disertai pemahaman yang benar. Kesalahan dalam pemahaman ini akan melahirkan perilaku yang buruk. 

Anak dan remaja saat ini hidup dalam lingkungan yang tidak kondusif, di mana gempuran budaya Barat yang jelas menganut paham kebebasan menyerang dari segala penjuru. Apalagi anak-anak saat ini tidak bisa lepas dari gadget. Dari sinilah segala macam kerusakan bersumber. Meski tak dapat dimungkiri bahwa dari sini juga segala macam informasi, ilmu, dan segala macam penunjang kehidupan berasal.

Budaya Barat itu telah menyebarkan berbagai bentuk virus kebebasan. Kebebasan berekspresi, berpendapat, bertingkah-laku sehingga membentuk karakter remaja yang tidak suka di atur. Mulai dari gaya berpakaian, gaya bergaul, dan gaya hidup lainnya yang jauh dari identitas mereka sebagai seorang muslim.

Banyaknya tontonan seputar gaya berpacaran selebriti, film-film percintaan yang mengumbar kemesraan. Ditambah banyaknya konten pornografi dan pornoaksi yang berseliweran di beranda yang bahkan muncul dengan sendirinya tanpa dicari. Segala bentuk rangsangan syahwat membuat remaja yang sedang berkembang hormon reproduksinya tidak mampu menahan gejolak dalam dirinya dengan lawan jenis. Sehingga kebanyakan mereka memilih menyalurkan syahwatnya dengan jalan yang haram.

Inilah dampak dari bebasnya pergaulan remaja. Banyak pelajar yang hamil di luar nikah akibat gaya berpacaran bebas. Ini ditunjukkan dari meningkatnya jumlah pengajuan dispensasi nikah. Misalnya di Tulungagung, sedikitnya 372 anak di bawah 19 tahun mengajukan dispensasi nikah ke pengadilan agama. Meski tak semua akibat hamil duluan, tetapi sebagian besar karena faktor tersebut. Data ini tercatat dalam kurun waktu Januari hingga Desember 2022. (projatim[dot]com, 16/1/2023)

Benarlah apa yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim, “Tidak diragukan lagi bahwa membiarkan kaum perempuan bergaul bebas dengan kaum laki-laki adalah biang segala bencana dan kerusakan, bahkan ini termasuk penyebab (utama) terjadinya berbagai melapetaka yang merata. Sebagaimana ini juga termasuk penyebab (timbulnya) kerusakan dalam semua perkara yang umum maupun khusus. Pergaulan bebas merupakan sebab berkembangpesatnya perbuatan keji dan zina, yang termasuk sebab kebinasan massal (umat manusia) dan wabah penyakit-penyakit menular yang berkepanjangan.”

Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang mampu menjaga agama, akal, jiwa, harta, keturunan. Yaitu sistem yang menerapkan aturan yang berasal dari Allah. Sistem Islam yang menerapkan syariat Islam secara menyeluruh.

Apalagi yang mampu membendung arus liberalisasi pergaulan jika bukan sistem Islam?

Dalam Islam interaksi antar lawan jenis sangat dijaga. Adanya dalil yang jelas dalam Al-Qur'an dan hadis yang mengatur hal-hal ini.
Larangan untuk mendekati zina.

Janganlah kalian mendekati zina. Sungguh zina itu tindakan keji dan jalan yang buruk.” (QS Al-Isra: 32)

Adanya larangan untuk melakukan ikhtilat atau campur baur kecuali dalam tempat yang tidak dapat dihindari, seperti pasar, sekolah, dan rumah sakit.

Larangan untuk berkhalwat atau berduaan bagi yang bukan mahram. 

“Janganlah sekali-kali seorang pria dan wanita berkhalwat (berdua-duaan), kecuali jika wanita itu bersama mahramnya.” (HR Bukhari)

Di samping itu terdapat kewajiban untuk menutup aurat, menjaga pandangan, pergi atas seizin suami, dan berbagai aturan lainnya yang tentu saja menjaga kemuliaan interaksi lawan jenis.

Memang benar hanya sistem Islamlah yang mampu menjaga generasi kita dari segala pengaruh buruk budaya asing. 

Hanya Islam yang mampu menjaga fitrah manusia dalam memenuhi naluri untuk melestarikan keturunan secara halal dengan jalan pernikahan. Wallahualam bissawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak