Kelaparan di Papua yang Kaya Akan SDA




Oleh : Eli Supriatin



Miris, kelaparan yang terjadi di Papua sampai menghilangkan nyawa. Krisis yang terjadi di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Papua Tengah ini terus berulang. Kali ini krisis kelaparan disinyalir dipicu karena bencana kekeringan.

Menyoroti hal di atas Direktur Pamong Institute Drs. Wahyudi al-Maroky, M.Si. sebagai orang yang lahir dan besar di Papua merasa sedih. Menurutnya, visi negara melindungi rakyat telah gagal, apapun alasannya sulit diterima bagi orang yang beradab melihat situasi di era modern ini ada orang mati karena kelaparan. Banyaknya transportasi, banyaknya sumber makanan diberbagai negri dan lagi pula Papua adalah daerah yang kaya akan SDA. Adapun sulitnya transportasi ataupun alasan keamanan tidak bisa dijadikan alasan untuk membenarkan pembiaran kelaparan ini.

Ironis memang, Papua yang kaya akan SDA, bahkan ada PT freeport yang berdiri kurang lebih sudah 56 tahun, namun rakyatnya kelaparan hingga menyebabkan kematian. Ini menggambarkan adanya ketimpangan di wilayah Papua yang sejatinya memiliki kekayaan yang melimpah.

Inilah dampak ketika memilih sistem ekonomi yang tidak tepat. Dalam hal ini Sistem ekonomi Kapitalisme yang menghendaki negara tidak ikut campur dalam hak kepemilikan apapun. Tugas negara hanya sebagai pembuat kebijakan (regulator) yang memuluskan para korporat menguasai SDA yang notabene milik rakyat. Akibatnya terjadi kesenjangan yang semakin menganga antara rakyat dan pemilik modal.

Berbeda dengan Islam yang memiliki konsep kepemilikan SDA yang mengusai hajat publik dan memiliki deposit yang terus mengalir menjadi kepemilikan milik umum. Dan diharamkan untuk dikuasai individu atau korporasi. Namun negaralah yang wajib mengelola untuk kesejahteraan rakyatnya.

Dalam Islam, melalui sistem ekonomi dan politiknya akan mendistribusikan hasil pegelolaan kekayaan milik rakyat disemua wilayah berupa jaminan pemenuhan kebutuhan dasar rakyat, seperti pendidikan dan kesehatan. Selain itu Sandang papan pangan pun dipenuhi dengan mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan untuk menghindari terjadinya kelaparan termasuk ketika terjadi kekeringan dengan sebab apapun.

Dengan begitu, hal seperti ini pun akan bisa terhindari. Rakyat akan terurusi dengan benar, kesejahteraan pun terjamin. Sudah saatnya kita mengganti sistem ini dengan sistem yang tepat yakni Islam.

Wallahu 'alam bish shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak