Oleh : Hj. Sopiah
Kekeringan saat ini sedang melanda beberapa wilayah di Indonesia termasuk Papua. Dari berita yang diterima bahwa bencana ini menyebabkan 6 orang meninggal di Papua. Namun sejatinya kejadian ini bukanlah semata-mata karena faktor cuaca saja tapi mirisnya mereka yang meninggal tersebut dikarenakan kelaparan.
Sungguh ironis di wilayah yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) justru rakyatnya meninggal karena kelaparan. Sebagimana semua tahu bahwa di Papua ada gunung emas yang apabila dikelola dengan benar oleh pemerintah maka bisa mensejahterakan bukan hanya rakyat di Papua tapi juga seluruh rakyat Indonesia. Namun faktanya emas tersebut dikeruk dan diserahkan kepada pihak asing dan pihak-pihak tertentu untuk kepentingan pribadi. Jelas ini membuktikan bahwa negara abai terhadap tugas utamanya yaitu melayani rakyat dan memastikan bahwa semua kebutuhan rakyat dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya.
Hal ini menjadi bukti bahwa negara gagal dalam melindungi rakyatnya. Apapun alasan pembelaan pemerintah terhadap kejadian tersebut tetaplah tidak dapat dibenarkan karena dengan segala perangkat yang negara miliki harusnya dapat menjaga keselamatan rakyatnya di wilayah manapun karena mereka adalah warga negara yang wajib hukumnya untuk dilindungi dan diselamatkan di seluruh aspek kehidupan. Karena rakyat merupakan tanggung jawab negara.
Sebenarnya solusi untuk permasalahan ini hanyalah dengan menerapkan sistem Islam dalam segala aspek kehidupan, karena hanya Islam yang memiliki aturan yang lengkap tentang pengurusan kenegaraan dan semua hal. Islam mengatur bagaimana seharusnya penguasa mengurusi rakyatnya. Karena kepemimpinannya tersebut nanti akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat. Dan hanya penguasa dan perangkat negara yang bertakwa yang dapat menjalankan itu semua sengan sistem yang sempurna yaitu Islam. Hanya dengan penerapan syariat Islam dalam bingkai daulah Islamiyah maka keberkahan kehidupan akan terwujud untuk semua rakyat baik muslim maupun non muslim. Karena Islam rahmat bagi semesta alam.
Wallahu’alam.