Oleh : Maulli Azzura
Kelaparan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, memakan korban jiwa enam warga dan berdampak pada sedikitnya 7.500 orang. Kejadian ini dipicu kekeringan di daerah itu selama dua bulan terakhir. Kondisi kesehatan warga terdampak semakin anjlok. Alasannya, demi mendapat bantuan makanan di Distrik Sinak, warga harus berjalan selama dua hari. Distribusi makanan belum maksimal karena terkendala masalah keamanan. (nusantara.com 27/07/2023)
Cuaca ekstrim menjadi salah satu alasan mereka mengalami kekeringan dan kurangnya bahan makanan. Miris sekali melihat saudara-saudara sebangsa setanah air sampai tersiksa menahan lapar dan haus karena tiada nya makanan yang sampai pada lokasi mereka.
Entah apa yang ada digambaran kita bila daerah setempat mengalami kekeringan dan kelaparan, pendidikan yang pasti terkendala, jaminan kesehatan yang mungkin juga tidak ada. Padahal jika digali lebih dalam, papua memiliki SDA yang melimpah, dan PT Freeport terbesar juga ada disana, lantas mengapa hal yang semacam itu tidak menjadikan rakyat papua maju dan kaya ?. Bukankah Indonesia sudah merdeka dari tahun 1945 ?. Maka inilah yang dimaksud dengan tidak meratanya sistem ekonomi dan politik yang tepat sehingga bisa menimbulkan bahaya bagi rakyat setempat.
Tentu hal ini harusnya mendapatkan perhatian lebih, mengingat penerbangan ke lokasi tidak dapat dijangkau, terlebih lagi karena keamanan disana pun masih minim karena ulah KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) masih menghantui. Sungguh tidak layak bila daerah kaya SDA tapi masih tetap mengalami kemiskinan. Ini disebabkan karena tiadanya pemimpin yang amanah dan bertanggungjawab seutuhnya pada kepentingan rakyat. Lagi-lagi kapitalisme sekuler menyuguhi masalah yang tidak mampu diatasi, sehingga berlarut-larut menjadikan rakyat menderita.
Rakyat hanya bisa menyaksikan gunung emas di papua habis, dikeruk oleh asing dan hanya bisa gigit jari tanpa bisa menikmati kekayaan alam melimpah yang ada di negri. Maka jelas bahwa dasar dari ekonomi kapitalisme adalah maslahat dan manfaat yang hanya menguntungkan bagi pemilik modal, bukan rakyat.
Dan ini sangat berbeda dengan Islam, yang mana Islam akan mengatur kepemilikan sesuai dengan aturan yang membedakan antara kepemilikan umum dengan kepemilikan individu. Islam memiliki sistem ekonomi politik yang mensejahterakan semua wilayah, tanpa melihat potensi wilayah. Islam memelihara dan melindungi kehidupan Ekonomi agar tetap stabil. Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, islam juga memberikan solusi terhadap masalah kemiskinan. Bahkan Islam lebih detail mengatur kepemilikan individu sehingga masyarakat layak mendapatkan pemenuhan kebutuhan tanpa terkecuali.
Wallahu A'lam Bishowab