Oleh : Yuke Octavianty
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
Kabel optik bekas yang berantakan mengundang banyak masalah. Kendaraan terjerat kabel, hingga pengendara yang terbelit saat mengemudi di jalan raya. Tentu saja, hal ini bukan masalah ringan.
Kabel Semrawut Tak Segera Diatasi, Kapitalisme Menuai Masalah
Kecelakaan di Jakarta salah satunya. Kabel optik bekas di ruas jalan Palmerah telah menyebabkan tewasnya pengemudi ojek online karena terjerat kabel saat mengemudi (tempo.co, 6/8/2023). Masalah ini pun mendapatkan perhatian dari Pejabat Gubernur Jakarta, Heru Budi. Heru memastikan kabel-kabel tersebut akan segera dirapikan. Heru pun meminta agar provider kabel optik segera merapikan dalam jangka waktu satu bulan. Jika tidak, akan segera dilakukan penindakan tegas berupa pemotongan kabel. Dan pembersihan akan dilaksanakan Dinas PUPR setempat.
Tak hanya di Jakarta, di Bogor pun kabel optik bekas tampak semrawut. Tak hanya semrawut, kabel-kabel ini pun mengundang maut. Dilansir dari sindonews.com, 6/8/2023, sebanyak 30% fiber optik adalah kabel bekas. Pemerintah Kota Bogor meminta agar para provider segera merapikan kabel-kabel yang berantakan. Selain mengundang bahaya, kabel-kabel ini memberikan pemandangan yang tidak nyaman.
Keengganan perusahaan pemilik untuk membereskan disinyalir dapat mengurangi beban biaya produksi. Kabel-kabel sengaja tak dirapikan demi menghemat ongkos biaya bongkar. Alih-alih mengurangi biaya produksi, justru kabel yang semrawut mengundang kecelakaan mengerikan. Peraturan Daerah tentang Utilitas masih dalam proses penggodogan. Belum bisa digunakan untuk menjerat para provider "nakal" yang tidak segera merapikan kabel.
Inilah konsep kapitalisme. Konsep yang hanya mengutamakan untung rugi secara materi. Tidak peduli resiko yang ditimbulkan. Padahal nyawa bisa jadi taruhan. Konsep kapitalisme tak mampu menjaga keamanan nyawa individu. Negara pun seolah tak peduli pada fakta yang ada. Korban sudah terjerat, peraturan baru dibuat. Kepemimpinan ala kapitalisme pun hanya mampu sebagai regulator saja. Tidak mampu menetapkan sanksi tegas bagi perusahaan-perusahaan yang membandel.
Semestinya negara segera menindak tegas provider bermasalah yang tidak mau membereskan kabel-kabel bekasnya. Karena kabel-kabel ini berpotensi mengundang bahaya bagi setiap orang yang melintas.
Islam, Menjaga Nyawa Rakyat
Konsep Islam menetapkan bahwa penjagaan nyawa rakyat adalah prioritas utama. Masalah apapun yang berpotensi mengancam nyawa rakyat, wajib diatasi oleh negara. Baik melalui regulasi, ataupun sanksi tegas, harus ditetapkan.
Islam dalam wadah Khilafah akan menjaga nyawa rakyat seoptimal mungkin. Institusi Khilafah yang menetapkan syariat Islam dengan kaffah, akan membentuk usaha preventif atau pencegahan agar masalah tak terjadi. Dan hal ini hanya bisa dilakukan oleh negara. Sistem Islam-lah satu-satunya perisai yang menjaga nyawa rakyat. Pemimpin yang ada dalam sistem Islam adalah pemimpin amanah yang tidak menghitung-hitung keuntungan. Semua disandarkan pada konsep syariat Islam atas dasar ketundukannya pada aturan Allah SWT.
Rasulullah SAW. bersabda,
"Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, di mana kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin." (HR. Muslim).
Khalifah akan menindak tegas setiap pelanggaran yang dilakukan. Apalagi pelanggaran yang ada dapat mengancam nyawa.
Terkait dengan semrawutnya kabel, semestinya sejak awal negara mampu mengantisipasi. Jangan sampai, usaha dan regulasi baru dilakukan saat korban telah berjatuhan. Pembenahan seharusnya dilakukan sejak awal.
Islam-lah satu-satunya pondasi yang mengatur dan menjaga keamanan nyawa setiap warga negara dengan sempurna. Dengannya, nyawa rakyat terpelihara dalam aturan terbaik. Demi kehidupan yang terjamin keamanannya.
Wallahu a'lam bisshowwab.