Oleh : Maulli Azzura
PT Pertamina (Persero) menjamin bahwa ketersediaan LPG subsidi 3 kilogram (kg) dalam kondisi aman, meskipun saat ini terjadi peningkatan konsumsi di berbagai daerah. Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, demi menjaga stok LPG, perusahaan akan melakukan pemantauan penyaluran LPG dan turut bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk memastikan ketersediaan pasokan serta penyaluran LPG 3 kg bersubsidi tepat sasaran. (tirto.id 25/07/2023)
Kabar bahwa kelangkaan LPG menjadikan warga ekonomi menengah kebawah was-was. Bagaimana tidak?. Bisa dipastikan bahwa LPG adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun bila pemerintah tidak bisa memenuhi kebutuhan tersebut, maka dipastikan kesulitan rakyat makin meningkat.
Diharapkan masyarakat bisa turut berperan aktif dalam membantu Pertamina untuk menjaga kestabilan pasokan LPG di seluruh wilayah Indonesia dengan dalih Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Lantas apa yang menjamin hal tersebut akan sukses menjadikan rakyat sejahtera dan lepas dari berbagai macam kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari ?.
Kembali lagi mengingat bahwa negara ini adalah negara zamrud katulistiwa, tetapi kekayaan alamnya yang melimpah ruah, namun rakyatnya masih harus mengais-ngais demi memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Sungguh ironis bahwa SDA melimpah malah tidak mampu membuat rakyat menikmati hasilnya. Inilah kehidupan dalam lingkup kapitalisme yang mendasarkan segalanya dengan asas manfaat semata. Mencari keuntungan pribadi dengan menjadikan SDA sebagai ladang bisnis bagi para penguasa dan pengusaha. Sistem kapitalisme sengaja mengerderdilkan peran negara dalam melayani kebutuhan rakyatnya karena para kapitalis menempatkan rakyat sebagai beban APBN yang mengakibatkan subsidi di kurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya rakyatlah yang terkena imbas membeli dengan harga mahal demi terpenuhi kebutuhan hidup.
Semua itu terjadi karena paham sekulerisme yang sudah mendarah daging di negri ini. Pemisahan agama dengan kehidupan selalu menjadi pilihan demi terwujudnya tujuan-tujuan barat menjajah negri. Sungguh yang dapat memberikan solusi hanyalah sistem yang berlandaskan aturan dan hukum Allah, serta ajaran Rasulullah.
Dalam Islam BBM dan gas yang menjadi kebutuhan dasar rakyat akan disediakan dengan jumlah yang cukup dan diberikan dengan harga murah, bahkan gratis. Sebab Islam akan membedakan hak kepemilikan umum dna individu, jelas Islam akan mampu mengatur mana itu milik individu, dan mana itu kepemilikan umum yang memang harus di gunakan untuk kemaslahatan rakyat. Negara tidak memandang rugi menjual murah BBM dan gas kepada rakyatnya sendiri karena memang ini adalah hak rakyat.
Wallahu A'lam Bishowab