Dua Remaja Gabut, Hingga Menyebabkan Kematian?




Oleh : Agustina
 (Aktivis Dakwah Lubuklinggau)



Dua Remaja di Palembang, sumatera selatan, FF (18) dan MR (16) terlibat aksi duel dengan senjata tajam, duel tersebut sudah disepakati keduanya baik lokasi maupun senjata tajam yang digunakan. Aksi duel tersebut berujung tewasnya FF dengan luka bacok di dada (detik.com, 9/8/23).

Kasus diatas adalah salah satu contoh kenakalan yang marak terjadi ditengah tengah kalangan remaja. Tidak hanya perkelahian, kenakalan remaja lainnya  seperti sex bebas, narkoba, mabuk-mabukan, tawuran, pencurian bahkan sampai aksi pembunuhan pun kerap menjadi hal yang digandrungi oleh remaja. Seolah merasa keren mereka melakukan hal- hal itu tanpa memikirkan dampak buruk dari perbuatan tersebut.

Kenakalan remaja, saat ini semakin menggila dan disini kita butuh peran negara, masyarakat dan orangtua terutama peran seorang ibu, karena ibu adalah sebagai pendidik utama bagi anak - anaknya. Ketika kita melihat permasalahan remaja adalah karena mereka jauh dari agama - Nya. Orang tua seharusnya mendidiknya dengan memaham kan Islam kepada anak - anak nya, kini orang tua malah disibukan dengan urusan nya, untuk mencari nafkah dan orang tua pun jauh dari agama - Nya, sehingga orang tua tak mampu memberikan pemahaman terhadap anak - anak nya baik dan buruk.

Inilah sistem sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Ini bukti nyata bahwa sistem saat ini tidak mampu memberikan solusi yang baik terhadap masyarakat, karena hukum dibuat oleh manusia itu lemah. Aturan yang dibuat oleh manusia hanya sesuai keinginan mereka, jika merasa diuntungkan maka diambil tetapi ketika tidak sesuai keinginan maka hukum tersebut diubah sesuai dengan keinginan mereka. 

Di sinilah semakin marak kejahatan yang dilakukan para remaja karena negara lepas tangan, tak bisa memberikan sanksi yang jelas terhadap pelaku kejahatan. Kejahatan pun semakin merajalela bahkan sekelas pejabat pun seolah tak bisa diberikan hukuman atas perbuatannya. 

Apakah sistem sekulerisme ini masih kita harapkan? Tentu tidak, karena ada hukum yang lebih lebih sempurna yaitu hukum yang mampu mengatasi problematika hidup kita yaitu dengan sistem Islam. Dalam pandangan Islam orang tua, mampu mendidik anak - anak nya, dengan memahamkan aqidah Islam yang kuat yaitu keyakinan terhadap Allah SWT, Al Qur'an, rasul serta hari akhir, agar tertancap dalam dirinya, agar melakukan segala sesuatu sesuai dengan hukum syariat Islam. Dalam Masyarakat anak - anak juga diberikan pemahaman yang berkaitan dengan pergaulan dan batasan nya. Dan perlu peran negara untuk menerapkan hukum - hukum yang sesuai dengan syariat Islam, karena keluarga dan masyarakat tak akan mampu mengubah lingkungannya, tanpa adanya peran negara yang menerapkan sistem Islam.

Islam mampu membuat pemuda menjadi generasi yang terhebat. Yaitu pada masa Rasulullah Saw, Zubair bin awwam (15 tahun) yang pertama kali menghunuskan pedang di jalan Allah. Diakui Rasulullah Saw sebagai hawari - nya. Dan Zaid bin Tsabit (13 tahun). Penulis Wahyu dalam 17 malam mampu menguasai bahasa Suryani, sehingga menjadi penerjemah Rasulullah Saw. Hafal kitabullah dan ikut serta dalam kodifikasi Al Qur'an.

Saat nya remaja, bangkit menuju kebangkitan yang hakiki, Jangan sia - siakan usia mu, isi lah hidup mu dengan ketaatan kepada Allah SWT dan Rasulullah Saw. Agar hidup lebih berarti, jangan terlena dengan kehidupan yang fana. Mari siapkan barisan perkokoh iman amalkan Islam hingga hidup bermanfaat.

Wallahu a'lam bish-shawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak