Oleh : Sari Purnama C
Baru saja umat Islam di seluruh dunia menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriyah. Berbagai kegiatan bernuansa Islami diadakan. Kajian Islam, lomba-lomba Islami untuk anak anak, berkisah tentang Sirah Rasululllah saat peristiwa hijrah dan kegiatan lainnya.
Alhamdulillah semakin hari masyarakat semakin tahu dan antusias dalam menyambut tahun baru Islam. Tetapi sayang sungguh sayang banyak umat Islam tidak mengetahui apa makna dari menyambut datangnya Tahun Baru Hijriyah, apa pentingnya bulan Muharram bagi umat Islam sehingga dalam menyambut tahun baru Hijriyah ini hanya sekedar diisi dengan kesenangan, kemeriahan, kegiatan yang kurang bermanfaat bahkan kegiatan dengan mencampur adukkan agama Islam dengan adat, tradisi, kepercayaan atau aliran yang bertentangan dengan syariat Islam atau Sinkretisme
Sinkretisme menjadi salah satu problematika umat yang sampai saat ini masih banyak terjadi di tengah masyarakat. Salah satu bentuk praktiknya adalah kegiatan 'bersih desa' yang merupakan tradisi leluhur masyarakat Jawa yang dilaksanakan setiap tanggal 1 Suro (penanggalan Jawa) yang bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriyah.
Tradisi 'bersih desa' itu sendiri adalah ritual turun temurun sebagai ungkapan penghormatan dan terimakasih kepada danyang yang telah membabat desa. Dengan simbol dan kegiatan yang menyiratkan rasa syukur dan tolak bala melalui berbagai ritual dan sesaji yang dikemas dalam rangkaian acara.
Menurut Wikipedia dalam budaya Jawa, danyang adalah roh halus yang melindungi suatu tempat atau wilayah seperti pohon, gunung, mata air, bukit. Danyang dipercaya menetap di suatu tempat yang disebut punden. para danyang diyakini menerima permohonan orang yang meminta pertolongan.
Jelas ini adalah suatu bentuk kesyirikan yang diharamkan oleh Islam dan termasuk dosa besar. Ironisnya kegiatan semacam ini sangat masif digencarkan oleh pemerintah dengan narasi menghargai, melestarikan budaya lokal, tradisi, padahal bertentangan dengan ajaran Islam. Kemudian mereka mencampurkan kegiatan kesyirikan itu dengan rangkaian menyambut Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram. Tentunya hal ini yang akan membahayakan bagi umat Islam.
Umat Islam yang minim tentang tsaqofah Islam akan mengira bahwa inilah cara menyambut tahun baru Hijriyah. Mereka akan mengaggap ini sesuatu yang dibenarkan dalam Islam dan bagian dari Islam. Pemikiran semacam ini akan semakin menjauhkan umat Islam dari pemahaman Islam yang benar.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Baqarah ayat 42 : " Janganlah kalian mencampuradukkan kebenaran yang diturunkan kepada kalian dengan kebatilan yang kalian rekayasa dan menyembunyikan kebenaran tersebut sehingga keduanya tidak dapat dibedakan."
Momentum Tahun Baru Hijriyah
Momentum tahun baru Hijriyah seharusnya dimaknai sebagai pengingat kembali pada peristiwa hijrah sehingga memperdalam kepercayaan umat Muslim akan kebenaran akidah dan ideologi Islam. Pentingnya bagi generasi muda untuk mengingat moment perjuangan Rasulullah dan para Sahabatnya yang penuh pengorbanan luar biasa.
Juga menegaskan kembali pentingnya menerapkan akhlak mulia dalam kehidupan dengan merujuk pada Al-Qur'an. Hijrah dari perbuatan yang dimurkai Allah ke perbuatan yang diridai Allah. Kemudian menegaskan betapa pentingnya untuk hijrah dari sistem yang jahil (kapitalisme, sekulerime, liberal) menuju sistem Islam dalam mengatur segala aspek kehidupan.
Kenyataannya sekarang ini makna tahun baru Hijriyah yang sangat mendalam seolah tertutupi. Tertinggal, hilang tanpa makna dibalut dengan berbagai kemeriahan yang unfaedah bahkan tercampur dengan tradisi kesyirikan. Tentunya untuk membuat rangkaian kegiatan ini jelas mengeluarkan kas negara yang tidak sedikit.
Sekulerisme, memisahkan agama dengan kehidupan, sistem yang dianut negara saat ini, telah menjauhkan umat Islam dari memahami ajaran agamanya sendiri dengan benar. Sistem ini dikuatkan dan disebarkan ke umat dengan menggunakan narasi moderasi agama yang digaungkan pemerintah. Pelan-pelan umat Islam akan jauh dari pemahaman dan nilai-nilai islam yang benar. Dalam hal ini negara telah gagal dalam melindungi umat Islam untuk menjaga dan meneguhkan akidah umat Islam.
Hanya dengan kembali kepada ajaran Islam yang Kaffah umat Islam akan terjaga kembali akidahnya karena memang salah satu tugas negara dalam sistem Islam adalah menjaga dan melindungi akidah umat.
Dengan kembali kepada sistem Islam kaffah yang diterapkan dalam segala aspek kehidupan kita, umat akan merasakan dan memahami betapa agung dan mulianya bulan Muharram dan makna Tahun Baru Hijriyah. Wallahu a'lam bishawab