Riset, Bukan Tentang Materi atau Popularitas



Oleh : Ni’mah Fadeli
 (Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)


Rakyat menjadi bagian terpenting dari sebuah negara. Negara pun wajib memberikan fasilitas terbaik demi keberlangsungan hidup rakyatnya. Mulai dari kebutuhan dasar yang menyangkut makanan, pakaian dan tempat tinggal juga pelayanan di bidang kesehatan, pendidikan, keamanan dan seterusnya. Negara juga semestinya memberi fasilitas dan dukungan penuh atas hal-hal baik yang dihasilkan setiap individu, sebagai bagian dari warga negara apalagi jika berbagai penemuan dan teknologi baru tersebut bermanfaat langsung bagi masyarakat. Namun kerap kali hal tersebut tak terjadi di negeri ini. Berbagai temuan anak bangsa seakan tak berharga dan diabaikan oleh negara sehingga banyak dari temuan hebat tersebut justru di apresiasi dan dikembangkan oleh negara asing. Namun ada hal yang menjadi catatan penting untuk seorang anak bangsa adalah bahwa ia benar-benar berinovasi dengan ide atau temuan yang original dan bermanfaat bagi masyarakat. 

Seperti penemuan Nikuba, alat pengubah air menjadi bahan bakar yang dibuat oleh Aryanto Misel, pria asal Cirebon, Jawa Barat. Ia lebih memilih untuk mempresentasikan hasil temuannya tersebut di Italia. Aryanto menganggap bahwa pihak asing lebih tertarik pada temuannya dan bersedia memberi dana sehingga ia dapat mengembangkan riset yang ditekuninya. Aryanto juga menyatakan berniat menjual Nikuba seharga 25 milyar kepada Italia. (CNN Indonesia, 17/07/2023).

Sementara itu, Haznan Abimanyu, Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa siapapun boleh menjual hasil temuannya ke pihak mana saja sekalipun inovasi tersebut belum berlandaskan pembuktian uji ilmiah dari lembaga terpercaya. BRIN sebagai lembaga resmi di bawah pemerintah juga tak akan ambil pusing jika ada anak bangsa yang memilih menjual hasil temuan dan risetnya ke pihak asing. (CNN Indonesia, 15/07/2023).

Nikuba sendiri sebenarnya bukanlah sebuah inovasi yang benar-benar baru, sebelumnya telah ada alat dengan teknologi mirip yang dibuat oleh Joko Santoso. Air yang diubah menjadi energi telah menjadi kontroversi sejak lama dan menjadi perdebatan. Meski melimpah namun menurut banyak ilmuwan mengubah air menjadi hidrogen memerlukan banyak proses dan justru akan menimbulkan pemborosan. Hal ini dikarenakan energi yang dipakai untuk mengkonversi hidrogen jauh lebih besar dibanding energi yang dihasilkan. (Tribunnews, 16/07/2023). Semakin jelaslah bahwa Nikuba belum bisa dikategorikan sebagai sebuah penemuan dengan inovasi baru yang belum pernah ada. Manfaat yang dihasilkan juga masih diragukan bahkan dinilai menimbulkan pemborosan. 

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan? Dan langit bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (QS Al-Ghasyiyah: 17-20)

Begitu jelas bahwa Al Qur’an menuntun manusia agar senantiasa berpikir dan mengamati alam semesta yang telah Allah ciptakan. Dari proses berpikir dan mengamati tersebut akan melahirkan penemuan-penemuan baru yang akan mempermudah kehidupan manusia di masa yang akan datang. Dalam Islam, penelitian yang dilakukan bukan untuk mengejar materi atau popularitas demi dikenal banyak orang namun adanya kemaslahatan yang dapat diperoleh dari riset yang dilakukan. Begitu banyak ilmuwan Islam hebat yang menghasilkan inovasi karena pemahaman mereka akan Al Qur’an kemudian melakukan pengamatan dan penelitian terhadap berbagai ciptaan Allah sehingga menghasilkan teknologi yang berguna hingga hari ini.

Ilmuwan hebat di masa kejayaan Islam melakukan berbagai riset bukan untuk mengejar popularitas atau materi namun karena ingin mengamalkan isi Al Qur’an. 
Islam juga tidak membatasi rakyatnya melakukan penelitian dan akan memberi dukungan penuh selama penelitian yang dilakukan tidak melanggar syariat. Bahkan Islam akan mendorong para ilmuwan untuk senantiasa berkarya dan menghasilkan berbagai teknologi terbaru untuk kemaslahatan umat, kebutuhan dakwah juga jihad. Berbagai intensif demi kebutuhan riset akan disediakan negara. 

Betapa Islam akan mensejahterakan rakyat karena memang hanya berpedoman pada aturan Allah dan tujuan yang ingin diraih para pemimpin juga rakyat adalah hanya ridho-Nya. Tidak ada keinginan para pemimpin dalam Islam untuk mensejahterahkan diri sendiri seperti yang terjadi pada sistem kapitalis saat ini. 

Tak akan pula negara abai pada pencapaian rakyatnya dan adanya individu-individu yang  mengklaim temuan selain dari hasil risetnya hanya demi mengejar kekayaan pribadi atau popularitas semata.

Wallahu a’lam bishawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak