Penulis: Nabila sahida
Ramai kerusuhan di Prancis usai tewasnya seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun ditembak polisi pada Selasa (27/06/2023) malam. Aksi unjuk rasa diwarnaimenyalakan api membajar mobil, dan meghancurkan halte bus saat ketegangan meningkat antara polisi dan penduduk setempat.
Dilansir dari Antaranews bahwa, ibu dari korban remaja berusia 17 tahun bernama Nahel, yang ditembak oleh polisi Prancis, pada Kamis mengatakan bahwa dia yakin rasialisme menjadi motif kematian putranya.
Kejadian ini memunculkan pertanyaan tentang keburukan HAM yang digadang gadang oleh negara barat. Mengedepankan hak asasi manusia dalam sistem sekuler yang memisahkan agama dengan kehidupan, dan inilah yang membuat lahir rasialisme.
Para pemegang prinsip sistem ini merasa benar ditengah manusia lain. Dikarenakan adanya ikatan emosional. Perasaan yang tidak pernah puas terus menerus dalam memperluas kekuasaanya. Inilah yang membuat semakin tumbuhnya demokarasi kapitalisme. Demokrasi yang menyediakan manusia untuk membuat aturannya sendiri dalam mengatur kehidupan.
Sebaliknya dalam Islam, pemahaman rasisne ini tidak ada dalam ajaran Islam. Allah menegaskan bahwa, semua manusia sama dihadapan allah ta’ala dan yang membedakan hanyalah ketakwaannya saja. Seperti dalam surat al-hujurat ayat 13.
Dan ada pula dalam hadist Rasulullah SAW.
“sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati kalian.” (HR. Muslim, shahih muslim,12/427,no.hadis 4651)
Rasisme akan tetap ada di negara dengan konsep pemerintahan demokrasi, pemerintahan yang memihak kepada pemilik modal (kapitalis).
Dalam islam, islam adil memandang semua suku, ras, bangsa. Tidak adanya rasisme, bahkan memandang semua manusia sama di sisi Allah, menjadi alasan banyak orang memeluk Islam. Dan menjadi bukti bahwa Islam adalah agama satu-satunya yang benar di sisi Allah Subhanahu Wata’alaa.
Tags
Opini
