Pembakaran Al-Qur’an Terjadi Lagi



Oleh : Fenti


Atas nama kebebasan berpendapat dan berekspresi seorang pria asal Irak, yang tinggal di Swedia, Salwan Momika melakukan aksi pembakaran Al Qur’an. Ini bukan pertama kalinya dilakukan di Swedia. Sebelumnya seorang politisi, Rasmus Paludan melakukan hal yang sama.

Beberapa negara mengecam tindakan yang dilakukan oleh Momika, diantaranya dengan melakukan tindakan memanggil pulang duta besarnya, menolak menandatangani untuk bergabung dalam sebuah organisasi dunia dan tindakan-tindakan lainnya.

Dan lain halnya dengan apa yang disampaikan oleh seorang rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Profesor Komarudin Hidayat. Beliau mengatakan tidak usah direspon dengan marah-marah, tapi direspon saja dengan prestasi keilmuan seperti yang ditunjukkan oleh peserta muslimah di salah satu ajang pencarian bakat bertaraf internasional. Karena menurut Komarudin, Al Qur’an tidak akan hilang dan tetap hidup dalam perjalanan sejarah manusia.

Penistaan terhadap Al Qur’an tidak cukup hanya dengan kecaman saja atau membiarkan begitu saja karena yakin Al Qur’an tidak akan hilang dan tetap hidup. Perlu tindakan yang tegas agar tidak bermunculan Paludan dan Momika berikutnya.

Dalam Islam, agama adalah sesuatu yang wajib dijaga dan dimuliakan. Seperti yang pernah dilakukan oleh Khalifah Abdul Hamid, yang menindak tegas pada saat Perancis akan menggelar sebuah teater yang melecehkan Nabi Muhammad Saw.

Diperlukan sikap pemimpin kaum muslimin yang bersikap tegas dan berwibawa, sehingga agama tidak akan terhina, karena ada yang menjaganya.

Hanya dengan syariat Islam yang ditegakkan secara menyeluruh maka agama dan umat akan terlindungi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak