Negeri Rawan Bencana, Minim Mitigasi



Oleh Susanti Widhi Astuti, Spd.

Surabaya, CNN Indonesia. Bupati Lumajang Thoriqul Haq menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari, menyusul terjadinya banjir lahar dingin Gunung Semeru, yang menerjang beberapa desa di wilayahnya.
Berbagai bencana kembali terjadi, baik gempa bumi, banjir, maupun longsor dll, diberbagai wilayah tanah air.
Secara geografis, Indonesia adalah negara dengan banyak potensi bencana. Namun nampak tidak sadar bencana karena mitigasi bencana yang sangat lemah. Hal ini terbukti denagn adanya banyak korban benda maupun manusia. Dibalik berlimpahnya kekayaan alam Indonesia, ternyata negeri ini menyimpan potensi bencana.

Idealnya sebuah negara besar dengan jumlah penduduk yang banyak harusnya memiliki penangan bencana yang tepat dan baik agar tidak banyak menimbulkan kerugian. Semakin cepat penanganan dan persiapan tatkala bencana datang maka akan semakin sedikit korban jiwa serta kerugian material.

Akar persoalan Minim Mitigasi

Indonesia seolah gagap menanggulangi bencana. Ini semua diakibatkan karena tidak seriusnya pemerintah membuat anggaran belanja untuk penanganan bencana. Mitigasi bencana membutuhkan sejumlah biaya diantaranya: penyediaan alat berat dan ringan, penyediaan tenda darurat sementara yang layak pakai, obat-obatan, alas tidur dan perlengkapannya, perlengkapan mandi, peralatan makan skala besar untuk mencukupi para pengungsi, pakaian layak pakai, MCK, rumah ibadah sementara, penyediaan keamanan, dokter, perawat, serta termasuk proses healing dan recovery rakyat. Yang semuanya ini harus dipikirkan oleh negara dan merupakan tanggung jawab negara. Selain itu negara juga harus bisa menyediakan lapangan pekerjaan dan mengedukasi (membekali rakyat) dengan keahlian agar terutama para kaum lelaki yang sudah pulih untuk bekerja sesuai kemampuan.

Namun hari ini, justru diabaikan akibat kapitalisasi dan kepentingan politik. Seolah rakyat tak menjadi prioritas. Rakyat dibutuhkan dan diingat hanya jelang Pemilu. Akhirnya masyarakat berharap bantuan hanya pada asing dan negara justru lepas tanggung jawab dan membuka keran-keran kerja sama untuk penanganan bencana. Termasuk membolehkan relawan asing dan bantuannya masuk ke negeri kita. Padahal bisa jadi itu sarat dengan kepentingan penjajah, yang pasti "tidak ada makan siang gratis". Dan tentu mereka datang membawa misi-misi tertentu. Dan menjadi perhatian khusus aqidah kaum muslimin saat bencana terjadi. Dalam hal ini negara abai atas tugasnya sebagai pelindung rakyat.

Islam Hadir memberikan solusi dan perlindungan

Islam menjadikan negara sebagai pelindung atas rakyat, baik harta dan jiwa. Negara akan melakukan berbagai upaya secara maksimal untuk menjaga keselamatan warga dengan penuh tanggung jawab. Negara Islam kaffah tak lepas tanggung jawab bahkan tak akan berpangku tangan mengemis pada asing. Tetapi mempotensikan seluruh tenaga dan pikirannya agar rakyat mendapatkan penanganan yang layak.
Mitigasi yang dilakukan juga mempersiapkan seluruh kebutuhan pra dan pasca bencana. Menggunakan keuangan negara sesuai kebutuhan. Agar terjamin setiap jiwa dan harta warga negara dibawah naungan Islam.
Wallahu'alam bhi shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak