Oleh : Mawaddah_Sopie.
Dunia anak - anak dan generasi muda saat ini semakin rusak saja. Kasus kekerasan kerap kali terjadi. Entah itu kekerasan fisik, maupun psikis. Bahkan ada juga kasus yang sampai menghilangkan nyawa. Sungguh miris bukan? PR besar untuk kita semua.
Kasus teranyar mengenai penganiayaan terhadap David Ozora yang dilakukan Mario Dandy yang merupakan putra dari salah satu pejabat di negri ini. Persidangan perdana Mario Dandypun digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel).
Dalam persidangan itu, jaksa mendakwa Dandy dengan pasal penganiayaan berat berencana. Atas perbuatannya, Mario Dandy didakwa Pasal 355 Ayat 1 KUHP junto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP Subsider Pasal 353 ayat 2 KUHP junto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
Kemudian dakwaan kedua, Pasal 76 c jucto pasal 50 ayat 2 Undang-Undang No 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang No 23 Tahun 2002 te4 ke 1 KUHP. (m.bisnis.com.06/06/2023).
Dakwaan tersebut dikenakan. Dengan alasan karena perbuatan Mario sangat memgancam nyawa seseorang. Dan akibat perbuatan tersebut. David Ozora mengalami keterbelakangan fisik dan mental. Tidak hidup normal seperti biasanya.
Tak hanya kasus yang menimpa anak petinggi negri ini. Dikalangan rakyat biasapun kenakalan remaja sering kerap terjadi. Seperti kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, bahkan korbannya seorang balita. Belum lagi kasus anak yang melaporkan ibunya kepada pihak yang berwajib hanya karena ditegur soal pacaran. Kasus bullying yang tak kunjung usai di negeri ini. Ada lagi kasus anak kelas 2 SD yang tewas dikeroyok kaka kelasnya di Sukabumi. (kompas.com.20/05/2023).
Sungguh miris bukan? Kalau mau ditelisik. Semua itu terjadi karena sistem di negara kita mengadopsi sistem sekuler. Yang memisahkan aturan agama dalam kehidupan. Pendidikan agama hanya diajarkan beberapa jam saja dalam seminggu. Hingga anak kurang memahami aturan agama dan moral. Aturan agama hanya diterapkan saat ibadah ritual di mesjid-mesjid, dan rumah ibadah. Sementara saat diluar rumah ibadah, setiap orang termasuk anak -anak. Lumrah untuk melakukan kemaksiatan. Naudzubillah summa naudzubillah.
Selain itu ada juga faktor lain yang banyak mempengaruhi, baik dari segi kurikulum pendidikan maupun pola asuh di keluarga maupun di masyarakat.
Dan dalam hal ini ada peran negara juga. Yang ikut andil sehingga terjadi kerusakan moral generasi. Seperti kurang tegas menindak lanjuti konten dewasa dalam bentuk pornografi, kekerasan fisik dan psikis.
Semua itu dapat kita simpulkan. Bahwa semua terjadi karena sistem kapitalisme sekuler di adopsi di negri ini. Sehingga uang dijadikan sebagai standar kebahagiaan. Materi dan hawa nafsupun dijadikan tuhan.
Lantas bagaimana solusinya di dalam kaca mata Islam ?
Islam itu sendiri memiliki konsep yang unik untuk membina sebuah generasi. Yakni menjadikan keimanan sebagai landasan dalam setiap perbuatan, sehingga menjadi benteng yang kokoh agar terhindar dari perilaku kejahatan atau sadisme.
Islam memiliki mekanisme komprehensif dalam membangun kepribadian rakyatnya. Melalui pendidikan yang berbasis aqidah Islam. Aqidah Islam ini harus ditanamkan sejak dini. Dan jadi program negara dalam mendidik rakyatnya pula. Oleh karenanya dalam aturan Islam pendidikan itu gratis.
Semua itu bisa diwujudkan jika Islam diterapkan secara menyeluruh (kaffah) di dunia ini.
Tags
Opini