Oleh: Nur Laila
Polisi Prancis menangkap 1.311 orang diseluruh negeri saat demonstrasi brutal atas kematian seorang remaja. Sekitar 4.500 polisi yang didukung kendaraan lapis baja dikerahkan untuk serangkaian protes. Menurut Kementerian, dalam semalam ada 79 petugas keamanan termasuk polisi terluka. Kerusuhan dipicu setelah pemuda berusia 17 tahun keturunan Afrika Utara ditembak dari jarak dekat oleh seorang polisi. Polisi tersebut menghadapi investigasi formal dan sudah ditahan. Badan Perserokatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan keprihatinan atas penembakan brutal oleh polisi (Rebuplika.co.id, 02/07/2023).
Dengan nama kemanusiaan mereka merumuskan "Hak Asasi Manusia", agar manusia semua mendapatkan hak-hak hidup mereka. Namun karena peradaban Barat dibangun oleh sistem Sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan maka prinsip-prinsip yang dibangun berasal dari akal manusia. Karena itu rasialisme lahir karena sebagian manusia menganggap dari mereka lebih baik daripada manusia lain, Perasaan ini muncul karena ada ikatan emosional.
Syaik Taqiyuddin An nabhani dalam kitabnya Nidhamul Islam, menjelaskan bahwa ikatan emosional terjadi pada masyarakat primitif, taraf berpikir rendah, dan wawasan pemikiran sempit sehingga ketika ras atau keluarganya memiliki kekuasaan maka mereka ingin memperluas kekuasaannya dan terus ingin memperluas, perasaan seperti ini semakin bertambah subur dalam demokrasi kapitalisme. Sistem demokrasi memastikan manusia bisa membuat aturan, manusia bisa bersepakat merumuskan sebuah peraturan dan mereka pakai untuk mengatur kehidupan mereka dengan demikian rasisme akan terus bermunculan.
Berbeda dengan sistem demokrasi rasisme tidak ada dalam sistem Islam dan bukan ajaran Islam, meskipun Islam diturunkan di Arab. Allah menegaskan melalui lisan kekasihnya, Nabiyullah Shallallahu 'alaihi wassalam bahwa mereka tidak memiliki kelebihan apapun dibandingkan dengan non Arab, Allah menegaskan semua manusia sama dihadapan Allah ta'ala yang membedakan hanya ketaqwaan saja.
Firman Allah SWT:
"Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa, Sungguh, Allah maha mengetahui Maha teliti". (QS. Al Hujurat:13)
Dalam hadist Rosulullah SAW: Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Tuhan kalian adalah satu dan Bapak kalian juga satu (yaitu Adam), ketahuilah, tidak ada kemuliaan orang Arab. Begitu pula orang berkulit merah (tidaklah lebih mulia) atas yang berkulit hitam dan tidak pula yang berkulit hitam atas orang yang berkulit merah, kecuali atas dasar ketaqwaan (HR Ahmad dan al-Bazzar).
Karena itu pernah didapati ketika Khilafah tegak berdiri selama 1300 tahun berbagai ras suku, bangsa maupun warna kulit bisa hidup dalam kerukunan dan kesatuan salah satu buktinya adalah seorang ulama besar yang hidup pada masa kekhalifahan Bani Umayyah bernama Atha bin Abi Rabah. Beliau adalah seorang berkulit hitam milik Habibah binti Maisarah Hutsaim dan tinggal di Makkah. Sang tuan melihat potensi keilmuan Atha' yang luar biasa, kemudian Habibah memerdekakan Atha' agar bisa memperdalam ilmunya.
Atha' pun menjadi seorang ulama dari keilmuannya diakui oleh kekhilafahan Bani Umayyah. Atha' diangkat menjadi seorang Mufti untuk musim haji pada masa Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik, disamping itu Atha' juga diangkat sebagai penasihat Khalifah.
Islam mewajibkan negara menghormati agama lain dan mewujudkan toleransi sesuai tuntunan Islam yang mampu menyatukan berbagai Agama dalam satu kepemimpinan negara Khilafah. Allah ta'ala berfirman dalam surat Al Kafirun ayat 6, "Untukmu Agamamu, Untukku Agamaku".
Dalam kitab Daulah Islamiyah menegaskan bahwa warga Daulah terdiri dari Muslim dan non muslim. Dalam kehidupan politik mereka mendapatkan jaminan yang sama, layanan yang sama dan hak yang sama. Daulah Khilafah dilarang memaksa warganya yang non muslim untuk masuk agama Islam. Seperti apa yang dicontohkan Khalifah Umar bin Khattab, saat itu ada seorang wanita tua beragama nasrani dibantu oleh Khalifah melunasi hutang-hutangnya. Dan Khalifah Umar menanyakan "Mengapa engkau tidak masuk Islam" wanita tua itu berkata "Biarlah aku menjadi wanita terakhir dengan agama ini" dan Khalifah Umar merasa bersalah, padahal beliau hanya bertanya.
Begitu cara Khalifah meniadakan rasisme sehingga terwujudnya kesatuan dan persatuan diantara warga negaranya.
Sumber gambar: AtmaGo